Part 35: Tersebar

12.1K 675 32
                                    

Happy Reading....
.
.
.
.

Ella membalikan badannya. Ella berbaring di atas ranjang dengan posisi miring. Menatap punggung seorang lelaki yang sejak pagi tak ia temui itu. Sean masih marah. Lelaki itu enggan berbicara kepadanya.

Pulang pun Sean langsung naik ke ranjang dan membelakangi Ella. Seharusnya kalau Sean memang marah, lelaki itu tidak perlu ke kamarnya bukan?

Ella mendekat. Gadis itu merapatkan tubuhnya dengan punggung Sean. Ella menarik selimut hingga menutupi seluruh badan mereka.

Ella memeluk Sean dari belakang dan menyandarkan kepalanya. Ella terperanjat ketika tiba-tiba tangannya di genggam oleh Sean. Tapi diam-diam Ella tersenyum.

"Tangan kamu kenapa dingin banget?" Tanya Sean pelan.

"Hah?"

"Kamu mandi malam lagi ya? Kemana aja hari ini?" Tanya Sean lagi.

"Ehmmm.... aku tadi ke kantor. Seperti yang Kakak mau, aku mengundurkan diri" ujar Ella.

"Aku bisa urus semuanya buat kamu. Kenapa harus repot-repot datang ke kantor?" Heran Sean.

Ella tersenyum. Sean tidak mungkin marah terlalu lama dengannya.

"Kalo Kakak? Kemana aja hari ini? Pagi-pagi banget Kak Sean udah pergi" Tanya Ella.

"Pergi ke Apartemen Austin. Habis itu nemenin Mama belanja. Habis itu pergi sama Papa" jawab Sean jujur.

Hari ini Sean memang disibukkan oleh adik-adiknya dan kedua orang tuanya. Tidak, Sean tidak menghindari Ella. Kebetulan memang Sean banyak urusan hari itu.

"Austin jadi kuliah di luar negeri? Aku nggak kebayang gimana sedihnya Mama di tinggal sama anak kesayangannya" canda Ella.

"Tapi lebih baik Austin kuliah di luar negeri dari pada di sini. Mama itu terlalu over kalau sama dia. Dan itu membuat Mama kadang melupakan orang-orang disekitarnya" jawab Sean.

Sean membalikan badannya. Kini posisinya menghadap dengan Ella. Wajah mereka sangat dekat. Bahkan mereka bisa menghirup aroma nafas masing-masing.

"Kak Sean masih mual?"

"Hmm.. meskipun nggak separah dulu. Tapi tetep aja nyiksa" jawabnya.

Ella mendadak ingat. "Aku dulu juga mengalami persis seperti Kakak. Kenapa aku bisa nggak sadar kalau ada bayi di perut aku?"

"Udah lah. Nggak usah di ingat-ingat lagi. Sekarang udah ada gantinya. Dan kamu beruntung karena aku yang mengalami morning sickness" elak Sean.

Ella tersenyum paksa. Ella menatap bibir Sean yang terlihat pucat. Semenjak kehamilannya, Sean selalu terlihat seperti orang sakit.

Sean juga menatap gadis itu. Wajahnya selalu mengingatkannya dengan adiknya. Padahal Sean sama sekali tidak ingin merasa seperti itu. Sean ingin melihat Ella sebagai Ella, Bukan Cassandra.

"Ella..." panggil Sean.

"Hmmm?"

"Kamu udah tau kan" ucap Sean.

"Udah tau apa maksudnya?" Bingung Ella.

"Soal adik aku. Cassandra" ucap Sean.

Ella mendongak. Tatapan Sean begitu dalam. Dari mana Sean tau kalau Ella sudah mengetahui tentang Cassandra.

"Kenapa kamu selama ini diam aja"

Ella menghela napas. Mendadak dadanya sesak. Tentu saja Sean tau. Sean mengetahui semua tentang dirinya. Tak terkecuali.

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang