Halo! Aku kembali, nah, kurang baik apa aku?! Double update tapi masih sepi. Oh iya, nanti ada bagian narasi panjang. Aku mohon, jangan di skip ya. Disitu ada penjelasan juga.
Happy Reading!
30. Demi anak perempuan.
Memiliki uang banyak, istri cantik, dan jabatan di suatu perusahaan adalah dambaan setiap lelaki. Tapi, opsi pertama itu telah hilang di diri Thomas. Lelaki itu kini hidup diambang batas perusahaan.
Karir yang ia bangun kini mulai runtuh akibat pengkhianat berkedok teman. Awalnya, seorang teman mengajak Thomas untuk berinvestasi. Dia bilang, modal yang diberikan akan bertambah 5 kali lipat.
Gejolak diri pria itu langsung membara. Tanpa berkordinasi pada Lana, Thomas dengan tega menghabiskan hampir seluruh uang keuntungan perusahaannya untuk modal investasi. Bahkan, tabungan masa depan Regan pun ia curi setengahnya demi iming-iming balik modal hingga lima kali lipat.
Bukan untung, namun buntung yang ia peroleh. Dengan tega, teman dari Thomas itu malah membawa kabur uangnya dan menghilang bak ditelan bumi.
Dan disinilah Thomas. Berdiri di pembatas jembatan. Ia menunggu seseorang datang untuk membantu. Berharap Leo dengan sukarela mau menolongnya.
Mobil SUV berhenti di depannya, lampu mobil itu menyorot tepat di mata Thomas. Membuat lelaki itu menyipitkan matanya.
Seorang lelaki berjas keluar. Lengkap dengan beberapa pengawal yang menjaga dibelakangnya.
Pria itu menghampiri Thomas. Lantas berdiri lima belas senti dari lelaki itu.
"Ada apa kamu memanggil saya?" tanya pria itu dengan dingin.
Thomas menetralkan rasa gugupnya. "Leo, boleh saya minta tolong ke kamu?" tanya ragu.
Leo melirik Thomas secara sepintas. "Kamu menyuruh saya kemari untuk membantu kamu?" jedanya. "Memang, apa yang harus saya bantu?" Leo menekan kata 'harus' di kalimatnya.
"Apa kamu mau untuk membantu aku dengan menanam saham juga mau membayar uang yang telah aku makan habis?" Thomas berujar dengan santai.
Leo mengangguk dengan angkuh. "Jika, saya membantu kamu, apa yang akan saya peroleh?" tanyanya.
Thomas menoleh pada Leo yang menatapnya datar. "Ohh ... kamu mau buat perhitungan sama saya? Apa kamu lupa, anak perempuan kamu tinggal di rumah saya selama bertahun-tahun," tantang Thomas.
Leo terkekeh, ia paham, pria di sampingnya ini meminta imbalan. "Tapi, apa kamu lupa, setiap bulannya saya selalu memberikan uang dengan nominal yang besar. Apa, kamu dan istrimu memotong uang yang saya berikan untuk anakku?" Leo memiliki firasat yang tak enak. Apalagi, semalam, mendiang istrinya datang dibunga tidurnya. Wanita itu mengatakan anaknya tidak dalam keadaan yang baik-baik saja.
Terbesit satu ide dipikiran pria itu, ia akan mengabulkan permintaan pria mata duitan ini.
"Baik, saya akan membantu kamu. 10% saham dari perusahaan saya akan saya berikan padamu. Saya juga akan menutupi uang yang kamu pakai secara rakus itu. Tapi, di dunia ini tidak ada yang gratis, bukan?" Thomas mengangguk. Ia ketar-ketir menunggu apa lanjutan dari ucapan Leo. Takut-takut, istrinya, Lana yang jadi imbalannya.
"Saya tunggu 3×24 jam untuk pulangkan anak saya kerumah. Jika lewat dari batasan itu, semua rencana itu akan...."
"Musnah."
::::::::::::::::::::::
Leo memasuki perkarangan rumah megahnya. Tangannya membuka pintu rumahnya, matanya menatap ke sekeliling rumahnya. Hartanya banyak, uangnya tak ternilai, tapi ... tapi mengapa hatinya kosong? Hatinya hampa? Semua uang, semua rumah, mobil, dan perusahaan tak mampu mengisi relung kosong di hatinya.
Kakinya melangkah menuju kamar anaknya. Tak ada yang berubah. Semuanya tetap sama. Ranjang, meja rias, meja belajar, bahkan poster yang gadis itu tempel enam tahun lalu masih tertempel jelas di sana.
Jujur, di lubuk hati Leo, dia menyayangi putrinya. Tapi, saat ia melihat wajah putrinya, dia seperti melihat Lusty kembali. Ingatkah kalian kala Leo sakit? Sebenarnya dirinya sangat membutuhkan Caroline, tapi ego pria itu sangat tinggi.
Kadang, kala malam tiba, ia selalu ingin bertanya, apa putrinya sudah makan? Apa hari-hari putrinya terasa menyenangkan? Apa ada yang mengganggu Caroline? Tapi semua itu tertahan di hatinya. Bahkan, untuk memberikan uang saku gadis itu saja harus melalui perantara Lana, sahabat Lusty.
Leo memiliki ego yang tinggi ditambah lelaki itu belum mengikhlaskan kepergian Lusty membuat emosinya naik turun.
Leo paham ini salahnya. Apa ada kesempatan untuk dirinya menjadi seorang ayah? Jika ada, tolong berikan pada Leo.
Alasan satu-satunya ia menukar 10% saham yang ia punya dengan anaknya adalah agar ia bisa merasakan kembali menjadi seorang Ayah. Agar cinta pertama putrinya bisa kembali. Mungkin, ini terlihat keji. Dimana seorang Ayah menukar uang demi anaknya. Tapi, Leo tak tahu lagi bagaimana agar anaknya mau pulang.
Tangannya mengambil bingkai foto. Dimana disitu ada dirinya, Lusty, dan anaknya Caroline. Kedua perempuan itu tampak tersenyum lebar. Dan Leo, pria itu hanya tersenyum tipis.
Leo mengelus foto itu. "Lin, maafin Papa."
T B C
Kurang baik apa aku?! Tapi malah sepi wkwk
Mau nanya, Tolong dijawab yaa Plis
Apa definisi Ayah buat kalian?
Terus, apa pengorbanan yang Ayah kamu lakuin yang menurut dia kamu enggak tahu, tapi sebenernya kamu tahu?
Sama, ucapin kata kata manis buat Ayah kalian dong.
Dan, apa harapan kamu buat Ayah?
See u next part bby!
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan & Caroline (LENGKAP)
Teen Fiction[Boleh follow dulu baru membaca. Supaya simbiosis mutualisme] Cover by pinterest Mula-mula, Regan sangat membenci Caroline. Lelaki itu dibutakan oleh cemburu akibat sang bunda yang terlalu menyayangi gadis itu. Tapi, semua itu berubah ketika Caroli...