RINTIK TEMU 9

551 60 0
                                    

Tidaklah Allah menurunkan suatu musibah melainkan untuk mengangkat derajat hamba nya.





RINTIK TEMU


"Fa, tunggu!" Zaky berusaha untuk mengejar Fanny yang berusaha untuk menghindarinya. Fanny sudah tau kalau Zaky akan menanyakan keberadaan Keisya, itulah mengapa Fanny memilih jalan pintas. Agar tidak sepapasan sama Zaky. Eh ujung-ujung nya malah ketahuan juga kan.

"Apa." Fanny menghentikan langkah kaki nya. Percuma dia mempercepat langkah nya. Nyatanya kaki Zaky lebih panjang dari kakinya.

"Keis-----" belum sempat Zaky bertanya Fanny lebih dulu pamit pergi kepada Zaky. Kakak nya telah menunggu nya didepan gerbang.

"Aku duluan, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Zaky menatap curiga punggung Fanny yang mulai menjauh. Zaky akui Fanny memang lebih cantik dari Keisya. Tapi entah mata Zaky yang kabur atau emang Keisya yang terlalu cantik saat mengenakan Hijab?

"Dok, bagaimana keadaan anak saya, Dok?" Wildan mendesak seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD. Raut dokter itu sangat tidak bersahabat.

"Bapak orang tua nya?" Tanya Dokter itu sembari mengeluarkan sebuah pulpen.

"I---iya."

"Ikut saya." Dokter itu pergi berlalu. Seperti nya dia memasuki ruangan khusus untuk Keluarga pasien.

"Aku tinggal ya." Wildan mengusap puncuk kepala Aisyah, dan Aisyah hanya tersenyum.

"Iya, Mas."

Kemudian Wildan pergi meninggalkan Aisyah sendirian diruang UGD itu. Aisyah mulai membuka pintu perlahan.

Disana nampaklah Keisya yang tengah terbaring dengan bantuan alat medis.

Sudah ada penutup oksigen disana, yang berarti Keisya tidak dapat bernafas sendiri tanpa bantuan alat itu.

Satu tetes air mata Aisyah mulai berjatuhan.

"Cepet sembuh ya sayang. Biar kamu bisa main sama Bunda. Bunda sayang kamu." Aisyah mencium lama kening Keisya. Hingga sebuah ketukan menyadarkan Aisyah.

"Mas,"

Wildan hanya tersenyum hangat. Kemudian menghampiri putri nya yang tengah terbaring.

"Mas baik-baik saja?" Tanya Aisyah yang sedikit curiga akan tingkah Wildan.

Wildan mengusap air matanya perlahan. "Ya, Mas baik-baik saja."
Aisyah ambruk dalam pelukan Wildan. "Ceritalah Mas, Ais siap mendengarkan Mas Wildan kapan pun. Karena Kak Farishka meninggal gara-gara kecelakaan yang disebabkan oleh Suami Ais yang mengantuk saat menyopir mobil. Dan alhasil kak Farishka yang tadinya masih bisa diselamatkan menjadi tidak bisa diselamatkan."

"Tenanglah, Suamimu juga meninggal ditempat bukan? Artinya kita Impas. Dan yang harus kita lakukan sekarang adalah Ikhlas, ikhlasin mereka berdua."

"Iya, Mas."

"Key, maafin Abi. Maaf ...." Aisyah tersenyum getir. Rasa sakit yang dialami Wildan dan Keisya juga Aisyah alami. Ia juga merasa kehilangan. Daffa, jika saja ia tak mengidam yang aneh-aneh, pasti Daffa akan ada disampingnya saat ini.

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang