50

373 41 8
                                    

Keisya menatap lurus kedepan, pandangan nya kosong saat ini. Entah berapa banyak masalah yang ia hadapi selama beberapa tahun ini. Ia kira semuanya akan baik-baik saja, ternyata dirinya salah, justru masalahnya semakin besar. Lihatlah, setelah sekian lama mereka semua tetap tidak percaya dengan apa yang Keisya sampaikan.

Keisya tidak tau harus berkata apa lagi, sekarang ia hanya mengikuti arus kehidupan saja. Keisya benar-benar menyerah sekarang. Dirinya sudah lelah. Keisya pun hanya manusia biasa yang terkadang memiliki titik terendah. Tidak ada yang menyemangati, tidak ada yang mendukung, tidak ada yang percaya pada dirinya, dan tidak ada seorang pun yang mengharapkan kehadiran dirinya. Bahkan Orang tua nya sekalipun hanya diam saja saat dirinya diperlakukan layak nya seekor binatang.

Diam-diam Kemal memperhatikan Keisya dari tadi, Kemal tau apa yang Keisya rasakan. Bahkan dada nya terasa nyeri sekarang melihat keadaan Keisya.

"Tunggu sebentar lagi Keisya, bersabarlah sedikit lagi." Batin Kemal.

"Ya Allah, hamba menyerah, hamba tidak sanggup lagi, hamba pasrahkan semuanya pada dirimu." Batin Keisya.

Keisya menatap masker yang ada dihadapan nya. Kini tatapan nya beralih kearah Kemal. Bahkan Kemal tidak merasa bersalah sedikit pun. Jika Keisya tau keadaan nya akan seperti ini, maka dia tidak akan mau pulang bersama Kemal. Keisya melengoskan wajahnya, ia tidak sudi menerima pemberian Kemal, lebih baik orang-orang melihat wajahnya daripada menerima masker itu.

Kemal menatap sendu kearah Keisya. "Ambillah, sebenci apapun kamu kepada Saya, kamu harus menutupi wajahmu itu. Jangan sampai wajah yang telah kamu jaga selama bertahun-tahun kamu biarkan begitu saja orang lain menikmati nya."

Keisya memejamkan matanya. Berulang kali Keisya mengucapkan istighfar.

"Astaghfirullah ya allah, maafkan hamba, karna telah berkata kasar, maaf." batin Keisya.

Keisya mengambil masker pemberian Kemal dan langsung memakainya. Kemal tersenyum senang, setidaknya Keisya mau menerima pemberian dirinya. Walau dengan terpaksa. Sebenarnya bukan hanya itu. Kemal juga cemburu dengan Keisya, karna sedari tadi Polisi yang ada di samping nya terus memperhatikan Keisya. Kemal sedikit jengkel, kemudian dia memiliki sebuah ide dengan memberikan masker kepada Keisya.

Polisi itu berdecak kesal tak suka saat melihat Keisya menerima maskernya, kemudian dia menatap kearah lain.

"Sukuruin. Lagian mata tuh dijaga, udah tua bangka juga masih demen sama anak muda." sindir Kemal.

Polisi itu hanya diam seolah tidak pernah terjadi apapun.

Sialan! Pura-pura tuli lagi.

* * *

Sedari tadi Kemal mondar-mandir tak jelas didepan jeruji besi, ia tengah memikirkan bagaimana caranya membebaskan Keisya. pengakuan  Kemal tidak akan cukup untuk bebaskan Keisya. Bagaimana dia bisa membebaskan Keisya tanpa adanya bukti.

Berulang kali Kemal mengecek ponsel nya, ia terus berpikir, jalan satu-satunya hanyalah Rania. Tapi Rania sudah tidak ada, Tidak-tidak, Kemal harus memikirkan cara lain. Kini Kemal mengetikkan sesuatu di ponselnya, Kemal tidak yakin ini akan berhasil, setidaknya ia harus mencoba.

Kemal meminta bantuan Cinta, karna satu-satunya orang terdekat Rania adalah Cinta. Siapa tau Cinta memiliki bukti tentang Rania. Kemal berharap perekam suara didalam mobil Rania segera ditemukan. Tapi itu sangat mustahil. Sudah hampir tujuh tahun, mana mungkin perekam suara yang telah rusak itu bisa diperbaiki.

Terserah, Kemal tidak perduli, ia harus mendapatkan perekam suara itu dulu. Rencana kedepannya akan dia pikirkan nanti.

Lain dengan Keisya yang sudah pasrah dengan takdirnya. 3 hari lagi ia akan menghadari sidang dan menerima hukuman. Benar- benar miris. Tak pernah sekalipun dipikiran Keisya untuk hidup selamanya dipenjara, tapi sekarang? Huh... Nasib tidak ada yang tau, tugas Keisya sekarang ialah tawakal, berserah diri kepada Allah. Dan percaya bahwa pertolongan Allah itu benar-benar ada.

"Hasbunallah wa ni'mal wakil"

"Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar)." (QS Ali Imran [3]: Ayat 173).

Inilah doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam sesaat sebelum beliau dihempaskan ke dalam api. Seketika itu pula, atas izin Allah Ta'ala, kobaran api itu menjadi dingin bagi Nabi Ibrahim. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Kami berfirman, Hai api menjadi dingin lah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". (QS Al-Anbiya, [21] Ayat 69).

Seberat apapun peristiwa yang menimpa kita, apabila kita meyakini bahwa Allah adalah Al-Waliy; niscaya kita akan bisa menghadapinya dengan baik. Seandainya seluruh jin dan manusia bersekutu untuk mencelakai kita, apabila Allah tidak menghendaki dan memberi pelindungan, niscaya tidak akan terjadi apa-apa terhadap diri kita. Ingatlah selalu akan janji-Nya:

Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, siapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." (QS Ath-Thalaq [65]: Ayat 2-3)

Maka, janganlah pesimis saat ditimpa peristiwa yang menyulitkan atau menyakitkan. Sesungguhnya, rasa bingung, takut, menderita itu adalah karena ketidaktahuan kita tentang cara Allah memberikan jalan keluar bagi kita. 

Air mata Keisya keluar begitu saja, kalimat itu ia dapat dari Aisyah. Bahkan sekarang Aisyah enggan menatap dirinya. Benar-benar miris. Keisya memejamkan matanya, ia mulai mengantuk sekarang. Sepertinya tubuh Keisya butuh istirahat. Ia merebahkan diri diatas karpet dan mulai terlelap.

* * *

Kemal duduk disalah satu Cafe favorit dirinya saat remaja dulu, ia mulai memainkan ponselnya. Sedangkan tangan lainnya mengetuk-etuk meja. Kemal benar-benar kehabisan cara sekarang. Waktunya tinggal dua hari lagi. Sedangkan Cinta belum membalas chat nya lagi.

Kemal memanggil salah satu pelayan dan memesan minuman. Tak lama dari situ pintu Cafe sedikit terbuka. Disana nampak seorang perempuan seumuran Keisya tengah berjalan mendekatinya.

Kemal menatap gadis itu dari atas sampai bawah, dengan setelah baju panjang berwarna kuning, ditambah lagi dengan rok plisket, tak lupa pula jilbab hitam yang terbalut di kepala nya. Gadis itu tersenyum. Kemudian duduk dibangku yang sama dengan Kemal.

Cinta sempat takjub dengan penampilan Kemal. Wajahnya masih sama, terlihat sempurna. Cinta rasa ia tidak perlu menjelaskan lagi bagaimana sempurna nya wajah Kemal. Karna semua orang pun tau kalau Kemal lelaki tertampan disini.

Hari ini Kemal memakai jas  hitam, celana dasar hitam, topi hitam, masker hitam, serta kacamata hitam. Terlihat seperti orang asing memang. Tapi setelah kacamata, masker, dan topi dibuka secara bersamaan, rasanya Cinta ingin pingsan ditempat. Ke gantengan yang hakiki, benar-benar menggoda.

"I like it." lirih Cinta tersenyum menggoda.

"Jadi, apa ada yang bisa saya bantu, Pak?"

Kemal memejamkan matanya, rasanya kepalanya mau pecah sekarang, Kemal mulai menceritakan masalah yang menimpa Keisya, hingga menjelaskan niatnya mengundang Cinta kemari. Cinta tersenyum senang.

"Saya akan bantu Bapak, tapi dengan satu syarat."

Cinta masih setia menatap Kemal dengan tatapan kagum, kapan lagi ia memandangi wajah bak pangeran ini. Sebenarnya Kemal sedikit risih dengan tatapan Cinta, tapi demi Keisya apa yang tidak akan dia lakukan.

"Bapak harus nikahi saya."

Kemal berpikir beberapa detik kemudian mengiyakan permintaan Cinta.

"Waktu kamu hanya dua hari."

Setelah mengatakan itu Kemal pergi begitu saja, rasanya ia tidak mau menikah dengan Cinta, tapi demi menyelamatkan Keisya Kemal rela melakukan apa saja. Sedangkan Cinta tersenyum girang, akhirnya impian dirinya akan terwujud. Tidak perlu mengemis cinta dari seorang Kemal. Karna Kemal sendiri yang datang menemui nya. Mudah saja bagi Cinta untuk mendapatkan bukti bahwa Keisya tidak bersalah.

* * *

Palembang, 26 April 2021

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang