51

314 43 7
                                    

Ternyata proses pendewasaan seseorang itu bukan dilihat dari umurnya. Tapi dari pola pikir nya. Seperti yang Keisya alami sekarang. Sendirian didalam besi penjara ini, bahkan tak ada satu orang pun yang datang mengunjungi Keisya.

Keisya memejamkan matanya sesaat, membayangkan betapa bahagia nya dia jika Umi dan Abi nya datang. Tapi itu mustahil, jangankan datang, mereka saja tidak percaya dengan apa yang Keisya katakan.

Dan pada akhirnya mereka lah yang menghancurkan perasaan Keisya. Mengapa tuhan tidak adil pada dirinya? Dari kecil Keisya sering di bully oleh teman-temannya, kemudian beranjak remaja kabar duka menyelimuti Keisya, ia kehilangan sosok ibu yang selalu ia banggakan, lalu beranjak dewasa Keisya di vonis mengidap penyakit leukimia dan harus di operasi dalam waktu singkat. Sayangnya sebelum di operasi Keisya malah dijebak oleh Rania dan mengakibatkan kecelakaan berat, hingga harus merenggut nyawa Rania.

Tak cukup sampai disitu, orang yang paling Keisya cintai justru malah mencaci maki nya, Keisya tidak habis pikir Kemal akan mengucapkan kalimat yang membuat dirinya sakit hati. Dari situ Keisya sudah pasrah, bahkan ia sempat ingin bunuh diri, beruntungnya Allah masih menyayangi Keisya. Hingga sampailah di titik ini, dimana Keisya benar-benar putus asa dan menyerahkan semuanya kepada Allah. Biarlah Allah yang menjawab semua penderitaan Keisya selama ini.

Seperti kata Ali bin Abi Thalib
"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu."

La takhsya, jangan galau, sesungguhnya Allah selalu ada untukmu.

* * *

Dua hari telah berlalu, kini semua orang tengah berkumpul menunggu keputusan Sang Hakim. Keisya menatap lurus kedepan sambil memejamkan matanya.

Ya allah kenapa hati ini begitu sakit. Sakit sekali rasanya, seperti tidak ada yang mengharapkan kehadiran diriku lagi. Apa benar mereka sudah melupakan aku? Salahkah aku jika   menyelamatkan diriku?

"Baiklah, hari ini adalah hari dimana kami akan memutuskan hukuman apa yang pantas diterima Oleh Ananda Keisya"

Keisya memejamkan matanya, ia berharap ada yang datang menghentikan sidang. Allah maha melihat, Allah pasti akan membantu Keisya, tak henti-hentinya Keisya mengucapkan lafaz Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 152 yang artinya ; "Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu ingkar KepadaKu."

Saat kita mengingat Allah, maka Allah pun akan ingat kepada kita. Hanya saja kita yang selalu melupakan Allah, selama ini Allah selalu ada untuk kita, tapi kita? Apa kita pernah ada disaat Allah butuh? Tidak! Yang butuh Allah itu kita. Tanpa Allah kita bukanlah apa-apa.

"Keisya Asma Wiranda, Anda terkena hukuman ----"

"Tunggu!" Kemal menghentikan hakim itu, nafasnya tersengal-sengal, keringat bercucuran membasahi pelipis nya, bibirnya pucat basi menahan sakit.

"Keisya tidak bersalah, saya punya buktinya."

Kemal menunjukkan rekaman yang berisi pengakuan Rania yang ingin mencelakai Keisya, Kemal juga menunjukkan buku harian Rania yang ditulis dengan tinta darah. Disana tertulis Keisya harus MATI! Aku harus membunuhnya hari ini juga.  Selain itu Kemal juga menunjukkan chat terakhir Rania yang menyuruh Keisya untuk datang menemuinya.

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang