Part 18: Mad

15.9K 750 50
                                    

Alur makin cepet😃 maybe cerita ini hanya akan ada 50 part aja. Setelah itu ganti ke cerita lain. Jangan lupa Vote dan Komen kalian❣️ aku cinta kaliannn....

Happy Reading...
.
.
.
.

Menutup semua gorden, mematikan lampu dan tidak membiarkan sedikit pun cahaya yang masuk. Pintu kamar terbuka sedikit lalu berbaring di ranjang dengan tubuh yang sama sekali tak bersemangat.

Setidaknya hanya itulah yang Ella lakukan selama seminggu terakhir ini. Makan hanya sesekali, minum obat pun jarang. Ella sama sekali tak bersemangat melakukan itu.

Hari ini adalah jadwal Ella terapi pinggang. Karena beberapa tulang Ella retak membuat Ella kesulitan untuk menggerakkan tubuh.

Ella tak memiliki gairah hidup sama sekali. Ella tak mau berbicara dengan siapapun. Termasuk Luna. Ella hanya tidur seharian tanpa menginjakan kakinya di lantai sama sekali.

Ella samar-samar bisa mendengar suara langkah kaki menuju kamarnya. Ella memejamkan matanya secara perlahan agar siapapun tidak mengganggu dirinya.

Hatinya sangat hancur.

Setelah mengetahui kalau Sean hanya menggunakannya untuk membalas dendam kepasa Luna, dan Kejadian Rosa dan Mira yang terus menghantui kepalanya.

Samar-samar Ella mengingat bagaimana Rosa yang terus mengumpatnya tanpa henti. Mereka pernah sangat dekat seperti ibu dan anak. Serta Seperti adik dan Kakak. Tapi Ella merasa kalau semua itu palsu.

Orang-orang di sekitarnya palsu. Semuanya!

"Ella..."

Itu adalah suara Luna. Luna masuk ke dalam kamar Ella yang sangat berantakan dan juga gelap itu. Ella menghidupkan lampu di atas laci itu agar Ella tak perlu merasa terganggu.

"Pergi..." Ucap Ella dengan pelan, terdengar sangat lemah.

"Hari ini Kakak yang antar kamu. Ini pertama kalinya kamu menjalani terapi. Lebih baik kamu mandi, Kakak buatin masakan kesukaan kamu. Yang nurut sama Kakak" ucap Luna dengan tegas.

Ella tak menjawab, air mata justru mengalir dari satu mata Ella, tanpa disengaja.

"Sampai kapan kamu mau seperti ini? Kakak melakukan semuanya untuk kamu, Kakak berusaha menjadi Kakak yang baik untuk kamu. Tolong, Ella. Cukup kemarin, cukup kemarin kamu buat Kakak takut" mohon Luna.

"Biarin aku sendiri" desis Ella.

"Ella!!" Bentak Luna.

"Berhenti bersikap kekanak-kanakan! Kamu harus bangkit! Lupain Gio! Dia udah menyakiti kamu, kamu nggak sepantasnya masih menangisi Gio seperti ini. Gio itu lelaki brengsek Ella!"

Ella mengepalkan tangannya.

"Masa depan kamu masih panjang! Kamu masih bisa bertahan hidup. Kamu seharusnya bersyukur Tuhan masih beri kamu kesempatan hidup. Entah udah berapa kali Kakak bilang ini ke kamu. Kamu itu terlalu larut dalam kesedihan hingga lupa kalau kamu sudah membuat orang-orang di sekitar kamu susah!!" Ucap Luna kelepasan.

Ella mengusap air matanya. Gadis itu bangkit lalu menatap Luna penuh kebencian.

"Kakak selama ini sudah bekerja susah payah untuk kamu. Dan kamu mau mengakhiri hidup kamu dengan cara seperti ini? Nggak mau minum obat! Nggak mau makan! Setidaknya kamu punya rasa malu sama Kakak!" Bentak Luna.

"Kalau begitu kenapa Kakak repot-repot bekerja untuk aku? Kenapa Kak Luna repot-repot mengurus aku kalau Kakak nggak Ikhlas?..." Ucap Ella meninggi.

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang