Jika kita pernah bertemu satu kali, maka pertemuan berikutnya bukanlah sebuah kebetulan. Melainkan Takdir yang telah di rencanakan oleh Sang Pencipta
•
•
•
RINTIK TEMU
"Kemal, Umi boleh minta tolong?" Tanya Naya ketika melihat Kemal tengah Asyik menonton Tv di ruang keluarga."Boleh," Jawab Kemal singkat.
Lihatlah, bicara dengan Umi nya saja sangat singkat! Oalah Kemal, sifat asli kamu tuh yang mana sih?
Naya menghembus nafas gusar, baiklah kalau begitu. Naya segera memanggil Aqila, adiknya Kemal. Rasain tuh!
"Bang,"
Naya tau benar, kelamahan Kemal itu Aqila, Kemal kalah telak kalau berhadapan dengan Aqila yang tiada hentinya.
"Apa."
"Qila mau liat tante Kekey. Temenin ya." Aqila mendekat kearah Kemal yang sibuk bermain ponsel.
"Oke."
"Yeeeee!! Tapi Bang Kemal alergi sama keramaian, gimana dong?"
"Siap-siap, bentar lagi berangkat." Kemal bangkit dari duduk nya. Kemudian ia melangkahkan kakinya ke tangga.
Lima menit telah berlalu, kini Kemal telah siap dengan baju kaos putih yang dibalut dengan jaket hitam. Serta celana lepis berwarna hitam. Tak lupa pula, wajah putih mulus milik Kemal yang menambah kesan bad boy! Jika saja orang lain tidak dekat dengan Kemal, maka mereka tak akan percaya kalau Kemal lulusan Pondok.
Rasanya Aqila mau protes, abang nya ini kalau ngomong kayak dibayar aja. Takut banget kalau ngomong banyak-banyak.
"Udah siap?"
"Udah bang."
***
"Kak kekey!" Aisyah, Wildan dan Keisya terkejut saat melihat siapa yang datang."Aqilaaa." Aisyah menyambut kedatangan Aqila dengan penuh semangat. Naya tau banget kalau Aisyah sedang merindukan Aqila.
Waktu itu Aqila tidak mengenali Keisya sebab mata nya sedikit rabun. Sekarang Aqila memakai kacamata, tentu nya dia masih belum tau kalau wanita yang dia bilang cantik malam itu adalah Keisya Asma Wiranda.
"Umi, Qila kangen Umi Aisyah."
"Umi, juga."
"Loh, ada Kemal. Masuk sini."
Kemal melangkahkan kaki nya. Kemudian tersenyum kikuk.
Keisya menelan saliva nya. Kemal ganteng bangettt.
"Kalau gitu, Bunda sama Abi keluar dulu ya, Key. Mungkin ada yang ingin kalian bicarakan." Aisyah mengajak wildan dan Qila keluar. Membiarkan dua orang asing itu berada dalam kecanggungan yang nyata.
Keisya bingung ingin bicara apa, sebab dia baru saja sadar.
Tak ada reaksi sama sekali, Kemal memilih untuk duduk di kursi yang jauh dari jangkauan Keisya, dan mengeluarkan ponselnya.
"Pacar kenapa bisa ada disini?" Akhirnya Keisya mengalah. Dia butuh temen mengobrol. Kemal menoleh sebentar, kemudian fokus kembali dengan Hp nya.
"Ish! Ngomong kek! Biar gue nggak ge--er dan nggak penasaran!"
Huh, Kemal harus ekstra sabar menghadapi Sikap Keisya yang kadang seenaknya sendiri.
Kapan coba Keisya insyaf?
"Perlu banget ya?" Tanya Kemal dengan suara Tegas miliknya.
Eh bambang, ya iyalah perlu! Lo siapa gue seenak jidat dateng kesini! Astaghfirullah sabar Key.
"Idih, santai aja kali! Lama-lama gue colok tuh mata biar nggak bisa natap sinis lagi!" Keisya memalingkan wajahnya, ia benar-benar kesal sekarang. Kesal tingkat dewa! Umi baru nya juga, ngapain pake keluar segala.
"Bosen." lirih Keisya sambil menatap kearah Kemal. Ia berharap kemal mau mengasihani dirinya.
"Pinjem hp lo bentar boleh nggak?" Tanya Keisya dari jarak yang lumayan jauh.
"Buat?"
"Buat selfi! Biar lo bisa pandangin gue setiap jam, menit, bahkan detik." Keisya mengulum senyumnya, ya allah, kenapa bisa gue jadi bucin sih. Pede banget.
Kemal tak menanggapi perkataan Keisya. Kemal justru menyumpal telinganya dengan aerphone.
"Bangke!" Umpat Keisya pelan. Bener-bener nyebelin. Nggak punya hati. Nggak tau apa kalau Keisya mau menghubungi orang spesial, dasar nggak peka! Eaaa siapa tuh yang spesial.
"Mohon adab diutamakan. Percuma Cantik tapi nggak punya adab!" Kemal berjalan mendekat kearah Keisya, kemudian memberikan ponselnya.
Bodo amat! Emang gue pikirin! Dengan senang hati Keisya mengambil hp aipon keluaran terbaru itu. Sempet baper sih, tapi mengingat sikap nyebelin Kemal, Keisya jadi kesal sendiri.
Dengan sangat lincah Keisya mengetikkan sebuah pesan disana.
Mantan yang tak dianggap!
P
P
P
Woii
Mantan!
Besuk gue kek!
Gue sakit bego!
Buruan kesini!
Ke Rs Hermina depan teka Adiwiyata!
Woi Jombloo
Woiii
Mati ya lo?
Nggak kangen gue apa?!
Adu gelut yuk!
Yang menang gue cium(:
Woii
Nggak seru lo mah!
Tidak berperi kemanusiaan
A elah, Mantan sakit nih. Besuk kek!
Gue sekarat goblok!
Mati nih gue sekarang,
Dahlah capek gue ngadepin Mantan yang mirip monyet kayak lo!Baru saja Keisya ingin mengetikkan pesan lagi, tiba-tiba saja hp nya sudah berpindah tangan.
"Waktu habis, sekarang kamu boleh tidur." Kemal melangkahkan kaki nya ketempat semula. Tak sengaja ia membaca chat yang Keisya kirimkan. Kemal tak tau jelas siapa orang itu, kemal yakin, dia adalah orang tersabar yang menghadapi mulut cabe kayak Keisya.
Kadang Kemal heran, apa nikmatnya berpacaran? Berkirim pesan mesra yang hanya nafsu sesaat? Kenapa tidak langsung menikah saja, bukankah lebih mudah bagi kedua nya?
Dikalangan remaja tidak diherankan lagi akan kata pacaran. Sering kali yang tidak punya pacar suka di ejek kasihan gak laku. Padahal bukan nya tidak laku, hanya saja menjaga apa yang seharusnya dijaga. Sampai waktu nya tiba.
Salah menaruh hati itu tidak enak, cinta itu tidak selama nya indah.
"Jangan kepo pak! Itu urusan orang dewasa," ujar Keisya jengkel. seakan ia paham akan reaksi Kemal.
Tak berselang waktu lama, hp kemal berbunyi.
Mantan yang tak dianggap!
Ucapkan salam jangan lupa.
Btw lo siapa?
Gue nggak punya mantan.
Enak aja bilang gue mirip monyet! Kalo gue mirip monyet, ngapain lo ajak gue pacaran dulu?
Baru sadar Ya cing! Dasar lo kucing hilang yang kesasar!
Bodo amat, gue nggak perduli, mau lo mati atau hidup bukan urusan gue lagi!
Btw gue nggak kangen sama lo
Ngapain peduli?
Udah Mantan kan?
Nyesek 'kan lo, ha ha haKeisya menelan saliva nya. Kemal membacakan pesann ya dengan sangat lantang dan jelas. Ahhh Keisya malu rasanya. Mau pindah ke planet mars aja.
"Udah jelas pacaran dilarang, malah di praktekkan. Rasain tuh akibatnya. Apa untung nya berpacaran? Hanya menambah beban pikiran dan menambah dosa." Perkataan Kemal sukses membuat Keisya kesal setangah mati. Kok lo nambah ngeselin sih Mal.
•
•
•
Palembang, 31 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
RINTIK TEMU [END]
Teen Fiction[Belum direvisi, dialog tag masih berantakan, dan tidak beraturan] [Spion of Takdir Cinta. Perubahan judul dari Takdir Cinta 2 menjadi Rintik temu.] Menjadi kuat tidaklah mudah, usaha dan do'a harus ada di dalamnya, tak lupa menyertakan campur tang...