54

365 30 5
                                    

"Gausah. Ini terlalu ketat." Keisya melewati baju yang telah Kemal pilihkan untuk Cinta. Dan Kemal hanya menggidikkan bahunya.

"Nah ini baru pas." Keisya tersenyum saat melihat gaun indah lagi syar'i yang ada dihadapan nya. Ia menyipitkan mata nya pertanda bahwa dia tengah tersenyum.

Kemal menaikkan satu alisnya, "itu?" tanya Kemal sedikit ragu.

Keisya mengangguk antusias, ia segera memberikan dres pengantin pada Kemal, namun Kemal hanya tersenyum.

"Kenapa nggak dicoba dulu?"

"Hah?"

"Kenapa nggak kamu dulu yang nyoba nya." Kemal memperjelas kalimatnya agar Keisya paham.

Sebenarnya Keisya sudah paham maksud Kemal, tapi dia takut telinga nya salah dengar.

"Ohh, gausah, menurut aku ini udah pas."

Keisya berlalu begitu saja dari hadapan Kemal. Padahal niat Kemal mau uwu-uwu memilih baju bersama Keisya namun gagal.

"Eh? Belum sah! Astaghfirullah." Kemal menggelengkan kepalanya pelan.

Kemal mengekor dibelakang Keisya sembari memasukkan kedua tangan nya kedalam kantung celana.

Setelah aksi pembayaran selesai mereka segera keluar dari tokoh tersebut. Keisya menatap sekitar, entah kenapa hari ini terasa cepat dan begitu menyejukkan. Keisya tidak pernah merasakan hari spesial seperti ini. Apa ini efek keberadaan Kemal? Tapi tidak mungkin.

"Aku ke toko seberang dulu ya, kalo aku belum kembali kamu duluan aja." Keisya tersenyum tulus tanpa Kemal ketahui. Seperti senyuman terakhir untuk Kemal yang bahkan Kemal tidak dapat melihat senyuman manis itu.

Keisya menatap lama Kemal, entah ini yang terakhir kali nya Keisya melihat Kemal atau tidak, yang pasti Keisya akan sangat merindukan wajah itu.

"Kemal, kamu baik-baik sama Cinta ya. Setidaknya jagalah kesehatan agar aku tak perlu khawatir disana," Ujar Keisya tanpa sadar.

Kemal tertawa pelan, seperti dirinya akan sakit saja.

"Kamu kenapa sih? Aku sehat, kamu tenang aja, aku bakalan jaga kesehatan dan juga jagain kamu hehe."

Keisya tersenyum, bahkan disaat dirinya bicara serius Kemal masih dapat menggombal.

"Aku kesana dulu ya, Assalamu'alaikum Kemal."

"Wa'alaikumussalam."

Keisya pergi menyebrang jalan, sedangkan Kemal membalikkan tubuhnya sambil tersenyum senang.

TIN!

TIN!

TIN!

BRAKK!!

"MBAK! MBAK GAPAPA?!"

"MBAK SADAR!!"

"MBAK!"

"PAK SEGERA PANGGIL AMBULANCE"

Mendengar suara keributan Kemal segera membalikkan tubuhnya. Penasaran apa yang terjadi, Kemal setengah berlari.

Melihat gaun berwarna Navy yang sama persis seperti Keisya pakai tadi membuat dada Kemal berdetak cepat dari biasanya.

"Nggak, nggak mungkin itu Keisya kan? Nggak, itu bukan Keisya, tadi Keisya pamit buat belanja ketokoh seberang."

Kemal segera mendekat kearah kerumunan. Seketika tubuhnya diam membeku, darah segar mengalir dijalan.

"Key," Lirih Kemal pelan. "gak mungkin, itu bukan Keisya, tadi Keisya baik-baik aja."

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang