Happy Reading...
.
.
.
.
.
."Saya sudah bicarakan ini kemarin, terpaksa pasien harus melahirkan secara prematur, selain pasien pernah mengalami keguguran, Pasien juga mempunyai trauma dan cedera semasa kehamilan"
Jantung Sean berpacu cepat.
"Tapi dengan kelahiran prematur, Anak saya akan selamat kan dok? Lalu bagaimana kondisi Istri saya setelah melahirkan nanti?"
"Kami tidak bisa menjamin, detak jantung bayi begitu lemah, dan kondisi ibunya juga lemah. Ketika kondisi pasien memburuk saat operasi, Pasien bisa mengalami koma. Tapi saya sebagai dokter akan melakukan yang terbaik untuk pasien saya" papar dokter itu.
Sean memegang kedua tangan Dokter itu. "Tolong pastikan anak dan Istri saya selamat. Saya akan bayar berapapun. Asalkan mereka selamat, tolong bantu saya" mohon Sean.
"Kami akan berusaha. Kalau begitu saya permisi" Ucap Dokter itu lalu keluar dengan para suster-suster lain.
Sean mengusap wajahnya, ia terduduk di sebuah kursi panjang di rumah sakit. 2 hari tak tidur, dua hari hampir tak makan. Sean datang ke rumah sakit setelah sehari Ella dibawa ke rumah sakit.
Kepalanya begitu pening, bibir yang biasanya berwarna merah kini tampak begitu pucat.
Ponselnya tiba-tiba berdering...
Sean dengan lemas merogoh ponsel di sakunya. Ternyata Austin lah yang menelepon. Sean segera mengangkatnya.
"Hallo. Ada apa? Gue masih di rumah sakit"
"Sebentar lagi pemakaman Papa, lo yakin nggak mau pulang? Setidaknya lo pulang sekedar hibur Mama. Mama butuh kita semua di sini"
"Bilang sama Mama kalau Ella sebentar lagi melahirkan. Gue nggak bisa pulang, gue harus temenin Ella di sini"
Sean tak akan sanggup melihat Ibunya menangis menangisi kematian Ayahnya.
"Mama bisa benci sama lo. Lagian lo bisa minta tolong sama Arga ataupun Angkasa buat jaga Ella"
"Lebih baik Mama benci gue. Gue ngerasa nggak pantes. Gue tutup dulu"
Sean memutus panggilan itu secara sepihak. Ia kemudian bangkit dan masuk ke dalam ruangan Ella.
Di sana ia melihat Ella yang sedang terbaring sambil melamun menatap ke arah langit-langit dengan infus yang menancap di pergelangan tangannya.
Sean menutup pintu dengan pelan. Ella yang sadar sontak menoleh, ia tersenyum ke arah suaminya.
"Kak... Gimana kata dokter?" Tanya Ella dengan suara lemah.
Sean duduk di kursi, tepatnya di samping ranjang Ella.
"Jangan kebanyakan gerak ya"
Ella mengangkat tangannya, ia ingin bersentuhan dengan tangan Sean, Sean yang peka langsung memberikan tangannya dan menggenggam tangan istrinya itu.
Sean mengusap kepala Ella dengan lembut.
"Anak kita tadi nendang-nendang. Aku seneng" Ucap Ella sambil memejamkan matanya, menghalau rasa sakit di perutnya.
"Oh ya? Sakit gak?" Sean kini bergantian mengelus perut Ella.
"Agak sakit. Kata dokternya gimana"
"Sebentar lagi kamu akan di operasi, bayi kita lahir prematur. Tapi kamu tenang aja, bayi kita pasti selamat. Kita percaya aja ya sama dokter" Kata Sean.
Diluar dugaan, Ella justru tersenyum menenangkan, Sean tadi malah berpikir Ella akan terguncang mendengar berita itu. Ella tentu tau bagaimana resiko melahirkan secara prematur.
![](https://img.wattpad.com/cover/259695932-288-k280946.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You #Seri 1 (END)
Любовные романыElena atau biasa dipanggil Ella, gadis yang cantik berusia 19 tahun. Ia sudah menjadi yatim piatu saat ia masih duduk di kelas 1 SMA. Yang mengharuskan ia tinggal bersama Kakaknya yang sudah menikah. Awalnya biasa saja. Tapi semakin hari, Kakak ipar...