Hai gais, maaf bet baru munculll. Jadi, minggu kemaren aku ada ulangan, terus e-learning aku error gitu. Padahal enggak ngapa-ngapain. Cuma buat premis part ini aja. Eh, besoknya error. Jadi aku memutuskan hiatus seminggu wkwk. Akibatnya saya nonton drachin saja♡
Ini partnya 2500+ kata. Jadi maaf banget kalau bosen. Soalnya kalau dipotong enggak enak.
Jangan lupa vote dan komen.
And, happy reading!
*****************
55. Kecelakaan
Sudah tiga hari Caroline disekap oleh Jayden. Selama itu pula Jayden masih menaruh bimbang atas keputusannya. Ucapan Lintang terus berputar di telinganya. Sisi lain, ingatan masa lalu juga berjalan di otaknya. Bagaikan film dokumenter G30SPKI yang menyimpan jutaan duka juga luka.
Lelaki itu duduk di bangku taman belakang sekolah seraya menggenggam amplop putih dengan logo rumah sakit yang ia ambil kemaren sore. Kaki kiri yang dibalut sepatu hitam itu mengetuk-ngetuk tanah yang agak basah. Membuat beberapa cipratan tanah itu mengenai sepatunya.
Hati dan otaknya kini tidak sejalan. Sejujurnya, saat ia menyekap gadis itu, Jayden merasakan perasaan yang sukar untuk dijabarkan. Seperti merasa sedih dan juga marah. Tapi, ucapan Neneknya saat ia kecil menjadi satu janji yang harus ia tepati. Apalagi saat itu, Kia, Adiknya membutuhkan uang untuk operasinya.
Saat itu sepulang dari perusahaan besar yang katanya milik Papa, Ayah atau apapun sebutannya, Jayden berjalan dengan lesu. Ia kira, pria itu mau membantunya. Nyatanya, tidak. Dirinya terlalu dipenuhi harapan-harapan yang tidak mungkin bisa terwujud.
Kakinya terus berjalan menyusuri tanah setapak, memasuki gang kecil dan berjalan sekitar lima ratus meter. Matanya menemukan seorang wanita tua lengkap dengan tongkatnya.
"Jay," panggil wanita itu seraya berjalan dengan tergopoh-gopoh menuju Jayden. "Gimana? Uangnya dikasih enggak? Dikasih berapa? Terus uangnya kamu taro di mana?" tanyanya beruntun.
"Enggak dikasih, Nek." Ucapan itu membuat Rosa, sang Nenek naik darah. Tanpa sadar, tangannya mencengkram kuat lengan cucunya. Membawanya masuk dan duduk di ruang tamu yang lumayan sempit.
Rosa membenarkan letak kaca mata yang sedikit merosot. "Kenapa enggak dikasih?"
"Katanya, aku bukan anaknya. Emang sih, keliatan kayak bukan Ayah aku. Baju yang aku pakai sama baju yang dia pakai beda. Bajunya Om itu bagus, pake jas, dasi, kemeja yang wangi. Kalau Jay, bajunya lusuh, bau matahari juga." Jayden menatap kaos hijau bergambar Ben 10 yang berjaya pada masa itu.
"Jangan-jangan Om itu emang bukan Ayah, Nek." Lelaki itu bertanya dengan nada ragu.
Rosa menggeleng. "Om itu Ayahnya Jay juga Kia. Tapi, gara-gara Tante jahat, Om itu lupa sama Jay juga Kia." Rosa berusaha memberi pengertian bahwa pria yang ditemui cucunya adalah Ayahnya.
"Tante jahat?" beo Jayden.
Rosa mengangguk. "Sebenernya, Ayah sama Ibu kamu nikah gara-gara kesalahan. Suatu malam, Ayah kamu mabok dan membuat Ibu kamu mengandung. Dan yang dikandung itu kamu." Jayden kecil berusaha menyimak dan memasukan cerita yang Rosa utarakan.
"Pernikahan itu cuma sebentar. Sampai kamu lahir, Ayah kamu menceraikan Ibu kamu dengan alasan ia mau nikah sama orang lain."
Jayden kecil menatap Neneknya. "Orang lain itu Tante jahat, Nek?" tanya Jayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan & Caroline (LENGKAP)
Teen Fiction[Boleh follow dulu baru membaca. Supaya simbiosis mutualisme] Cover by pinterest Mula-mula, Regan sangat membenci Caroline. Lelaki itu dibutakan oleh cemburu akibat sang bunda yang terlalu menyayangi gadis itu. Tapi, semua itu berubah ketika Caroli...