Hai aku kembali. Makasih yang udah mau vote, komen.
Happy reading
27. User not found dan karma nyata menurut Lana
Setelah hampir seminggu tidak ada jadwal pembelajaran karena porseni juga beberapa remedial. Sma Grathion kembali ramai. Satu alasannya, pembagian raport. Para wali murid berbondong-bondong memasuki kelas anaknya. Panas matahari menjadi alasan. Belum lagi beberapa bimbel yang membagikan selembaran promosi sehingga parkiran SMA Grathion terlihat sumpek.
Memasuki ruang kelas, para wali langsung duduk di bangku yang disediakan. Begitu pula dengan Lana. Wanita itu datang sendirian. Sang suami, Thomas memang sedang sibuk-sibuknya. Katanya, perusahaan milik pria itu sedang mengalami masalah.
Wali kelas 11 Ipa1 memasuki ruangan itu dengan beberapa map di tangannya. Sebelum memberikan raport itu, Bu Ratna, menjelaskan statistik nilai, dan beberapa penjelasan tambahan mengenai acara sekolah ke depannya. Tujuannya, agar orang tua atau wali murid bisa mengontrol kegiatan anaknya.
Pembagian nilai raport dimulai. Satu persatu nama siswa mulai dipanggil. Dimulai dari Adelia. Si siswi pemilik absen pertama.
Kini tiba saat nama Caroline dipanggil. Dan kini tiba saatnya Lana maju.
Bu Ratna menyerahkan dua map yang berbeda warna. Warna merah untuk perempuan. Dan biru untuk laki-laki.
Dan, dihadapannya dua raport itu tersurat nama Regan juga Caroline. Setiap pembagian raport, Bu Ratna pasti langsung memberikan juga milik Regan. Tujuannya, biar enggak banyak kerjaan.
Bu Ratna mengeluarkan senyum bahagianya. "Saya ucapkan selamat kepada Ibu." Lana paham. Mungkin, nilai Caroline yang membuat guru dihadapannya ini bahagia. Sudah tidak asing bukan?
"Eum, saya tahu Bu. Pasti ini nilai Caroline yang naik bukan?" tebak Lana. Namun, guru itu justru menggeleng. Membuat rasa penasaran Lana kian membuncah.
"Bukan itu Bu. Tapi, nilai Regan yang naik sangat pesat. Dimulai dari dia yang meminta tugas tambahan, tugas perbaikan, hingga nilai uas semester ganjil ini naik pesat." air mata Lana hampir tumpah. Ternyata anaknya itu mau berubah. Siapapun yang mau membantunya, Lana mengucapkan terima kasih yang teramat banyak.
Setelah menandatangani data pengambilan raport, Lana ingin bangkit, sebelum itu Bu Ratna sempat berpesan untuk tetap memantau anak itu dan memberikan apresiasi agar lelaki itu semakin semangat.
********
Menghabiskan waktu siang hari dengan bermain ponsel adalah habitat para manusia Indonesia. Tak ayal, Caroline, gadis peraih peringkat satu pararel itu kini melakukan pantangan itu, dimulai melihat trend di Twitter, explore di Instagram, hingga For Your Page di laman TikTok.
Beruntung di rumah ini disediakan wifi 24 jam. Sehingga kuotanya tidak akan tersedot besar.
Saat tengah sibuk melihat konten di TikTok, satu notifikasi Instagram membuyarkan itu semua. Gadis ini tipikal yang tidak mau menumpuk notifikasi. Jadi, dirinya langsung membuka notif apa yang masuk di ponselnya. Ternyata ada Direct Messenger dengan username Lusty Indrayani.
TODAY
Hai! Apa kabar baby girl? (12.00)
Apa kamu enggak rindu dengan saya? (12.01)
Mama begitu merindukan kamu. (12.02)
Mama tunggu kamu di lain waktu (12. 04)
Tunggu! Apa katanya?! Lutsy? Berarti Mamanya masih hidup bukan? Mana mungkin ada akun yang aktif sedangkan si empu nama sudah tiada. Tapi, gadis itu melihat sendiri saat peti matinya dimasukan ke dalam tanah.
Apa mungkin, peti itu berisi orang lain?
Caroline bangkit menuju meja belajarnya. Membuka bukunya. Menuliskan hal-hal aneh yang terkait Mamanya. Dimulai foto sang Mama yang ada di makam, baju yang pernah di pakai semasa hidup, hingga pesan yang mengatas namakan sang Mama.
Gadis itu tampak berpikir, "Yang pertama itu foto. Kedua itu baju Mama dan yang terakhir Direct Messenger. Yang paling menunjukkan jejak itu, baju. Dimana itu ada bau Mama yang aku kenal banget." gadis itu menuliskan hal tersebut di bukunya.
"Pesan dari Instagram. Pasti dia punya akun." Ia kembali mengecek ponselnya dan menekan ikon profil. Namun, yang ia temukan adalah user not found.
"Kok malah user not found sih? Eh, tunggu. Kalau akunnya tadi ada dan sekarang enggak ada, berarti ada kemungkinan Mama masih hidup."
"Dan dia hapus akun sebelum aku cek."
********
Langit jingga adalah pemandangan sore yang indah. Ditambah beberapa burung yang beterbangan mencari makan. Hal itu membuat Lana tersenyum. Ditambah bunga yang ia siram mulai bermekaran. Senyumnya kian tambah lebar.
Tapi sayangnya, hal itu tidak berangsur lama. Senyumnya luntur kala ia melihat sang suami yang pulang dengan muka datar. Mematikan keran, lantas Lana pergi menuju kamar.
Pandangannya teralihkan kala sang suami membanting jas yang baru saja ia buka. Tangan Lana menyentuh pundak pria yang masih memakai kemeja bewarna putih itu. Wanita itu binggung apa yang terjadi pada suaminya.
"Mas, kamu kenapa?" Thomas hanya diam. Napasnya memburu. Bayangan pegawai kantor dan client yang membohonginya membuat napas pria itu memburu.
"A-aku ditipu, Lan. Uang kantor diraib habis. Sekarang, perusahaanku diambang batas." Thomas mengatakan itu dengan susah payah.
Bagaimana? Bagaimana kehidupannya nanti? Dirinya tidak bisa membayangkan hidupnya yang berubah. Dimulai dari rumah kecil, tidur beralas tikar lusuh, hingga tidak adanya AC di kamar. Itu mimpi yang paling buruk.
"Kamu jangan marah atau sedih. Ini namanya ujian. Kita enggak bisa minta selalu di atas terus." Lana berusaha menenangkan suaminya.
Thomas menggeleng. "Aku enggak tahu harus apa."
"Kamu sabar aja, kita pasti temuin jalan keluarnya."
Wajah Thomas memerah. "Apa?! Sabar?! Kamu enggak mikir apa gimana nanti aku bayar pegawai, belum makan kalian, bayar uang sekolah, dan kebutuhan lainnya. Dan kamu, kamu cuma bilang sabar."
Tempramen pria ini yang memang kurang Lana sukai. Membuat wanita itu harus ekstra sabar.
"Iya, nanti aku sama yang lain bantu. Sekarang kamu mandi dulu." Thomas meninggalkan Lana yang masih berkutat dengan pikirannya.
"Apa, ini karma atas kebohongan enam tahun lalu?" gumam wanita itu.
T B C
Thankyu yang udah mau baca sama vote juga komen. Next part uwu uwu.
Semoga suka.
See u next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan & Caroline (LENGKAP)
Teen Fiction[Boleh follow dulu baru membaca. Supaya simbiosis mutualisme] Cover by pinterest Mula-mula, Regan sangat membenci Caroline. Lelaki itu dibutakan oleh cemburu akibat sang bunda yang terlalu menyayangi gadis itu. Tapi, semua itu berubah ketika Caroli...