Bab 16. Dokter Iblis

344 34 1
                                    

Bab 16. Dokter Iblis

Ketika Penny kembali tersadar, pandangannya dipenuhi kabut, di mana ia membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya saat ini.

Penny melihat ke langit-langit tempat tidur yang terbuat dari kayu merah, ada kaca yang dipasang di atasnya, di mana ia bisa melihat bayangannya sendiri.

Penny hampir tidak mengenal dirinya sendiri atau lebih tepatnya dalam keadaan yang tidak bisa ia bayangkan.

Tiang ranjangnya diukir dengan desain khusus, ditutupi dengan tirai seperti sutra yang mengelilingi keempat sisinya.

Tubuhnya kedinginan merasakan angin sepoi-sepoi yang masuk melalui jendela yang terbuka. Bangun dengan sakit kepala yang begitu berat, Penny melihat sekeliling ruangan itu begitu mewah, terlihat seperti kamar raja.

Dua lampu gantung digantung di setiap sisi ruangan, dengan lilin tinggi yang menyala terang, membuat ruangan memiliki cahaya dengan perapian yang terdapat beberapa batang kayu di dalamnya dengan sedikit abu, seolah-olah sudah dibersihkan beberapa saat yang lalu.

Tubuhnya diselimuti selimut paling lembut yang pernah disentuhnya, bantalnya yang modis membuatnya teringat akan mentega yang meleleh di mulut.

Jendela yang terbuka berada di sebelah kanan, tirai dengan lembut tertiup angin yang masuk ke dalam ruangan.

Melihat arsitektur ruangan itu, Penny ragu di sinilah tempatnya tinggal. Seorang pelayan atau budak yang dibeli dari tempat usaha budak tidak pernah diberikan hak istimewa semacam ini.

Penny ingin turun dari tempat tidur, pergi ke kamar mandi, ia mencoba menggerakkan kakinya, meletakkannya di lantai berkarpet, ia bisa merasakan sesuatu di sekitar pergelangan kakinya.

Menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya, Penny melihat kakinya diikat ke salah satu tiang ranjang.

Tiba-tiba pintu kamar yang sudah ditutup terbuka, Penny melihat Damien melangkah ke dalam ruangan itu sendirian.

Melihat Penny yang sudah terbangun, Damien berkata,

" Manusia adalah makhluk yang rapuh. Jika kau tidak melarikan diri dariku, kau tidak akan jatuh sakit. Kau harus berhati-hati memperlakukan dirimu sendiri,"

Damien berjalan ke arahnya dengan begitu tak bersemangat, matanya tertuju pada pergelangan kaki Penny.

Menempatkan tangannya ke dalam sakunya, Damien mengeluarkan kunci dan membuka rantai dari tiang ranjang tetapi ia tidak berusaha melepaskan gelang kaki yang terpasang pada rantai.

"Jika kau membiarkanku bebas---"

"Oh, apakah kita masih harus melakukannya?"

Mata Damien berbinar selagi menatapnya. Rambut gadis itu terlihat berantakan dimana rambutnya menjuntai, matanya lebih kecil dari biasanya karena demam akibat kehujanan,

"Jika kau membicarakannya lagi, aku tidak akan berpikir dua kali sebelum membawamu ke tempat itu. Aku pastikan kau akan diberi cap yang seharusnya kau miliki sebelum dijual."

Penny bukanlah tipe gadis yang menjawab kembali semua yang dikatakan seseorang, dia juga bukan tipe gadis yang diam saja ketika merasa dianiaya.

Akan tetapi, ia tidak bodoh untuk melewati batas yang sudah ditetapkan. Tidak saat elang itu menatapnya tanpa berkedip. Dengan energinya yang terkuras, Penny berhenti dan memutuskan untuk tidak berbicara dengannya.

Tanpa diduga, vampir itu meletakkan tangannya yang hangat di dahi Penny yang terbakar.

Mata Penny, yang tadinya kuyu, tiba-tiba menjadi hidup hanya dengan sentuhannya.

Young Master Damien's Pet (Bagian 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang