Part 17: Dua kepribadian

18K 742 52
                                    

Happy Reading...
.
.
.
.
.

"Jadi Kakak selama ini tau?" Ucap Ella dengan nada bergetar.

Sean mengangguk pelan. Senyuman itu tak hilang dari bibirnya, Sean ingin sekali menghibur Ella tapi sepertinya tak mudah.

Tangis Ella pecah saat itu juga. Gadis itu menangis sangat keras hingga memekik di telinga. Rasa sakit yang selama ini ditahan keluar begitu saja.

Sean langsung memeluk tubuh Ella dengan erat. Lelaki itu memejamkan matanya agar air matanya tak ikut keluar. Asal kalian tau saja, Sean juga menahannya selama ini. Menahan kesedihan di depan semua orang, menerima Fakta bahwa Sean kehilangan bayinya bahkan tanpa sepengetahuannya. Rasa sakit itu benar-benar menyiksa Sean.

Badan Ella bergetar hebat di pelukan Sean. Suaranya tertahan karena Ella mencoba meredam suaranya. Dadanya begitu sesak, jari jemarinya mencengkeram kemeja Sean sangat erat.

Ella benci dengan hidupnya. Sangat benci.

Tuhan sangat kejam dengan Ella. Kenapa repot-repot mempertemukan Ella dengan anaknya jika pada akhirnya mereka tak bisa bersama. Wajah Anak itu setiap hari menghantui Ella. Ella sungguh merindukan anak kecil itu, bahkan Ella belum sempat berbincang dengan puteranya. Apa yang harus Ella lakukan sekarang? Semakin melupakan justru semakin berat untuk Ella.

"It's okay, sayang. Dia udah tenang di sana. Tuhan lebih sayang sama anak kita. Kita cuma perlu ikhlas hmm...." ucap Sean menahan tangis.

"Aku yang nggak bisa tenang kak hiks... Kenapa Tuhan harus mengambil anak yang nggak berdosa seperti dia? Aku sama sekali nggak keberatan dengan kehadiran anak aku. Kenapa Tuhan harus mengambil dengan cara yang paling kejam? Aku merasa bersalah banget karena nggak bisa jaga diri aku Kak. Aku minta Maaf hikss....." Ella semakin memeluk Sean dengan erat.

"Ini bukan salah kamu Ella. Sama sekali bukan, Aku justru berterima kasih sama Tuhan karena dia menyelamatkan anak kita di tengah-tengah kerumitan yang terjadi di antara kita. Kamu nggak perlu merasa bersalah. Tolong, jangan sedih lagi" Kata Sean.

Tangis Ella semakin hebat mendengar ucapan Sean. Selama ini Ella menahan semua perasaannya. Hari ini, Ella bisa menumpahkan keresahan yang ia tahan kepada orang yang kini berarti untuk Ella. Ella membutuhkan Sean, Ella butuh kekuatan agar ia bisa bangkit.

Ella membutuhkan sosok Sean untuk melupakan kesedihan yang ia alami. Sekarang Ella baru sadar kalau Ella membutuhkan Sean. Di dalam hidupnya.

Setelah hampir 40 menit Ella menangis. Akhirnya tangisan itu agak mereda. Ella masih terisak hebat. Wajahnya memerah dan matanya sangat bengkak. Ella sangat kacau.

Sean mengelap wajah Ella dengan tissue sambil sebelah tangannya menggenggam tangan Ella. Melihat Ella berhenti menangis cukup membuat Sean merasa tenang.

Hingga sepuluh menit kemudian. Tangisan Ella akhirnya berhenti. Matanya memerah, tatapannya begitu sayu dengan kesedihan yang mendalam. Ella tak tahan melihat senyuman palsu Sean, itu sangat mengganggu.

"Kamu udah minum obat kan? Sekarang kamu istirahat ya. Di bawah ada Mama dan Papa, setelah kamu bangun. Kakak bakal antar kamu untuk menemui mereka. Mereka pengen liat keadaan kamu. Dan mereka nggak boleh melihat kamu yang sedang kacau ini" ujar Sean.

Ella menggeleng pelan. Kepalanya begitu pusing hingga Ella bahkan tidak bisa menggerakan kepalanya terlalu sering.

"Kamu mau apa? Kakak bakal turutin semua keinginan kamu. Kakak akan berusaha, biar kamu bisa melupakan kejadian kemarin dan kembali tersenyum lagi" ucap Sean sembari tersenyum.

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang