32

233 57 95
                                    

AYOK VOTE KOMEN. BAIK BANGET KAN AKUUUU. MAKANYA AYOK VOTE KOMEN CEFFAT! YG VOTMENT NANTI MALAM DITEMBAK DOI. AMIN

Happy Reading



32. No title
Suasana hati Regan hari ini benar-benar tidak baik. Lelaki itu hanya diam dengan wajah datar. Ia sibuk memikirkan segala cara agar Caroline bisa kembali ke rumahnya. Ada dua opsi yang dipikirkan lelaki itu. Pertama, menuduh Caroline hingga membuat Lana mengusir gadis itu. Kedua, mengusirnya secara paksa dengan cara menyeret gadis itu.

Sekarang lelaki itu kembali memikirkan dampaknya. Jika ia memakai opsi pertama, Lana tidak mengetahui rencana dari Leo juga Thomas. Tapi, itu menyakiti hati Caroline juga Regan. Jika ia menggunakan opsi kedua, rencana Leo dan Thomas akan terbongkar, dan itu pasti membuat Lana murka. Mengingat, wanita itu sangat menyanyangi Caroline.

Ini pilihan yang sulit. Memilih antar keluarga atau cinta.

Bukankah keluarga memiliki cinta yang kuat? Dan, bukankah cinta yang kita miliki belum tentu membawa kita ketahap keluarga, bukan?

Jadi, biarkan Regan egois sekali lagi. Lelaki itu belum pernah berbakti pada orang tuanya. Biarkan, biarkan Regan yang ambil kendali atas keputusan ini.

:::::::::::::::::

Sore ini, Lana dan Thomas pergi mengunjungi keluarganya yang ada di Bandung. Ibu dari Thomas mengalami kecelakan. Hal itu membuat seluruh keluarga panik.

Awalnya, Lana ingin membawa Regan dan Olin. Tapi, Thomas melarangnya. Membuat kedua anak remaja itu tinggal di rumah selama beberapa hari.

Beruntung persediaan makanan sudah disediakan Lana. Sehinggak keduanya tak perlu repot nantinya.

Malam ini, Olin memasak udang tepung. Cukup mudah. Gadis itu hanya perlu membersihkan udang, melumurinya dengan lada juga garam. Setelah itu, dibalur dengan tepung basah lalu tepung kering. Setelah itu digoreng di minyak yang sudah dipanaskan.

Keduanya duduk berhadapan di meja makan. Persis seperti pasangan suami istri.

Keduanya makan dengan hening. Sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Regan sibuk memikirkan rencananya nanti malam dan Caroline sibuk pada makanannya.

"Lin." Regan membuka suara. Membuat Caroline yang hendak menyuapkan makanannya terhenti.

"Ada apa?"

Regan meletakan sendoknya, meminum seteguk air guna membasahi kerongannya. "Kalau suatu saat gue bikin kesalahan. Tolong, jangan kasih gue kesempatan lagi." lelaki itu pergi meninggalkan Caroline yang sibuk memikirkan maksud ucapan Regan.

:::::::::::::::

Jam menunjukan pukul sebelas malam. Regan sibuk di kamar kedua orang tuanya. Mencari suatu benda yang bisa ia gunakan untuk menjebak Caroline. Ia membuka laci nakas, hanya ada uang recehan dan juga beberapa kancing peniti. Lelaki itu kembali mencari di bagian lemari pakaian ibunya. Ada beberapa perhiasan dan juga surat rumah.

Agaknya kedua benda ini bisa menjebak Caroline dan membuat gadis itu pulang ke rumahnya. Mengingat waktu yang diberikan Leo satu hari lagi. Dan itu tepat saat Thomas pulang ke rumah.

Regan melangkahkan kakinya menuju kamar Caroline demgan sangat hati-hati. Ia berusaha untuk tidak menimbulkan suara apapun.

Lelaki itu memasukan surat rumah pada laci nakas Caroline dan anting milik Lana di bagian meja belajar Olin.

Setelah semua itu tuntas, Regan duduk di pinggiran ranjang gadis itu. Mengelus pipi halus Caroline. Menatap lama wajah ayu yang selalu memancarkan kebaikan itu.

"Demi apapun, Lin. Gue minta maaf." Air mata Regan membasahi pipi Caroline yang sempat ia elus.

"Semoga, lo dapet kebahagian lo sendiri."

T B C

Maap pendek wkwk. Sok atuh vote komennya pliz. Makza ini gengz makza.

Regan & Caroline (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang