21

508 51 2
                                    

Sengaja Allah ciptakan berbeda, agar kita sadar, bahwa baik itu banyak versinya.

* * *

Ini saat yang tepat bagi Naya untuk membicarakan tentang pernikahan. Pas sekali, sekarang sudah ada Dirga dimeja makan. Tidak hanya Dirga, Naya juga ditemani oleh kedua anaknya. Siapa lagi kalau bukan Aqila dan Kemal.

"Mas ...." Naya memanggil Dirga dengan suara pelan nya.

Dirga menghentikan makan nya, kemudian menatap Naya lekat. "Kenapa?"

"Emmm, soal Rania ----," Naya masih ragu untuk berbicara. Rania masih 17 tahun. Sedangkan Kemal 19 tahun. Sudah cocok bukan? Tapi Naya tidak mau sembarangan memilihkan calon istri untuk Kemal. Hanya karna Rania teman masa kecilnya Kemal, bukan berarti Rania baik bukan?

"Rania kenapa?" Tanya Dirga.

"Tidak,"

Kemal bernafas lega, untung saja Umi nya tidak jadi menikahkan dirinya. Bukannya Kemal tidak menyukai Rania yang cantiknya bukan main. Hanya saja, menikah bukan perkara rupa. Kita akan hidup dengan sifatnya, bukan rupa cantiknya. Walaupun rupanya memang menyejukkan kita dikala pagi, siang, sore dan Malam. Tapi agama-Lah yang paling utama. Akhlak dan Adab harus ada didalamnya.

Percuma cantik kalau tidak memiliki akhlak. Orang-orang banyak bilang. "Lo harus jadi cantik dulu bro! Baru lo akan dihargai!" Why? Kata-kata macam apa ini?

Heiii bukalah mata kalian lebar-lebar. Semua orang berhak dihargai. Bukan cuma wanita cantik doang. Percuma cantik dimata manusia, tapi dimata Allah dia tidak cantik? Apalah artinya pujian-pujian manusia, kalau Allah membenci diri kita.

Cantik dan tampan tidak dibawa mati. Tapi Akhlak yang baik pasti dibawa mati. Sebab meninggalkan kenangan yang baik. Apa kalian mau dikenang dengan rupa Menarik saja? Ingat, mau secantik dan setampan apapun kita, akhir-akhir nya pasti jadi tengkorak juga.
Jadi berhentilah membanggakan diri kita. Kita semua itu cantik dan tampan. Tidak ada istilah, orang cantik atau tampan akan lebih dihargai. Tidak ada!

Allah tidak pernah membuat kesalahan dalam ciptaan nya. Jika kalian menghina fisik seseorang, berarti kalian juga menghina ciptaan Allah. Wahai makhluk yang bernama manusia, jagalah Lisan dan jari-jari kalian. Sebab itu akan di pertanggung jawabkan kelak diakhirat.

Jangan sampai kata-kata mu itu menyakiti saudara mu yang lain. Katakanlah yang baik-baik. Kita boleh menasihat mereka, tapi tidak dengan menghakimi mereka.

Ingat, baik dimata manusia belum tentu baik dimata Allah. Buruk dimata manusia, belum tentu Buruk dimata Allah.

Jangan terlalu berlebihan mengagumi seseorang, sebab kita tidak tahu dosa apa yang ia lakukan. Jangan terlalu berlebihan membenci seseorang. Sebab kita tidak tahu, amalan apa yang ia lakukan.

* * *

Wildan menghampiri putrinya yang masih tertidur lelap dikasur. Tak lupa pula, boneka beruang yang selalu menjadi teman tidur Keisya.

"Sayang, bangun. Katanya mau sekolah." Wildan mengusap pelan rambut Keisya, sembari tersenyum. Ingatan nya kembali lagi saat Umi --- Keisya tengah sekarat.

"Abi, Umi mohon jagalah anak kita Asma. Umi nggak mau dia dipanggil Keisya. Ibu penggantinya harus baik dan juga sholehah. Agar ia bisa menjadi seperti ibunya. Dan kita akan berkumpul di Surga."

"Tidak, kamu jangan bilang begitu. Kamu pasti selamat." Ujar Wildan dengan suara parau nya.

"Kita tidak bisa menentapkan kematian kita. Aku hanya bersiap-siap saja. Ku mohon didiklah Asma. Lanjutkan didikan dari ku, mengerti?" Farishka tengah sekarat saat itu. Tiba-tiba saja mata Wildan memburam. Ia seperti menabrak sesuatu. Dan tak lama dari situ, terjadilah suara seperti ledakkan.

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang