Bab 303 - 305. Selamat Tinggal Jari

76 13 1
                                    


Bab 303. Selamat Tinggal Jari part 1

Penny tidak tahu harus bagaimana bereaksi dan hanya duduk dengan tenang tanpa berbicara sepatah kata pun dengan Tuan Reverale.

Meskipun pria itu duduk di sana dengan tenang seolah-olah sedang memikirkan pekerjaannya,  Penny tidak bisa mengabaikan kecanggungan di sekitarnya. Mencoba mengabaikannya, Penny melihat ke luar jendela sampai rumah Quinn akhirnya mulai terlihat.

Ketika rumah itu semakin dekat dan lebih dekat, kereta ditarik ke arah jembatan dan Penny tidak tahu betapa bahagianya dia. Secara internal ia mendesah pada dirinya sendiri, matanya akhirnya menjauh dari jendela untuk melihat kembali ke dalam untuk menemukan pria itu tengah menatapnya.

Sudah berapa lama pria itu menatapnya? Bahkan setelah matanya bertemu, pria itu menolak untuk berpaling dari Penny.

"Mengapa aku merasa kau belum menerima permintaan maafku?" Tuan Raverale bertanya pada Penny, sikunya bertumpu pada kakinya sementara ujung tangannya menopang dagunya. Ia memberikan senyuman yang tampak sedikit mengancam seolah ingin Penny tahu bahwa ia jauh lebih unggul darinya. Sebagai makhluk dan juga dalam hal status.

Dengan kereta yang mendekati mansion dan menuju jembatan, Penny tersenyum lebar,

"Menurutku kita berdua harus melupakan kejadian yang terjadi di belakang kita. Beberapa hal lebih baik untuk dilupakan, bukan?" Penny tidak ingin memulai pertengkaran yang buruk. Ia sudah menyadari kekuatan vampir.

Hal terakhir yang Penny lihat adalah pria ini berusaha bersikap seolah-olah ia lebih tinggi darinya.

Terakhir kali situasinya berbeda. Tuan Raverale tidak hanya mengejek statusnya tetapi juga telah meremehkannya, mencoba menjadi kasar dan gila dengan kata-katanya untuk Penny.

Penny tidak menyesal menamparnya sedikit pun dan jika ada kesempatan, ia akan menamparnya lagi dengan cara pria ini memandangnya sekarang. Tapi Penny tahu batasannya dan terkadang lebih baik untuk tidak mengujinya.

Penny harus menahan diri untuk beberapa waktu sampai ia belajar bagaimana mengubah orang menjadi kodok.

"Apakah begitu?" Penny mendengar Tuan Reverale berkata, matanya yang merah menatap wajahnya, bukan matanya.

Penny bisa merasakan tatapan pria itu bergerak dari pipinya ke bibirnya dan kemudian ke lehernya.

Pria seperti dia tidak belajar, bukan. Batin Penny.

Mulut pria itu berkerut, seolah mengingat tangan Penny yang menampar wajahnya,

"Harus kukatakan tamparanmu sangat lemah."

Telapak tangan Penny gatal mendengar ini. Apakah pria ini semacam bajingan yang meminta untuk ditampar lagi?

Sambil menjaga wajah tetap netral Penny berkata, "Aku pasti akan melakukannya dengan lebih keras lagi jika ada kesempatan berikutnya," kukunya menancap di telapak tangannya, tidak bisa menahan kata-katanya yang tumpah.

Pria itu tidak tersinggung tetapi menoleh ke belakang untuk menertawakan apa yang baru saja Penny katakan.

"Kau wanita yang lucu, Lady Penelope," Tuan Raverale menekankan kata wanita selagi ia memanggil Penny,

"Aku rasa sekarang aku mengerti mengapa Damien menahanmu di sampingnya. Kau wanita yang cukup lucu," kata Tuan Raverale padanya.

"Aku akan menganggapnya sebagai pujian," Penny balas tersenyum padanya.

"Oh, seharusnya begitu. Aku tidak memberikan pujian semudah itu," ibu jari pria itu bergerak ke atas untuk melewati bagian bawah bibir dengan dagu yang kembali bertumpu pada tangannya.

Young Master Damien's Pet (Bagian 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang