Bab 25. Kesengsaraan Vampir

228 29 2
                                    

Bab 25. Kesengsaraan Vampir

Penny mendongak bingung dengan ekspresi yang mudah dibaca di wajahnya, vampir wanita itu melihatnya dan tersenyum,

"Aku tahu. Aku juga sama bingungnya denganmu. Itulah reaksiku ketika dia mengatakan membeli seorang budak yaitu kamu."

Kata-kata itu yang membingungkan bahkan tidak sesuai dengan situasi saat ini. Mengapa Damien membelinya dari pasar jika pria itu tidak menyukai budak?

"Sebenarnya kebencian saja tidak akan cukup. Pada dasarnya ia merasa jijik dengan para budak," kata Maggie sambil mengeluarkan kotak-kotak kecil lainnya sebelum akhirnya mengambil sebuah kaledoskop yang bisa membuat beberapa warna-warni.

Penny pernah melihat benda itu di pameran yang diadakan dua atau tiga kali setahun di desa setempat,

"Apakah kalian berdua pernah bertemu sebelumnya?" Maggie bertanya sambil meletakkan tabung kecil itu padanya, memutar lampu hingga ia bisa menikmati pola dan warna yang berbeda muncul melalui kaca.

"Belum," jawab Penny, menggelengkan kepalanya.

Jika mereka pernah bertemu, Penny yakin pasti mengingatnya. Dengan kepribadian pria itu, sulit untuk dilupakan.

"Begitukah. Tidak semua orang tahu bahwa Damien membenci budak, hanya aku, kakak perempuannya yang tahu,"

Vampir wanita itu menjauhkan kaledoskop itu dari matanya.

Kemudian, ia tiba-tiba mengalihkan pembicaraan kembali,

"Banyak hal ada di sini, itu seperti kenangan yang disimpan dari masa lalu. Nostalgia," Maggie bergumam sendiri,

Penny melihat wanita itu meniupkan udara ke suatu objek, ia mulai mengamatinya dengan senyum tipis di bibirnya.

Penny bertanya-tanya apakah itu alasannya sampai mengapa wanita itu memintanya untuk menemaninya di loteng ini, agar bisa menemukan alasan akan perubahan sikap adiknya yang tiba-tiba terhadap budak.

Mengingat wanita itu memintanya untuk berbicara dengan bebas, Penny menarik napas dalam-dalam selagi mendengar vampir wanita itu berkata,

"Kau tidak perlu takut padaku, Penelope. Aku tidak akan menyakitimu, kecuali jika kau melakukan sesuatu yang buruk terhadap keluargaku," Maggie meyakinkan Penny dengan senyum lembut di bibirnya.

Penny sama sekali tidak pernah berpikir untuk menyakiti keluarga wanita itu.

Yang Penny inginkan hanyalah meninggalkan mansion ini dan menjalani hidupnya, di mana ia bisa hidup bersama jenisnya sendiri, manusia.

Para vampir membuat Penny takut, dan tidak ada yang tahu kapan mereka akan menggunakannya sebagai pelampiasan untuk menyiksa atau membunuh.

Setelah menemukan banyak cerita, Penny tidak ingin melihat sisi buruk dunia ini yang sedang menunggunya di luar pintu.

Menarik keberanian, Penny bertanya, "Nyonya, jika Anda tidak keberatan saya bertanya, mengapa Tuan Damien membenci budak?"

"Hmm, kurasa itu karena apa yang terjadi pada salah satu sahabatnya. Salah satu sahabatnya, seorang vampir wanita pernah mempunyai seorang budak. Dia adalah seorang anak laki-laki peliharaannya. Umurnya hampir lima belas tahun," kata Maggie pada Penny dengan suaranya yang lembut diantara kesunyian di loteng itu,

"Anak laki-laki itu dirawat dan dicintai seperti anaknya sendiri. Kudengar anak itu juga sangat menyayanginya hingga saat itu tiba ... anak laki-laki itu membunuh majikannya. Tetapi ada banyak kasus lain yang membuatnya percaya, kalau budak hanya mencoba mendekati tuan dan nyonya mereka agar bisa bebas dan menikam mereka dari belakang. "

Young Master Damien's Pet (Bagian 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang