Biasakan Vote sebelum Baca
Oke?!!
Selamat Membaca💞
.
.
.
.Satu minggu kemudian....
Hari ini Ella sudah masuk kuliah. Meskipun tidak setiap hari, tapi Ella senang karena ia tidak harus di rumah itu setiap hari. Mahasiswa juga belum sepenuhnya masuk.
Seminggu itu pula Ella menghindar, Ella tidak berbicara sama sekali dengan Sean ataupun Luna. Ella tidak turun untuk makan bersama. Ella memasak untuk dirinya sendiri, Ella masih tidak menyangka Luna akan melakukan hal sekotor itu.
Sean pun sama. Seminggu ini pula Sean tidak bersikap seperti biasanya kepada Ella. Sean juga menghindar, Sean terkadang hanya bertanya ketika Ella mau keluar, setelah itu Sean pergi.
Ella pun bersyukur karena Sean akhirnya mau mengerti. Hal yang selama ini begitu Ella inginkan, tapi mendadak hatinya menjadi kosong. Ella merasa kosong karena Sean dan Luna.
Ella sudah bersiap. Ella cukup gugup karena hari pertamanya. Ella turun ke bawah, jam menunjukan pukul 8 pagi. Itu berarti semua orang masih ada di rumah.
Karena tangga yang bersebalahan tepat dengan dapur, Ella pun mau tak mau harus melewati meja makan. Dan benar saja, Sean dan Luna saat ini sedang sarapan bersama.
Ella pun berniat untuk berpamitan sebentar kepada kedua orang itu. Luna dan Sean terlihat sedang berbicara santai, mereka tidak menyadari jika Ella sedang berjalan ke arah mereka.
"Kak.." panggil Ella.
Pasangan Suami Istri itu menoleh secara bersamaan. Ella merasa tak nyaman karena ini adalah kali pertama Ella mengajak Luna berbicara.
"Mau kemana? Kok rapi banget?" Tanya Luna sambil meneliti penampilan adiknya itu.
"Aku udah mulai masuk kuliah. Aku mau pamit berangkat dulu" ucap Ella.
"Kuliah? Kok kamu nggak bilang apa-apa sama Kakak? Tiba-tiba masuk gitu aja?" Heran Luna.
Luna juga merasa kalau adik satu-satunya itu menjaga jarak dengannya, Luna pun memberikan Ella ruang, bukan karena Luna tak peduli. Ada saatnya Ella akan protes sendiri kepadanya, Ella sudah dewasa. Luna tidak mau memberikan batas kepada Ella.
"Aku lupa" jawab Ella singkat.
Sean menatap Ella dengan tatapan yang sulit di tebak. Ella merasa kalau Sean berubah 180°, Dulu Sean selalu ingin Ella menuruti semua kemauannya. Tapi sekarang berbeda, Entah Sean benar-benar berubah atau tidak, tapi yang pasti Ella ingin hal itu memang benar-benar terjadi. Ella sendiri lelah dengan hidupnya.
Soal kesucian? Ella bisa merelakannya. Lagian banyak teman-temannya yang justru kehilangan keperawanannya sejak masih duduk di bangku SMP. Ella rasa itu bukan hal yang buruk. Toh akan ada lelaki yang akan menerima semua kekurangannya.
Berbicara tentang lelaki Ella jadi teringat Gio, Gio belum sadar sampai sekarang. Ella mengingkari janjinya bahwa Ella akan terus berada di samping Gio, hidup Ella sudah rumit. Atau lebih baik Ella menjenguk Gio sewaktu pulang kuliah nanti?
"Sarapan dulu" Ucap Luna.
"Nggak perlu" jawab Ella dingin.
"Ini hari pertama kuliah kamu, sekarang masih pagi. Sarapan nggak bakalan bikin kamu di drop out sama kampus. Bisa turutin Kakak sekali ini aja, Elena?" Ucap Luna dengan nada bicara sedikit menyebalkan.
"Luna benar. Biar Kakak yang hari ini antar kamu. Kebetulan kampus kamu deket sama Kantor Kakak. Jadi Kakak bisa beri kamu tumpangan" kali ini Sean yang angkat bicara.
Ella memejamkan matanya, Ella sedang sangat kesal sekarang. Bahkan menatap kedua orang itu saja membuat Ella tak betah. Yang satu suka bermain dengan lelaki lain, Yang satu sangat munafik. Sungguh, rasanya Ella ingin keluar dari rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You #Seri 1 (END)
RomanceElena atau biasa dipanggil Ella, gadis yang cantik berusia 19 tahun. Ia sudah menjadi yatim piatu saat ia masih duduk di kelas 1 SMA. Yang mengharuskan ia tinggal bersama Kakaknya yang sudah menikah. Awalnya biasa saja. Tapi semakin hari, Kakak ipar...