13

455 95 180
                                    

Siapin hati. Bacanya pelan-pelan aja.

Happy Reading

13. Mama, Tunggu Aku di Surga!

Zio dan Olin telah sampai di depan sebuah rumah minimalis.

"Rumah lo yang mana? Kanan apa kiri?" tanya Zio memandang kearah rumah Regan dan rumah Olin.

Olin yang ragu menyebutkan letak rumahnya hanya memandang letak kedua rumah secara bergantian. "Coba tebak rumah aku yang mana?" tanyanya balik. Ia berusaha menutupi kegugupannya.

Sedangkan lelaki itu hanya terkekeh, "nanti aja deh gue cari tahu. Tapi, sekali gue tahu. Gue langsung bawa rombongan," balasnya.

"Buat?"

"Ya, buat ngelamar elo lah."

"Sok-sokan mau ngelamar. Tapi masih ngemut permen kaki," cibir Olin.

"Gapapa ngemut permen daripada ngemut bibir lo."

Mendengar itu Olin langsung memukul bahu lelaki itu dengan keras.

Awh ... awh ... sakit njir," ringisnya. Membuat gadis itu langsung mengelus bahu yang tadi ia pukul.

"Dah ah. Gue mau balik aja," ucapnya ketus.

"Jangan ngambek dong. Masa digituin aja marah."

"Siapa yang marah njir, gue emang mau pulang aja. Dah, gue balik dulu." Zio langsung menjalankan motornya dan meninggalkan gadis itu.

Baru ia menyentuh gagang pintu, pintu tersebut sudah terbuka, menampilkan lelaki dengan pakaian santainya.

"Dari mana aja lo?" tanya lelaki itu.

"Habis dari makam Mama," jawab Olin dengan senyumnya.

Lelaki itu memandang Olin dengan pandangan yang menilai.

"Kok lama banget? Habis open BO ya lo?" tanyanya kemudian.

Baru ingin membuka suara, seorang wanita tua datang dengan tergopoh-gopoh. Ia menghampiri kedua remaja itu.

"Non, non Olin," panggil wanita itu.

Gadis yang dipanggil menoleh, melihat ke arah wanita itu. "Iya, Bi. Ada apa?"

"Itu Non, Bapak. Bapak sakit." ucap wanita itu.  Tanpa menunggu lama, gadis itu berlari menuju rumahnya. Namun, saat hendak memasuki rumah megah itu, pandangannya tertuju pada sebuah kotak yang ada dimeja dekat pintu rumahnya.

Untuk gadis cantik bernama Caroline.

Gadis itu menatap kotak itu. Ia membolak-balikkan kotak itu. Mencari nama pengirim kotak tersebut.

"Gak ada nama pengirimnya, buka aja kali ya." Ia langsung membuka kotak itu

Saat ia membuka kotak itu, ia melihat ada selembar kertas dan foto yang gambarnya diletakkan terbalik.

Halo sayang, mari kita bertemu. Ia membaca kertas itu.


"Mama.... " ucapnya saat melihat foto itu. Itu, itu wajah Mamanya. Wajah Mamanya yang tersenyum ceria disamping nisan yang bertuliskan namanya juga bunga Daisy tadi. Tapi, mengapa sang Mama ada di makamnya sendiri? Apa Mamanya masih hidup? Apa Mamanya yang nengirim surat ini? Tak terasa air mata turun membasahi wajahnya.

Tak lama, ia melihat siluet wanita tengah melewati gerbang rumahnya. Tanpa babibu, ia langsung berlari mengejar wanita itu.

"MAMA!" teriak Olin. Ia terus berlari mengabaikan tatapan beberapa orang yang memandangnya aneh.

"Ma, tungguin Olin, ma."

Karena gadis itu berlari sangat kencang, ia tersandung batu hingga menyebabkan dirinya terjatuh.

"Mah, ayo kembali, kita ketemu sama Papa," ucapnya tergugu.

Dengan pemikirannya yang kosong, ia bangkit dan berjalan tak tentu arah mencari sang Mama. Hingga ia tak sadar bahwa kini Olin sedang berdiri di tengah jalan raya dengan mobil dan motor yang hilir mudik.

"Mama ... ayo kesini, kita pulang, ketemu sama Papa," kepalanya terus berputar mencari siluet wanita tadi.

Tanpa sadar sebuah mobil melaju kearahnya. Olin tersenyum. Mungkin ini maksud surat tadi. Ia akan kembali bertemu sang Mama. Bukan di dunia, tapi di surga. Sungguh, ia sudah menanti hal ini sejak lama.

"Jadi, Mama mau kita ketemu di Surga?"

'Mama, tunggu Olin. Sebentar lagi Olin bakal ketemu Mama' batin gadis itu.

Belum sempat ia menemui mamanya di surga, tangannya ditarik oleh seseorang, hingga keduanya terjatuh di trotoar.

"Astaga Lin, lo ngapain berdiri di tengah jalan?" tanya orang itu.

"JAYDEN! KENAPA KAMU TOLONGIN AKU? AKU MAU KETEMU MAMA. MAMA LAGI NUNGGU AKU DISURGA." teriak Olin dibarengi dengan isakan tangisnya.

"Dan kamu ... kamu udah gagalin rencana pertemuan kita."

"LO GILA?! INI JALAN RAYA. KALAU MOBIL ITU NABRAK LO GIMANA?! KALAU LO MATI GIMANA?!" Jayden merengkuh gadis itu kedalam pelukannya, ia memeluk erat Olin hingga tak ada ruang untuk gadis itu bergerak.

"Gue ... gue gak siap kalau harus kehilangan lo, Lin," lanjutnya dengan lirih.

TBC

Aks butuh cowo yg kayak Ayden. Kayak 24/7 ada gitu buat LinLin. Tapi, nyari dmna?!?!

Tapi, siapa sih yang jahil naro kotak begituan di depan rumahnya LinLin. Gimana kalau bapakenya yang nemu?

Tebak dulu ah, siapa yang naro kotak misterius itu 👉👉👉👉👉

Btw, aks gak pandai bikin scene sad beginii. Baca cerita aja kadang gak nangis. Padahal, kata orang itu sedih. Udah mati rasa soalnya. Haha. Candaa.

Oh, iya. Minggu ini aks gak bisa update. Mau uas beb. Bye!

Regan & Caroline (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang