Young Master Damien's Pet (Bagian 1)

Bab 29. Narsis

NOTE : Menurutku Damien Quinn adalah tokoh utama pria yang menyenangkan dan unik. Awalnya ia memang menjengkelkan, tapi seiring berjalannya cerita, karakternya akan mengalami perubahan.
so let's enjoy it!✌️

Bab 29. Narsis

Penny memandangi Damien, kata-katanya yang serius tentang tanaman yang ada di depan mereka beralih topik dari rumput liar ke tanaman yang ia cabut. Ada kesungguhan dalam suaranya seolah-olah dia sendiri yang sudah menanamnya. Narsis

Ini adalah hukuman Penny, tetapi pria ini malah duduk di sampingnya, meski kondisinya lebih baik dibanding Penny, pakaian Penny tidak hanya berat tetapi juga membuatnya merasa seperti dibekukan di musim dingin. Ia melihat tangannya yang berlumpur menanam tanaman,

"Apakah kau mendapatkannya?" Penny merasakan pria itu menjentikkan tangan ke dahinya dan bintik-bintik lumpur jatuh di hidungnya, "Berhentilah melamun dan menatapku. Aku tahu aku memang tampan."

Pria narsis,

Penny melihatnya menyipitkan matanya seolah-olah pria itu sudah mendengarnya bicara. Bisakah dia membaca pikirannya, Penny menelan ludah ketika mata pria itu terus menatap wajahnya.

"Aku minta maaf atas kekasarannya," Penny berkata sambil menundukkan kepalanya, ia ingin tangan pria itu menjauh darinya. Lebih baik menjauh darinya sambil menjaga jarak, itu akan menghindari hukuman berikutnya.

"Kenapa rasanya permintaan maafmu itu tidak tulus," Damien mendongak. Bangun dari posisinya berjongkok, ia berdiri tegak sebelum menatap Penny, "Jangan mencoba mempermainkanku, tikus kecil. Aku bisa merasakan ketika seseorang berbohong padaku di depanku."

"Aku tidak akan melakukan itu," jawab Penny menjaga suaranya tetap patuh.

"Lihatlah tanganmu yang mengepal di sampingmu," katanya sambil menunjuk tangan Penny persis seperti yang ia definisikan,

"Gadis agresif-pasif. Tahukah kau hampir tujuh puluh empat persen dari populasi pasif-agresif memiliki kemampuan untuk membunuh orang daripada yang agresif dan ekspresif? Mereka adalah orang-orang yang harus kau waspadai. Dikatakan kalau mereka membunuh tuan atau nyonya mereka karena amarah yang dipendam," Damien mengetuk pelipisnya.

Apakah dia mengatakan akan membunuhnya suatu hari nanti?

Mungkin dia akan melakukannya,

Untuk seorang pria yang membuatnya basah kuyup di tengah hujan ketika ia sakit dua hari yang lalu, Penny mengharapkan hal yang benar.

Damien menyeringai, membuat jantung gadis itu berdetak kencang jauh dari kesan romantis,

"Berpikir kalau aku pantas mendapatkan apa yang akan terjadi di masa depan?"

Penny membelalakkan matanya ketika pria itu berkata, "Aku mungkin harus membunuhmu di sini. Kau akan menjadi pupuk yang tepat untuk tanaman, terutama tanaman yang kau cabut dengan kejam itu," Damien menyarankan, membuat Penny menelan ludah.

Gadis itu sedikit terhuyung dari tempatnya duduk.

Apakah dia serius?

Penny melihat Damien melangkah lebih dekat.

Penny jatuh ke belakang, pantatnya jatuh bersamaan dengan tangan yang berada di kedua sisi di tanah berlumpur.

"Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu, Tuan Damien," katanya terburu-buru duduk kembali di tanah tapi kali ini menghadapnya.

Mata Damien berbinar-binar melihat ketakutan bersama ketidakpastian di mata Penny.

"Semua orang bilang begitu, kan. Jangan khawatir, tikus kecil. Aku akan melakukannya dengan sangat cepat," dan ketika tangannya akan meraihnya, Penny yang tidak bisa berpikir lagi secara otomatis menutup matanya, mempersiapkan diri untuk hukuman mati yang akan dijatuhkan oleh Damien,