27

464 51 4
                                    

Kamu pasti bisa, Allah menguji kamu karna kamu mampu. Tenanglah positif thingking kepada Allah, sudah saat nya kamu naik tingkat.

Takdir Cinta •

"Mas ... Asma, Mas. Asma .... Penyakitnya kambuh lagi, Hiks .... Hiks .... Hiks ...." Aisyah memukul-mukul lengan Wildan, ia meluapkan semua kesedihannya. Naya yang menelfon Wildan, dan mengatakan kalau penyakit Asma kambuh kembali, dengan cepat Wildan pergi kerumah sakit.

Sesampai dirumah sakit Wildan mendapati Istrinya tengah menangis di pelukan Naya, Wildan mendekat perlahan, dan melihat reaksi seperti itu dari Aisyah.

"Udah jangan nangis, kamu itu udah besar lho, malu tuh sama Naya, Kemal, dan juga teman-Nya Asma," Wildan mencoba untuk menenangkan Aisyah, tapi justru tangisnya semakin pecah.

"Maafin aku Mas ... Maafin aku dan suami ku ...." lirih Aisyah dalam tangisnya.

Wildan hanya mampu memeluk Aisyah, ia tidak sanggup jika disuruh mengingat kejadian malam itu. Rasanya seperti mimpi buruk, dan rasa bersalah menyelimuti Wildan, karena menyembunyikan penyebab kematian Umi nya. Hingga Keisya pun harus ikut merasakan sakit yang luar biasa, yaitu gangguan mental akibat trauma yang terlalu berat.

Hari sudah semakin larut, Wildan menyuruh Naya, Kemal dan Zacky untuk segera pulang. Karena takut terjadi apa-apa nanti dijalan.

"Naya, Kemal, Dan Zacky, terima kasih ... Terima kasih karena telah menemani istri saya, dan juga menemani anak Saya. Terutama kamu Kemal, saya sangat berhutang budi kepada kamu."

Kemal hanya tersenyum, "ini bukan apa-apa Om. Kalau orang lain ada diposisi Saya, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama."

Zacky berdecak sebal, Andai saja Zacky tau lebih dulu, maka ia tidak akan membiarkan Kemal menyentuh Keisya, walau seujung jaripun.

"Iya, Wildan. Kalau gitu kami pulang ya." Sebelum pulang, Naya memeluk Aisyah erat. Naya membisikkan kata-kata motivasi kepada Aisyah. Karena sesungguhnya, dibalik kesulitan itu terdapat kemudahan. Tidaklah allah memberi Ujian kepada seseorang, melainkan orang itu mampu melaksanakan-Nya.

"Sabar, ingat! Janji Allah itu nyata, sudah saatnya Asma naik tingkat. Mangkanya Allah menguji Asma, Allah sayang sama Asma, tenanglah, Allah selalu menjaga Asma ... Serahkan semuanya kepada Allah, karena ia tau apa yang terbaik untuk kita semua."

Aisyah tersenyum setelah mendengar perkataan Naya, dengan segera ia menghapus air matanya.

"Makasih Naya, aku senang banget punya kakak tiri kayak kamu ... Andai aja kita saudara kandung, pasti aku akan lebih menyenangkan. Serta Abi dan Umi tidak bercerai ----"

"Sttt, nggak boleh ngomong gitu, kehidupan kita telah diatur oleh Allah jauh sebelum kita lahir. Semuanya sudah tercatat di lauhul mahfuz,  sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hadid surah ke 57 ayah 22 yang berbunyi :

بسم الله الر حمن الر حيم

مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ۖ 

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 22)

Allah telah menuliskan kehidupan kita, jauh dari sebelum kita lahir, semua yang kita hadapi, semuanya terjadi karena kehendak Allah. Allah ingin melihat, seberapa kuat kita menghadapi cobaan yang ia berikan.

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang