Buat pembaca lama Regan, maafin aku ya alurnya musti ku ganti.
Happy Reading All!💜
03. Hanya Dianggap Sebagai Pembantu Saja.
Hal yang paling tidak disukai murid saat ulangan matematika adalah; guru galak, materi yang dipelajari dan ulangan berbeda, dan tidak bisa menyontek.
Seperti itulah gambaran keadaan murid kelas 11 Ipa1. Meskipun kelas ini disebut kelas unggulan, tapi tetap saja jika disodorkan ulangan matematika mereka akan sibuk mencari sontekkan.
Lain halnya dengan Regan, lelaki itu tampak santai menghadapi ulangan kali ini. Tentu saja dengan adanya gadis disampingnya ini, otomatis ulangan matematika Regan kali ini aman.
Dengan sigap, Bu Ratna--guru matematika kelas 11 IPA1 membagikan selembar kertas soal. "Kalian bisa mengerjakan soal ini selama 100 menit. Dan ingat! Jangan sampai ada yang menyotek. Karena saya benci dengan hal itu," kata Bu Ratna.
Seluruh murid langsung mengerjakan soal yang diberikan dengan bersungut-sungut. Sedangkan Olin, ia tampak sibuk menghitung soal-soal ulangan dihadapannya hanya memodalkan jari tangannya.
"Lin, geseran dong jawabannya," bisik Regan. Dengan baik hati Olin menggeser kertas ulangannya lebih dekat dengan lelaki itu. Membuat Regan dengan semangat menyalin jawaban gadis itu.
Bu Ratna yang emang dasarnya tegas, sibuk menggelilingi meja murid-muridnya, ia mengamati seluruh penghuni kelas.
"Gan, Gan, bagi-bagi anjing!" bisik Mario. Lelaki berkulit sawo matang dan rambut ikal.
"Bentar, gue juga belum beres," kata Regan. Ia kembali menyalin jawaban Olin dengan hati-hati.
"Kamu udah beres nyalinnya?" tanya Olin.
"Udah."
"Aku ngumpulin duluan ya," kata gadis itu yang diangguki Regan.
Olin langsung mengumpulkan jawabannya di meja guru lalu kembali duduk dibangkunya kembali. Membuat Bu Ratna tersenyum bangga pada muridnya ini. Ia langsung mengambil jawaban gadis itu dan memeriksanya.
Disaat Bu Ratna sibuk memeriksa jawaban Olin, Regan sibuk membagikan jawaban pada teman-temannya. Bagi Regan, solidaritas adalah yang utama.
"Cepet anjir keburu Bu Ratna liat," bisik Naka. Lelaki brengsek yang hobinya menghancurkan masa depan para gadis. Terutama Nayla.
"Buru," bisik Rafa. Lelaki dingin yang menjadi incaran gadis dan guru di Antariksa.
"Gak! Gue dulu," balas Mario
"Diem goblog, ntar ketauan Bu Ratna."
"Gue dulu aja," kata Tian mengambil kertas jawaban Regan. Tak terima Tian mengambil kertas ujian Regan, Naka langsung menarik kembali kertas itu, membuat Regan kelimpungan. Padahal mereka sebangku, apa salahnya kertas itu diletakkan ditengah lalu mereka menulis bersama.
Disela-sela tarik menarik kertas itu, Bu Ratna langsung mendatangi bangku tersebut, "ekhem, ada apa ini ribut-ribut?" tanya Bu Ratna lembut, mampus! Jika Bu Ratna berbicara lembut seperti ini, maka tamatlah riwayat mereka.
"Oh, ini engga Bu, tadi kita lagi rebutan siapa yang duluan ngumpulin Bu." Tian mengeles. Lelaki yang menyedihkan karena cintanya ditolak.
"Nah iya, Bu," sahut Regan. Nampaknya Bu Ratna tidak percaya, ia menatap Olin yang sibuk membaca novel, "Lin, barusan kenapa mereka bisa ribut?" tanya Bu Ratna, Olin langsung mengangkat kepalanya, "Tadi mereka rebutan jawaban Regan, Bu," balas Olin polos. Astaga Olin, kau membuat dirimu dalam bahaya.
Dengan sigap, Bu Ratna langsung mengambil jawaban mereka semua, "Jawaban kalian saya ambil, dan kalian saya anggap tidak mengikuti ulangan kali ini."
"Tapi bu, mana bisa gitu," kata Rafa.
"Saya tidak peduli. Saya sudah bilang, saya benci jika ada murid yang menyontek," katanya. "Sebagai hukumannya, jam istirahat nanti kalian membersihkan kamar mandi laki-laki, dan jam pulang sekolah kalian akan membersihkan kolam renang sekolah," kata Bu Ratna membuat Regan menatap tajam Olin.
***
Jam istirahat adalah waktu yang sangat dicintai seluruh murid. Mereka bisa melakukan hal apapun yang disukai.
Tapi tidak berlaku bagi Olin, gadis yang memakai jam tangan dipergelangan tangan kanannya itu kini tengah diseret menuju kamar mandi laki-laki oleh Regan.
"Kamu mau ngapain?" tanya Olin.
"Diem lo! Gara-gara lo, nilai matematika gue dalam bahaya," balas Regan.
Setelah keduanya sampai dikamar mandi, Regan langsung mendorong tubuh Olin kelantai, "Bersihin kamar mandi ini," suruhnya pada Olin.
Olin membeku, bukannya ia tidak mau, hanya saja ini kamar mandi laki-laki. Apa kata orang-orang nanti jika melihat seorang gadis berada di kamar mandi laki-laki?
"Tap-"
"Gue gak nerima penolakkan, gara-gara lo, kita dihukum, dan lo harus bertanggung jawab atas hal itu," balas Regan.
"Bukan gitu," kata Olin. "Ini kamar mandi cowo, nanti kalau ada yang lihat kan gak enak," lanjutnya.
"Terus gue peduli?" sinis Regan
"Gini aja, aku bakal bersihin ini, tapi kamu tungguin aja diluar, aku takut ada apa-apa nantinya," kata Olin.
Regan mengangkat sebelah alisnya, "sejak kapan majikan nurut sama pembantu, hm?" tanyanya sinis.
Regan maju satu langkah membuat Olin mundur dua langkah, sampai ia tak sadar bahwa punggungnya sudah mengenai tembok.
Dengan pelan Regan menyelipkan beberapa helai rambut gadis itu ditelinganya, "denger ya cantik, hidup lo itu ditakdirkan untuk jadi pembantu gue, jadi lo harus nurut sama gue," ucapnya sambil meninggalkan Olin yang meresapi perkataan Regan.
"Ternyata aku cuma kamu anggap pembantu ya Regan, aku kira tadinya kita bisa jadi teman. Tapi itu mustahil ya," monolognya sambil mengambil peralatan kebersihan.
TBC
Buat yang binggung Olin itu siapa Olin itu adalah cle yang dulu ya.
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE SEBANYAK MUNGKIN!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan & Caroline (LENGKAP)
Teen Fiction[Boleh follow dulu baru membaca. Supaya simbiosis mutualisme] Cover by pinterest Mula-mula, Regan sangat membenci Caroline. Lelaki itu dibutakan oleh cemburu akibat sang bunda yang terlalu menyayangi gadis itu. Tapi, semua itu berubah ketika Caroli...