51

154 23 23
                                    

Aloo!

Aku kembalii dan hadir di sini.

Ada yang baru nichhhh

Jangan lupa ramein. Pokoknya plis kali ini aku minta kalian ramein di setiap paragraf. Plisssssssssssssssssss bgt.

Yang gak ramein, kena tembak penjaga di squid game!

Selamat membaca

51. Sendiri

Hari ini, tepat hukuman skorsing Caroline berakhir. Jika kalian bertanya apa yang gadis itu lakukan selama tujuh hari saat skorsing, Caroline menghabiskan waktunya di rumah sang Mama. Dimulai dari berangkat pukul tujuh pagi dan pulang pukul enam sore. Di sana, ia habiskan dengan bercerita dengan sang Mama dan membersihkan pusara milik bidadarinya.

"Nanti Bapak jemput kayak biasa, ya, non." Gadis itu menganggukan kepalanya. Kaki jenjangnya melangkah menuju kelas. Bisik-bisik teman, adik kelas, juga seniornya memasuki indera pendengarannya. Membuat gadis itu kian membenci dirinya.

"Katanya sih, anak pengusaha kaya. Tapi, kelakuannya kok gitu, ya. Curiga jadi anak durhaka," ucap salah satu gadis di sana.

Sedangkan yang gadis itu hanya diam dan berjalan menuju kelasnya dengan raut wajah datar. Ia berusaha sepenuh hati mengabaikan ucapan-ucapan yang bertujuan menyakiti hatinya.

Saat memasuki kelas, siswa yang semula berkerubun di dekat pintu, langsung menyingkir. Mereka mengibaratkan Caroline itu hama yang perlu dijauhi.

"Nay," panggil Caroline. Nayla menoleh. "Kenapa?" tanya gadis itu.

"Boleh enggak aku duduk sama kamu?" Caroline berharap penuh sahabatnya ini masih mau bersamanya.

"Gak!" Bukan Nayla yang menjawab itu. Tapi Naka yang baru saja datang bersama empat temannya.

"Nayla atau siapapun gak boleh duduk atau bahkan deket sama lo. Kalau ada yang deket sama lo, takutnya mereka celaka." Naka menarik tas Carolin bagaikan mengangkat leher kucing.

Sampai di ujung bangku belakang, Naka menghempaskan badan gadis itu. Membuat pinggangnya terkantuk ujung meja.

"Tempat lo di sini. Lo pantes dikucilkan setelah apa yang lo perbuat." Naka berujar dengan pedas.

Melihat tindakan Naka, membuat emosi Regan naik. Lelaki yang kini mengenakan hoodie kuning tersebut hendak membantu Caroline yang mencengkram pinggangnya. Namun, langkahnya dihentikan Raka.

"No, jangan sekarang, Gan." Raka menggeleng yang. Regan melepas cengkraman tangan Raka. "Tap Rak-"

"Lo harus inget!" tekan Raka.

*****

"Dyra!" pekik anak-anak kelas 11 IPA 1. Kecuali Regan dan Caroline.

"Dyra lo udah enggak apa-apa?"

"Dyra lo kok sekolah sekarang?"

"Dyra kenapa sekolah? Padahal muka lo pucet banget."

Beberapa pertanyaan itu Dyra balas  dengan senyum tipis yang menenangkan.

"Loh?! Kok kamu duduk di sini?" tanya Dyra pada Caroline yang sibuk dengan earphone dan ponselnya.

"Dyra." Gadis itu menoleh pada Mario yang memanggilnya. "Ada apa, Yo?" tanyanya.

Regan & Caroline (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang