Kembali lagi dilapak epan istri sah Lucas. Yang lain ngaku ngaku. Apalagi mbak mbak yang ono. Wk
Jangan lupa komen sama vote yaaa!!!
Absen dulu bulan lahirnya!
Happy Reading42. Lagi
"Kata Nayla, tadi anak kelas berantem sama anak IPS?"
Pertanyaan yang dilontarkan Naka membuat Regan menoleh pada lelaki yang sibuk dengan gulungan nikotinnya.
Mario mengangguk. "Terus mantan lo itu nyium si anak baru yang dari Rajawali itu, kan?" tambah Mario.
Kelimanya. Raka, Naka, Mario, Tian, dan Regan kini tengah berada di kantin. Istirahat tengah mereka jalani. Sudah ada sepiring nasi goreng beserta es teh manis dihadapan mereka.
"Iya. Makanya jangan mabal mulu, jadi ketinggalan informasi, kan," gerutu lelaki itu.
"Ya gimana ya, pergi ke rooftop waktu enggak ada guru sambil ngerokok itu nikmat banget." sambil menyendokan sesendok nasinya, Tian membalas.
Mario mengangguk. Menyetujui. "Menikmati masa SMA yang bentar lagi bakal ilang."
"Lagian lo tumben enggak ikut bolos. Kenapa?" tanya Raka.
"Gue tebak, lo pasti enggak ikut kita gara-gara mau lihat mantan, kan?" tebak Naka.
Regan hendak mengelak, namun, ia sadar apa yang diucapkan Naka itu benar. Lelaki itu memang tidak mengikuti keempat temannya bolos hanya karena ingin memandangi wajah Caroline. Tapi, ternyata dirinya harus mendapatkan satu jackpot.
"Eh, ujungnya malah lihat mantan cium pipi orang lain. Aduh aduh aduh sakit sekali everybadih," ledek Mario membuat keempatnya tertawa.
"Sakitnya sampe ke tulang-tulang kalau kata Pamungkas mah."
Raka menyenggol siku Regan. Mengarahkan pandangannya pada sepasang insan yang sedang bercengkrama. "Tadi pagi sama murid baru. Sekarang sama Ketua Osis."
Mario menepuk dada Regan.
"Yang sabar ya hati."
::::::::::::::::::::::::::::
"Hai, Lin."
Caroline yang tengah membeli susu kotak beserta roti cokelat berjengkit kaget.
"Eh, kamu. Baru masuk sekolah?" tanya Caroline. Pasalnya, saat hari pertama sekolah kemarin lusa, ia tidak melihat lelaki ini saat upacara, pun dengan kemaren.
Jayden menggangguk. "Iya. Nyokap gue baru beres kemo. Gue enggak tega buat ninggalinnya sendiri," jelas lelaki itu.
Caroline menggangguk paham. Pasti lelaki itu khawatir jika meninggalkan Ibunya sendiri.
"Kayaknya, kita mesti cari meja deh. Enggak enak juga ngobrol sambil berdiri."
Jayden dan gadis itu berjalan beriringan menuju salah satu bangku di sana.
"Lo tahu darimana gue enggak sekolah dua hari?" tanya Jayden saat keduanya sudah duduk di kursi. Mereka mengambil bangku dekat dengan pohon dan berbagai tanaman. Agar mereka bisa mendapatkan kesejukan lebih sedikit.
"Hari pertama, kamu enggak ada pas lagi upacara. Terus kemaren, kamu enggak ada pas anak OSIS jaga gerbang," ungkap Caroline membuat Jayden mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan & Caroline (LENGKAP)
Teen Fiction[Boleh follow dulu baru membaca. Supaya simbiosis mutualisme] Cover by pinterest Mula-mula, Regan sangat membenci Caroline. Lelaki itu dibutakan oleh cemburu akibat sang bunda yang terlalu menyayangi gadis itu. Tapi, semua itu berubah ketika Caroli...