56.

169 27 22
                                    

Anyway, kembali lagi sama aku.

Minta vote sama komennya, boleh kan? xixixixi

Happy reading!
*****************

56. Rasa bersalah


"Bocah banget tahu gak!" Nayla mengomel disela tangisnya. "Lo pikir jago kayak gitu, baku hantam di jalan raya. Nanggung banget, enggak sekalian aja langsung di rel kereta." Gadis itu terus menangis.

Tadi saat pencarian Caroline di Taman Kota, Nayla ditelepon oleh Mario. Lelaki itu menjelaskan apa yang terjadi saat itu.

Buru-buru Nayla, Naka, Raka, dan Tian bergegas menuju rumah sakit. Dan kini, keduanya tengah diperiksa.

"Udah, Nay. Tenang dulu," ucap Naka sambil terus menenangkan pacarnya. Lelaki itu menarik Nayla masuk dalam pelukannya. "Keep calm, Nay. Dia bakal baik-baik aja," ucap Naka menenangkan.

Disela-sela Naka menenangkan kekasihnya, sepasang pasangan suami istri menghampiri kelimanya.

"Gimana? Gimana keadaan Regan? Apa anak saya baik-baik saja?" tanya Leo. Sedangkan sang istri, Lana. Hanya mampu menangis. Bayang-bayang masa lalu kini menghantui dirinya.

"Masih diperiksa dokter, Om," jawab Raka atas pertanyaan Leo.

Tak lama seorang dokter keluar dari ruang UGD. Buru-buru Lana menghampiri kedua dokter itu. "Dokter, dokter gimana keadaan anak saya?" tanya Lana tak sabar.

Dokter itu menghela napas. "Begini Pak, Bu. Keadaan keduanya bisa dibilang kurang baik. Keduanya sama-sama kekurangan darah. Kami butuh beberapa kantong darah untuk keduanya. Tapi, rumah sakit ini hanya memiliki stok untuk satu orang saja."

"Berikan itu untuk anak saya. Yang laki-laki," ucap Leo egois. Pria itu hanya memikirkan anaknya.

"Terus korban yang perempuan gimana, Mas? Anak itu juga butuh transfusi darah. Bukan cuma anak kita," ucap Lana.

Leo menggeleng. "Anak saya! Utamakan dulu anak saya, dok."

"Golongan darahnya apa dok?" tanya Zio.

"A resus negatif." Sial! Darah lelaki itu tidak bisa membantu Caroline.

Nayla menoleh pada Zio. "Zi, lo tahu rumah Caroline, kan? Kita coba tanya bokapnya. Setahu gue anak pertama satu darah sama Bapaknya," ajak Nayla.

Lontaran dari Nayla membuat Lana tersentak.

"Ini persis enam tahun lalu."

"Jangan ambil dia lagi Tuhan."

"Ayo!" ajak Zio.

*********

Mahasiswa semester lima seperti Lintang pasti tengah mengalami masa-masa kritis. Tugas menumpuk, cicilan judul skripsi, penelitian, kegiatan KKN, hingga dosen yang tak kunjung membalas pesan.

Setelah melakukan seminar selama empat hari, kini Lintang berada di bascamp Diamond Gold. Lelaki itu ingin menjernihkan pikiran sebelum laporan kegiatan membebani dirinya.

Tapi, ketika ia baru memasuki pintu markas itu, pandangannya teralihkan oleh Jayden yang melamun. Pandangan lelaki itu kosong. Takut-takut temannya kesurupan, Lintang langsung menabok bahu Jayden. Membuat sang empu tersentak. "Awas kesambet lo."

Regan & Caroline (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang