Young Master Damien's Pet (Bagian 1)

Bab 136 - 137. Di balik Layar

Bab 136. Di Balik Layar part 1

Hujan terus turun, menumpulkan setiap suara lain yang dibawa oleh atmosfer. Keheningan tidak menenangkan pikiran Penny dan malah sebaliknya, itu hanya memberikan ruang bagi pikirannya yang dipenuhi dengan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban.

Ibunya masih hidup tetapi tidak sekali pun melakukan kontak dengannya.

Adakah alasan dan penjelasan tentang apa yang terjadi atau bagaimana itu terjadi? Penny telah mengunjungi ibunya dengan kesedihan di hatinya, tetapi dengan setiap menit yang telah berlalu, Penny merasa sulit untuk memahami kenyataan bahwa orang itu tidak mati tetapi masih hidup.

Penny yang memunggungi Damien berbalik menghadap pria itu dengan melihatnya dari cermin, di mana Damien balik melihat ke arah gadis itu.

"Tidak bisa tidur?" Damien bertanya sebelum membalikkan tubuhnya ke samping untuk menatap Penny secara langsung dibanding menggunakan cermin di langit-langit tempat tidur.

Keduanya yang telah basah kuyup di tengah hujan kini berganti pakaian menjadi lebih segar dengan rambut setengah kering.

"Apakah mungkin seseorang kembali dari kematian?" itu adalah sesuatu yang menggigit bagian belakang pikiran Penny.

Damien tidak langsung menjawab. Setelah guntur menggeram di langit, Damien berkata, "Ada sebuah bacaan, sebuah ukiran prasasti tentang bagaimana orang dapat dibawa kembali dari kematian, tetapi semuanya berasal dari cara yang tidak lazim dari penyihir hitam dan putih. Orang mungkin berpikir bahwa penyihir putih tidak memiliki kekuatan seperti itu, tetapi mereka sebenarnya melakukannya dengan sadar walaupun itu tidak sehat dengan memanfaatkannya. Setiap tindakan yang bertentangan dengan sifat pada umumnya akan dibalas dua kali lipat dengan reaksi yang tak dapat ditolak oleh seseorang. "

"Tapi ibuku adalah manusia," Penny mengerutkan kening.

Apakah ada seseorang yang telah menghidupkannya kembali setelah kematiannya?

"Apakah dia memiliki mata hijau yang sama denganmu?" Damien meminta dan Penny menggelengkan kepalanya.

"Warnanya coklat. Seperti manusia."

"Kapan kau mengunjungi kuburannya setelah dikuburkan atau kematiannya?" tanya Damien,

"Kau pindah hari itu juga dengan kerabatmu,"

Penny mengangguk pada pertanyaan yang Damien ajukan.

Sekarang setelah dipikir-pikir, aneh jika kerabatnya yang tidak pernah datang untuk melihat bagaimana kondisi ibunya dan dia, begitu mendengar kematian ibunya. Kerabatnya kemudian datang seperti membuktikan kalau mereka adalah saksi.

"Lima hari kemudian aku pergi mengunjunginya lagi. Rasanya begitu sakit dan terlalu berat untuk melepaskannya karena telah bersamaku selama ini," kata Penny, memikirkan tentang berapa banyak ia menangis saat duduk di kuburan.

Tapi itu hanyalah kunjungan yang sangat singkat. Kunjungan yang tidak berlangsung lebih dari dua menit, itulah sebabnya tidak ada yang tahu bahwa Penny pernah datang ke sana.

Penny datang dengan cepat hanya untuk menghilang. Apakah ibunya terbangun dari kematiannya dalam lima hari itu? Penny tidak tahu harus berpikir apa karena tidak ada yang masuk akal untuk saat ini.

"Aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada ayahmu dan juga tentang ibumu," Damien mengucapkan sepenggal kata.

Penny memberinya senyuman kecil dengan mengangkat bibirnya. Gadis itu begitu sedih dan bingung.

"Dia pasti punya alasan sendiri untuk tidak datang menemuiku," gumam Penny seolah mencoba menghibur diri, tapi itu semua hanya kebohongan dan Damien ingin memberitahunya hal itu, tapi pria itu tidak mengucapkannya dan hanya menatap gadis itu.