Part 15: Bangun

19.3K 758 18
                                    

Happy Reading...

.
.
.
.
.
.

"Lepasin aku!!!" Teriak Ella histeris.

Kedua tangan Ella di pegang oleh dua suster perempuan karena Ella terus memberontak dan mengamuk. Ella membanting semua peralatan medis dan berteriak seperti orang gila.

"Aku bilang lepasin aku! Pergi!!! Pergi!!!" Teriak Ella.

Sean yang melihat Ella di ujung ruangan hatinya terasa perih. Pertama kalinya Sean melihat keadaan Ella yang begitu mengenaskan, ingin rasanya Sean memeluk Ella dan menenangkannya, tapi apa daya. Itu semua di luar kendalinya.

"Lepasin aku hikss.... aku takut. Tolong hiks..." tangis Ella.

Dokter sedang berusaha memasangkan infus ke tangan Ella tapi kesulitan karena Ella yang terus menggerakan tangannya. Sudah hampir satu jam sejak Ella bangun dan mengamuk, tapi dokter masih berusaha untuk membuat Ella tenang.

"Dokter bukannya lebih baik kalau di suntik obat penenang saja? Sepertinya pasien masih syok" ucap salah satu suster.

"Nggak!! Aku nggak mau! Jangan lakukan itu! Jangan sakitin aku! Lepasin!!!" Teriak Ella begitu lantang.

Dokter itu sudah sangat jengah lalu menarik tangan Ella dengan kasar sampai Ella berteriak kesakitan. Sean sempat terkejut tapi langsung lega karena dokter sudah berhasil memasang selang infus.

Ella dipaksa untuk berbaring di atas ranjang dan para suster langsung mengikat kedua tangan Ella dengan kain. Ella semakin memberontak dan menyulitkan para suster.

"Lepasin aku! Aku bilang lepasin aku! Kalian jahat!, aku benci sama Kalian!" Teriak Ella.

Pergelangan tangan Ella memar-memar dan membiru karena tekanan dari suster yang terlalu kasar.

"Tolong, lepasin aku! Sakit!!" Ucap Ella putus Asa.

"Kak Sean. Tolongin aku. Aku takut Kak. Aku mohon..."

Sean terpaku. Ella memanggil namanya. Sean tidak salah dengar kan? Tapi, bagaimana bisa.

Sean langsung melangkahkan kakinya cepat dan menghampiri Ella, Sean meminta para suster itu untuk minggir.

"Sayang. Kamu baik-baik aja? Ini aku, Sean. Aku di sini Ella" ucap Sean sambil menyentuh satu tangan Ella.

"Kak Sean?" Lirih Ella.

"Iya, ini aku. Aku di sini sayang" ucap Sean.

Mata Ella langsung berkaca-kaca hingga beberapa detik kemudian Ella menumpahkan air matanya, menangis dengan keras.

Sean memeluk Ella dan mendekapnya dengan begitu erat. Satu tangannya mengelus punggung Ella agar gadis itu tenang.

"Aku takut Kak hiks. Gio, Gio jahat, dia hampir memperkosa aku Kak. Aku takut Kak. Jangan tinggalin aku hikss..." isak Ella dalam pelukan Sean

"Hei. It's okey, aku di sini. Nggak ada yang boleh menyentuh kamu selama aku ada di dekat kamu. Jangan takut sayang" ucap Sean sambil mencium puncak kepala Ella. Ella masih terisak. Seluruh badan Ella bergetar hebat.

Sedangkan semua orang yang berada di sana bingung melihat kedekatan antara adik dan Kakak iparnya itu, terlalu intim sekali. Apalagi panggilan 'sayang' yang sejak tadi Sean ucapkan kepada Ella.

"Dokter bisa beri saya waktu? Tolong biarkan Ella tenang dulu" Ucap Sean.

Dokter itu mengangguk pelan lalu mengajak semua suster untuk keluar. Pintu ruangan itu tertutup.

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang