Tadinya mau aku update malem kemaren, tapi enggak ada kuota. Jadinya sekarang.
Sebenernya aku sengaja banget enggak punya kuota. Aku tuh lagi takut buka sosial media.
Maklumlah ya capri emang suka overthinkingnya overload.Dahlah pada banyak bacot.
Happy Reading!
38. Bersama Zio.
Memasuki gerbang sekolah seluruh afeksi para murid SMA Gratas teralih padanya. Ya ibaratkan kalian punya teman yang biasa aja terus datang kesekolah dengan penampilan wow. Simplenya, dia glow up.
Selangkah, dua langkah kaki itu melewati jalan. Masih aman dan belum ada gangguan dari siapapun.
Langkah kaki kelima, sebuah motor sport hampir menyerempet dirinya.
Dengan sigap si pengendara turun dan menghampiri gadis itu. "Astaga! Maafin gue, gue kira lo siapa. Ternyata, calon Bunda dari anak-anak gue." Caroline memutar matanya sebagai wujud ekspresinya. "Zio! Kamu itu kebiasaan ya, suka nabrak aku, kalau aku jatuh-"
"Kalau lo jatuh cinta. Ya gue tanggung jawablah, sayang."
Caroline mendengkus. Lelaki itu agaknya sudah gila stadium akhir. Memilih mengalah, ia melangkahkan kakinya. Sebelum itu, Zio menarik tas baby blue yang baru kemaren dibelinya atas perintah Papanya melalui Mbak Nisa.
Kedua tangan lelaki itu mendarat di bahu Caroline. "Jangan ngambek dong. Makin repot ntar hati gue," katanya.
Caroline melepas kedua tangan Zio dan menggeleng. "Aku enggak ngambek."
Zio menarik tangan Caroline. "Sebagai permintaan maaf, gimana kalau lo anterin gue ke ruang kepala sekolah?"
"Ruang kepala sekolah? Kamu pindah? Kenapa?" tanya beruntun.
Zio terkekeh seraya mengangguk dengan pasti. "Karena lo."
::::::::::::::::::::
SMA Gratas gempar!
Ada dua atau tiga hal yang menggemparkan SMA elite itu. Pertama, ada dua calon murid baru kelas sebelas. Yang kedua, calon murid baru itu berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Simplenya, sepasang. Yang ketiga, Caroline berjalan bersama dengan seorang lelaki yang katanya calon murid baru.
Ditambah penampilan gadis itu membuat kaum adam heboh. Rambut yang biasanya lurus alami yang diikat ekor kuda itu kini berubah, wajah yang semula putih pucat kini lebih glowing, juga bibir yang hanya dilapisi oleh lipbalm transparant kini bewarna semi merah. Ala-ala liptint yang digunakan artis korea.
"Gile, Gan. Gebetan lo makin cangtip aja," bisik Mario. Membuat kening Regan mengkerut. "Hah?! Maksudnya?" tanya lelaki itu.
Tian mendesah lelah. Temannya ini seperti kakek-kakek yang baru punya ponsel versi 5G "Coba buka Instagram. Cek akun lambenyagratas. Lo liat noh, gebetan lo lagi jalan sama cowok yang katanya murid baru."
Mau tahu apa reaksi Regan?
Marah? Jelas.
Kesal? Tentu.
Emosi? Apalagi. Tapi dia harus sadar kalau Caroline bukan siapa-siapanya lagi. Miris!
Raka menepuk bahu Regan. "Cari Gan tih cowok. Hajar! Berani-beraninya deketin calon pacar lo," ucap Raka. Tumben sekali lelaki itu banyak bicara. 'Agaknya saat liburan semester kemaren, Raka les privat bicara' pikir Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan & Caroline (LENGKAP)
Teen Fiction[Boleh follow dulu baru membaca. Supaya simbiosis mutualisme] Cover by pinterest Mula-mula, Regan sangat membenci Caroline. Lelaki itu dibutakan oleh cemburu akibat sang bunda yang terlalu menyayangi gadis itu. Tapi, semua itu berubah ketika Caroli...