Part 44: Pertunangan

8.4K 537 17
                                    

Happy Reading....
.
.
.
.
.
.
.

Ella sudah berada di rumah sejak tadi pagi. Ella diminta istirahat total selama kurang lebih tiga hari untuk mengontrol kondisinya. Obat Ella bertambah banyak dari kemarin, tapi itu tak masalah untuk Ella asalkan bayinya baik-baik saja.

"Kamu harus nurut ya. Makan yang banyak biar cepat sehat" ujar Sean sambil mengelus perut Ella.

Ella mengangguk pelan. Bibirnya begitu pucat, kulitnya juga sangat putih tak biasa.

"Kamu di rumah terus kemarin?"

"No. Aku tidur di kantor. Mana mungkin aku pulang sedangkan kamu nggak ada di rumah ini"

Ella terkekeh. Sean bahkan masih bisa becanda.

Ella memilin jari-jarinya. Seolah ingin mengatakan sesuatu tapi berat.

"Aku bikinin teh anget ya? Atau kamu mau yang lain?" Tanya Sean.

"Ehmm... Kemarin aku beli cake , aku pengen makan itu. Aku taruh di kulkas. Kakak bisa ambilin?" Ucap Ella sambil tersenyum lebar.

"Tentu dong sayang. Aku buatin jus alpukat mau?"

Ella mengangguk berkali-berkali. Jus buatan Sean adalah jus terenak yang pernah ia minum.

"Yaudah tunggu bentar ya. Kamu istirahat dulu. Jangan kebanyakan main hape. Ingat kamu harus istirahat, benar-benar istirahat. Kamu boleh keluar kamar tapi harus pakai kursi roda. Kamu ngerti?"

"Iya Kak! Bawel banget" cibir Ella.

Sean pun berjalan keluar, sebelum itu Sean menaikan selimut Ella dan menutupi seluruh badan gadis itu.

Ella beranjak. Ia memastikan bahwa lelaki itu benar-benar pergi dari kamarnya. Ia mengambil ponselnya di atas laci lalu menghidupkan rekaman suara dan menyembunyikannya di bawah selimut.

Beberapa menit kemudian Sean kembali. Membawa nampan berisi jus alpukat dan juga Cake yang sudah Ella beli kemarin. Sean mengambil kursi dan meletakannya di sebelah Ella.

"Aku suapin ya. Kamu duduk dulu" Titah Sean.

Ella menurut, Sean dengan sabar mengambil bantal dan meletakannya di belakang punggung Ella agar Ella tidak pegal.

Sean mengambil kue itu dengan sendok dan menyuapi Ella satu per satu. Ella sedang berpikir, harus mulai dari mana ia membicarakan hal yang ingin ia katakan sejak tadi.

"Kamu udah makan, Kak?" Tanya Ella.

"Udah, tadi. Nanti Mama akan jagain kamu di sini. Maaf aku nggak bisa tidur di rumah nanti malam. Aku lagi urus proyek besar sama Papa. Kamu nggak marah kan?"

"Kenapa juga aku harus marah. Kak berhenti khawatir soal kondisi aku. Aku udah baik-baik aja"

Sean hanya tersenyum, lelaki itu mengambil gelas berisi jus itu lalu memberikannya kepada Ella. Ella meneguknya secara perlahan-lahan sambil tetap memikirkan hal yang sama.

"Oh iya sayang. Aku baru aja beli rumah atas nama kamu. Tempatnya nggak jauh dari Rumah Mama dan Papaku. Aku mau setelah kamu melahirkan nanti, kita tinggal di sana. Aku kan lagi sibuk-sibuknya banget selama beberapa bulan. Kalau kita tinggal di sana, ada Mama dan adik-adik aku yang bisa jagain kamu" ujar Sean.

Ella mengangguk paham. "Jangan terlalu capek kerja Kak. Nanti kalau kamu sakit, aku nggak bisa tenang. Lagian kamu kan seorang bos, harus banget kerja terlalu keras seperti itu?"

"Justru karena aku Bos, Ella" elak Sean.

"Aku capek. Mau tidur" ujar Ella.

"Iya. Kamu tidur aja, yang penting perut kamu udah terisi"

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang