40

760 46 10
                                    

Jangan remehkan kekuatan doa, karena doa mengalahkan segalanya.

•Takdir Cinta 2•

Kemal terduduk sambil memijit pelipisnya. Umurnya baru 19 tahun tapi seperti orang berumur 20 tahun keatas.

Begitu besar tanggung jawab yang harus Kemal pikul. Menikah diusia muda bahkan tak pernah ia pikirkan sebelumnya.

Bagaimana dengan pelatihan militernya? Aish Kemal salah mengambil keputusan.

Kemal mengecek ponselnya, membuka aplikasi whatsaap. Ada beberapa pesan disana. Karena malas menscrool, jadi Kemal membuka pesan paling atas. pesan dari teman pondoknya Adis.

AdisDisDis
Assalamualaikum Kemal Farukh Alaydrus.
Lo kok jahat sama gue sih? Pesan gue diread doang(:

Kemal menarik sudut bibirnya, sudah lama dia tidak bercakap hangat dengan sahabat dekatnya ini.

Kemal orang nya tidak mau ambil ribet. Langsung saja dia menelfon adis.

"Oh. Halo? Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Lo mau nikah? Seriusan? Wah, nggak bilang-bilang. Sama siapa? Sama anak yang ada di SMA tempat lo ngajar ya?"

Kemal menjauhkan ponselnya, suara Adis benar-benar mirip seperti suara Danu.

"Ngomongnya satu-satu. Iya aku mau nikah, bukan sama anak SMA tempat aku ngajar."

"Ohh, cantik kagak? Dia arab juga?"

"Iya arab."

"Kenalin gue dong, cewek arab itu cantik-cantik. Apalagi cowoknya, jadi iri gue."

"Aku tutup dulu, Assalamualaikum."

"Eh---"

Tut Tut

"Aish! Baru juga mau nanya! Emang ya si Kemal minta didepak kepalanya. Takut banget privasinya diketahui lebih dalam." Dumel Adis.

Sedangkan disisi lain, Kemal segera menutup aplikasi Whatsaap nya, ia hanya membalas pesan Adis saja. Sedangkan pesan yang lain ia lewatkan.

Disisi lain, Keisya masih memandangi layar Hp nya. Berharap Kemal melihat status yang dikhususkan hanya untuk dirinya.

"Kamu online, tapi Status aku nggak dilihat." Keisya sudah pasrah sekarang. "Ya sudahlah, kalau emang Kemal hapus nomor aku, aku ikhlas." Keisya membaringkan tubuhnya dikasur.

Keisya membayangkan cincin yang Kemal pakai tadi. "Rania emang beruntung ya, nggak kayak aku, tiap suka sama orang pasti dikecewain."

"Allaah, aku mau move on ke Allaah aja. Doain yah, biar aku cepet move on ke Allaah." Keisya menatap langit-langit sambil berharap doanya dikabulkan oleh Allaah.

🌻🌻🌻

Wildan baru saja membahas tentang keberangkatan Keisya. Seharusnya ia membahas ini sejak awal, karena penyakit Keisya sangat serius sekarang.

"Mas yang sabar yah, aku yakin kita bisa melewati ini semua." Aisyah tersenyum meski hatinya sangat sakit sekarang. Apalagi Keisya sudah tau kalau dirinya yang menyebabkan kematian Umi kandung nya.

"Hmm aku sabar karna aku punya istri sholehah kayak kamu. Makasih ya," Wildan menarik sudut bibirnya. Hatinya begitu tenang sekarang melihat wajah teduh Aisyah.

Apa ini yang dinamakan jodoh, ketika kita melihat wajahnya kita merasa tenang, dan merasa bahwa Allaah bersama dirinya.

"Assalamualaikum, Om-tante."

Aisyah dan Wildan menoleh, "wa'alaikumsalam." jawab Aisyah dan Wildan bersamaan.

"Maaf ganggu tante, saya temannya Keisya, Keisya nya ada?" Tanya Rania malu-malu.

"Oh ada-ada." Aisyah bangkit dan mempersilahkan Rania untuk masuk keruangan Keisya. "Itu Keisya, dia lagi duduk. Tante tinggal yah."

Rania hanya mengangguk, kemudian dia mendekati Keisya. "Ekhem."

Keisya menoleh, "Rania?"

"Emm, apa kabar?" Tanya Rania.

"Yah, seperti yang kamu lihat." Jawab Keisya sambil tersenyum.

"Ohh," Rania memperlihatkan cincin pertunangan nya. "Aku udah tunangan sama Kemal, jadi kapan kamu akan jauhin dia?" Spontan Keisya memalingkan wajahnya. Jadi Rania datang hanya untuk pamer?

"Aku udah lama jauhin dia, kamu lihat, aku aja nggak bisa ngapa-ngapain," Keisya memperhatikan dirinya yang sakit-sakitan. Apa coba yang mau di banggain.

"Bagus, kamu harus jauhin Kemal, aku nggak mau tau, intinya jangan sampai kamu ketemu sama Kemal, kalau bisa berobat keluar negeri aja, biar aman." Rania memaksakan senyumnya. Ingin sekali ia menyatakan perasaaan kesalnya, namun ia tahan.

"Hmm aku tau," Keisya menghela nafas gusar, harusnya dia sadar diri, "udah? Kalau udah kamu boleh pergi."

Rania membulatkan matanya, "ini juga mau pergi. So ... Jangan jadi Pelakor! Percuma Alim tapi ngerebut tunangan orang, dosa!" Rania menirukan gaya bicara Cinta kemarin, ish, Rania masih kesal dengan Cinta.

"Siapa juga yang mau jadi pelakor? ogah!" Jawab Keisya tak kalah sinis.

"Bagus, gue pamit, lo baik-baik yah. Jangan meninggal dulu sebelum gue nikah. Bye-bye." Rania memberi kiss jarak jauh, rasanya darah Keisya mendidih sekarang.

"Lo pikir gue bakalan mati secepat itu? Heh! Sorry yah, gue bakalan berdoa supaya diberikan umur yang berkah. Gue nggak perduli kapan gue mati, yang gue tau selama gue hidup jangan sampe perkataan gue nyakitin hati orang lain." Balas Keisya cepat.

"Maafin Keisya Umi, Keisya gagal ngontrol emosi," lirih Keisya pelan.

"Heh, liat aja." Rania tersenyum sinis, ia yakin, Hidup Keisya tidak akan lama lagi.

🌵🌵🌵

Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mati.

Kita semua akan mati, apalah artinya kecantikan dan kekayaan kalau raga telah tiada? Apalah artinya popularitas kalau dihadapan Allah kita hina?

Jangan inscrue, pede-pede saja, yakin saja dengan ketetapan Allah. Dia paling tau apa yang harus dilakukan.

Sorry alurnya emang agak lambat hehehe.

Palembang, 1 juni 2020
Selamat hari pancasila.

RINTIK TEMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang