Part 31: Tears of Luna

14K 716 40
                                    

Happy Reading.....
.
.
.
.

Keesokan harinya, Sean sudah di izinkan pulang. Sean diberikan beberapa obat untuk mengontrol rasa mualnya. Tapi itu tidak sepenuhnya manjur karena memang gejala yang dimiliki Sean seperti orang hamil. Tapi setelah mengetahui kalau dirinya begini karena Ella hamil, Sean tidak protes lagi.

Ia justru malah senang karena Sean tidak perlu melihat Ella menderita semasa kehamilannya. Sean senang rasa sakit itu diberikan kepadanya. Sean sungguh mencintai Ella dan calon anak mereka.

Oh iya. Mereka kemarin juga memeriksakan kondisi Ella dan ternyata memang benar kalau Ella hamil. Usia kehamilannya masih berjalan 4 minggu. Ella hanya disarankan untuk makan makanan Sehat saja.
Karena yang mengalami morning sickness kan Sean.

Sekarang mereka dalam perjalanan pulang. Ella memaksa untuk menyetir mobil itu alih-alih Sean. Karena memang Sean masih lemas. Dan rasa mual juga sering hadir. Sebenarnya Sean protes, tapi Ella tetap memaksa demi kebaikan mereka.

"Kamu mau mampir dulu? Beli sesuatu gitu?" Tanya Ella kepada Sean yang duduk di sampingnya sambil bersandar di kursi mobil.

"Cuma pengen tidur. Aku ngantuk"  jawab Sean.

"Oke" jawab Ella.

Ella mulai membiasakan diri untuk memanggil Sean dengan sebutan Nama atau Aku-kamu. Karena memang Sean yang meminta. Ella juga harus membujuk Sean untuk segera menceraikan Luna. Sepertinya dengan kehamilannya ini, Ella akan berhasil. Hanya perlu menunggu waktu yang tepat saja.

Satu jam kemudian, mereka sudah sampai di rumah. Ella sedikit tegang ketika melihat ada mobil yang terasa familiar di halaman Sean.

Ella menoleh kepada Sean yang sedang memejamkan matanya. Lelaki itu sepertinya tertidur. Gawat kalau Sean sampai bangun dan mengetahui kalau ada orang asing di rumahnya. Oke, Ella mempunyai cara.

Ella membuka pintu mobil dengan pelan-pelan dan keluar. Kemudian Ella menutup pintu mobil itu kembali dan memastikan kalau mobil itu adalah milik orang yang dikenalinya.

Ella berlari kencang dan masuk ke dalam rumah. Saat berada di ruang tamu, Ella tak melihat ada seorang pun di sana. Tapi beberapa barang tampak berserakan di lantai.

Ella pun berlari menuju kamar Luna yang berada di atas. Saat melewati dapur, Terlihat ada sebuah sepatu di bawah meja makan. Dan sepatu itu adalah sepatu laki-laki.

Ella langsung bergegas ke atas. Begitu Ella semakin dekat dengan kamar Luna, Ella bisa mendengar ada suara pertengkaran yang berasal dari kamar itu.

Ella dengan cepat langsung membuka pintu. Dan ternyata benar dugaannya. Arga ada di rumah ini. Kenapa Luna bisa senekat itu membawa Arga disini.

"Kak Luna! Ngapain kalian ada di sini? Kalian udah gila? Gimana kalo Kak Sean tau!" Ucap Ella dengan suara tinggi.

Luna menoleh dengan terkejut.

"Ella.. Ka.. Kamu ngapain ada di sini?"

"Kak Arga! Kak Arga lebih baik pergi dari sini sekarang. Kak Arga mau Kak Sean tau? Dia..."

"Biarin dia tau Ella" Kata Arga sambil menatap Luna dengan tajam.

"Ga. Lebih baik kamu pergi..." Ucap Luna sambil mendorong tubuh Arga.

"Nggak. Aku nggak akan pergi sebelum kamu ikut aku" Balas Arga.

"Ga. Kamu udah gila!!" Bentak Luna.

"Aku nggak akan pergi!"

"Ga. Aku mohon..." Melas Luna.

"Denger. Aku nggak peduli mau suami kamu tau atau nggak. Tapi aku nggak akan pernah biarin kamu bunuh darah daging aku Luna. Camkan itu!" Ucap Arga.

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang