6

687 229 493
                                    


Hai, gimana kabarnya? Ada yang nunggu gak? Di tinggal berapa lama? Terakhir update itu 24 April ya. Maaf sekali kalau buat kalian menunggu. Nunggu doi yang gak peka aja kuat. Masa nunggu Bwang Regan gak kuat. Dahlah, cus baca!

Happy Reading!💜

06. Regan dan Naka serupa tapi tak sama

Tengah malam, waktu yang sangat tepat untuk beristirahat. Tapi lain halnya dengan gadis lugu nan polos ini. Ia harus mengerjakan tugas yang guru berikan.

Bukan hanya tugasnya yang harus ia selesaikan, tapi tugas milik Regan pun harus ia selesaikan. Bukan sekali dua kali Olin diminta untuk mengerjakan tugas milik Regan.

"Akhirnya beres juga," ucap Olin sambil menutup buku bersampul baby blue.

Lalu ia melangkahkan kakinya menuju jendela besar yang ditutupi gorden biru. Mata bulatnya memandangi rumah yang seharusnya ia tempati saat ini. Olin mengangkat tangannya, perlahan jarinya mengelus kaca jendela tersebut, "seharusnya Olin gak berdiri disini, harusnya Olin gak tidur, makan di sini." Olin terus memandangi rumahnya.

Sebuah mobil memasuki pekarangan rumahnya, ia melihat pria berkisar 40 tahunan keluar dari mobil tersebut dan melangkahkan kakinya menuju rumah yang sedari tadi Olin amati.

"Apa Papa gak kangen sama Olin?" tanya gadis itu sendu, tak terasa air mata itu turun. Ia sangat rindu Papanya, "Apa Papa gak mau ketemu sama Olin sebentar aja?" lanjutnya lirih.

Olin terus menatap rumah tersebut, ia rindu kehangatan dirumah itu, ia rindu hangat senyum Mamanya, ia rindu suara tegas Papanya. Olin rindu semua hal tentang keluarganya.

Seandainya jam tangan miliknya bisa memutar waktu, Olin rela menukar waktunya untuk kembali ke masa lalu.

"Kalau aja waktu itu Olin gak maksa mama buat ikut acara itu, pasti Mama masih sama Olin." Gadis itu menutup gorden kamarnya, lalu duduk dipinggiran ranjang. Pandangannya tertuju pada langit-langit kamarnya.


Olin menghela napas, "Mama gak kangen sama Olin? Gak mau dateng ke mimpi Olin?" tanyanya entah pada siapa.

"Harusnya aku gak lahir ya Ma, soalnya aku selalu bawa keburukan buat orang lain. Mama yang meninggal, Papa yang jahat sekarang sama Olin, Regan yang benci sama Olin." Gadis itu terus berbicara sendiri.

"Bener ya kata Papa, aku harusnya ikut Mama." Lantas gadis berpiyama bergambar ikan nemo itu melangkahkan kakinya menuju meja belajar, mengambil satu benda yang bisa membantunya keluar dari rasa bersalahnya, dan melukiskannya di tempat yang bukan seharusnya.

"Ya, harusnya aku yang pergi, bukan Mama."

***

Malam ini, Regan dan teman-temannya tengah berkumpul disuatu kelab ternama diJakarta. Katanya, Naka mentraktir mereka karena ia bisa memenangkan suatu saham perusahaan besar. Siapa yang tidak mengenal Naka? Lelaki bermarga Stevanus ini adalah calon pewaris tunggal perusahaan milik Papanya, Kevin Stevanus, lelaki yang berpengaruh hampir diseluruh kawasan Asia.

"Anjir, Nak. Kapan-kapan traktir kita kayak gini lagi ya," ucap Tian sambil menyodorkan cangkirnya pada pelayan.

"Boleh sih, asal lo mau aja gantiin gue jadi samsaknya bokap," balas Naka.

Tian menegak cangkir berisi vodca tersebut, "Ah, kagak mau gue jadi samsaknya Om Stevanus. Yang ada gue pulang nanti tinggal nama." Tian berujar santai.

"Si Marioblog mana Gan?" tanya Naka pada Regan yang hanya memutar-mutar gelasnya.

Regan mengalihkan pandangannya pada Mario yang sibuk menari di dance floor, "tuh, bentar lagi juga one night stand," ucapnya.

Rafa langsung memalingkan wajahnya pada Regan, "lo gak ada niatan bikin si Olin kayak Nayla gitu?" tanya Rafa membuat Regan mengalihkan pandangannya.

"Hah?! Maksud lo?!" tanya Regan yang tak memahami perkataan Rafa.

"Ya, lo kan punya dia, tinggal satu rumah, kamar sebelahan, gak ada niat gitu buat nyoba dia? Sayang banget kalo dilewatin gitu aja." Ucapan Rafa membuat Regan terdiam. Sejujurnya, ia tak pernah memikirkan sampai kesitu. Yang ia inginkan hanya Olin tidak ada di kehidupannya lagi.

Naka pun menggangguk, pertanda setuju, "bener banget Gan, kalau mau bales dendam, jangan tanggung, langsung bablas aja," ujar lelaki itu.

Tian yang sedari tadi diam pun bersuara, "Jangan dong, masa cewek manis, pinter, polos, lugu kayak Olin dirusak sih," ucap Tian.

Regan menatap ketiga temannya "Gak perlu, bagi gue, nyakitin dia secara mental dengan pelan itu lebih baik ketimbang gue harus hancurin dia dalam semalam," balas Regan membuat Rafa dan Naka terkekeh, bagi mereka Regan terlihat naif.

Tian memukul pundak Regan perlahan, "Lo hampir sama kayak si Naka," ucap Tian.

Alis Regan menyatu, "Hampir sama gimana?" tanya Regan heran.

Tian terkekeh, "Naka mainin Nayla langsung hancurin masa depannya. Sedangkan lo, lo hancurin Olin dengan cara perlahan. Nyakitin dia dengan cara lo perbudak dia dan lo kata-katain dia," jelasnya. "Hampir sama kan?"

TBC

Gimana sama part 6? Disini aku kasih penjelasan dikit kenapa Papanya Olin gak suka sama anaknya sendiri. Tapi, masih ada satu fakta lagi yang belum terungkap kenapa Olin lebih milih tinggal sama Tante Lana ketimbang Papanya.

Jangan lupa vote, komen, dan share sebanyak mungkin yaaa.

Jangan lupa juga follow:
Akun Wattpadku; evannjh
Akun Instagram Pribadiku; evannjh
Akun Instagram Wattpadku Untuk Info Mengenai Ceritaku; @wattpan
Akun TikTokku; evannjh
Akun Twitterku; @yaelahpann

Happy Nice Day All♡♡

300 komen langsung UPDATE!!!

Kira-kira visual siapa yang cocok jadi Regan?

Visual Oyin?

Visual Naka?

Visual Tian?

Visual Mario?

Visual Nayla?

Sebenernya aku pengen banget pake visual. Cuma, masih ragu. Belakangan ini aku liat isu plagiat mengenai cast / visual. Makanya, aku binggung antara mau pake visual atau engga. Tapi kalian bayangin aja sendiri ya. Bayangin pake diri kalian juga boleh kok xixi.

Ciee bentar lagi lebaran, jangan lupa bagi thr ya!

Regan & Caroline (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang