Haloo gais! Apa kabarr? Aku harap baik-baik aja.
Sebelum itu, aku mau minta kalian buat spam komen di setiap partnya yaaaaaa.
Happy Reading!
19. Tanda Mama masih hidup
Sore ini, Lana merasakan keanehan pada putranya. Biasanya selepas pulang, Regan akan langsung makan dan melakukan aktivitas yang tidak ada manfaatnya, seperti bermain playstation atau game online. Tapi, hari ini semua itu hilang. Melihat putranya yang sibuk berkutat dengan buku, pena, dan juga laptop.
"Bukan gitu caranya Regan," kata Olin mendesah frustrasi.
Regan langsung melemparkan penanya dan mengacak rambut hitamnya.
"Terus gimana?"
"Ini kan yang ditanya cos 210. Nah pertama, kita lihat dulu cos 210 ada di kuadran berapa. Coba kamu lihat ada di kuadran berapa?"
"Kuadran III."
"Nah kuadran III itu negatif apa positif?" tanya Olin lagi. Gadis itu terus berusaha membuat lelaki ini paham mengenai materi yang sedang ditanyakan ini.
Regan kembali melihat buku catatannya-ralat! Buku catatan guru barunya itu.
"Negatif." gadis itu menggangguk. Sepertinya lelaki ini mulai paham mengenai materi yang ada. "Bearti hasilnya nanti harus negatif."
Olin mengambil pena dan kertas buram. "Kita pake konsep sudut 180. Biar gampang. Sudut 180 itu tetap. Jadi dia gak berubah."
"Jadi cos 210 itu sama dengan 180+30. Jadi kita tulis dulu cos terus buka kurung 180+60 sama dengan negatif cos 30. Nah, cos 30 berapa?"
"Setengah akar tiga." Rupanya lelaki ini mulai paham.
"Jadi jawabannya?"
"Minus setengah akar tiga."
Gadis itu bertepuk tangan. Yang bisa menjawab ini Regan bukan Olin. Tapi kenapa Olin yang sangat bahagia?
"Good boy."
Lelaki itu kembali mengerjakan tugasnya. Sedangkan Olin? Ia hanya menatap kesibukan lelaki itu.
Merasa ada yang menatapnya, Regan mendongkak. Ia memeregoki Olin yang juga menatapnya.
"Gue tahu gue ganteng. Tapi, jangan dilihat gitu juga."
Mendengar hal itu justru membuat Olin salah tingkah. Pipi gadis itu terlihat memerah. Ia langsung pura-pura sibuk dengan tulisannya.
"Cielah, malah salting lo," ledek Regan.
"Ih, siapa yang salting?"
"Dih pura-pura bego lo. Bego beneran baru tahu rasa."
"Kamu kali yang bego. Aku bukan orang bego."
Regan mendengar itu langsung menatap perempuan itu dengan pandangan aneh, sejak kapan dia berani padanya?
"Wih, udah berani ya lo, belajar darimana?" ujar Regan.
Baru membuka mulutnya, suara bel yang dibunyikan menghentikan pergerakannya.
"Siapa yang dateng jam segini?" tanya Regan.
Olin mengangkat bahunya. Tanda tak tahu.
"Entah. Kayaknya Om Thomas," balas Olin.
Regan langsung menoyor kepala gadis itu. "Kalau itu bokap gue langsung masuk. Gak perlu pencet bel."
"Iya juga sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan & Caroline (LENGKAP)
Teen Fiction[Boleh follow dulu baru membaca. Supaya simbiosis mutualisme] Cover by pinterest Mula-mula, Regan sangat membenci Caroline. Lelaki itu dibutakan oleh cemburu akibat sang bunda yang terlalu menyayangi gadis itu. Tapi, semua itu berubah ketika Caroli...