Part 24: Marah

14.7K 619 11
                                    

Happy Reading....
.
.
.
.
.

Ella menyibak selimutnya lalu menurunkan kakinya dengan hati-hati. Sean sedang terlelap dengan punggung yang membelakangi Ella.

Ella mengambil baju tidurnya yang berserakan lalu memakainya. Ella berlari kecil keluar kamar. Gawat kalau sampai Sean tau.

Ella menuruni tangga sambil sesekali melihat ke belakang, takut kalau Sean mengikutinya. Setelah di rasa aman. Ella langsung berlari menuju ruang kerja Sean yang ada di bawah.

Tadi saat Sean sedang membersihkan diri, Ella sudah menggeledah kamar Sean lalu tak menemukan apapun di sana. Jelas saja, Sean tak mungkin menyimpan rahasia sebesar itu di kamar yang sama dengan Luna.

Ella membuka pintu lalu masuk, Ella menutupnya dan menghidupkan lampu. Dilihatnya jam masih pukul 2 malam. Dan disini sangat dingin sekali.

Ruangan itu terlihat sempit dan jarang sekali di pakai. Karena Sean selalu mengerjakan semuanya secara sekaligus di kantor.

"Oke. Gue harus teliti, karena ini satu-satunya agar gue bisa nemuin bukti tentang Cassandra. Gue harus memastikan apakah Cassandra ada hubungannya sama gue ataupun Kak Luna" ujar Ella.

Sebenarnya Ella tak tahu apa-apa. Memang tak baik mengungkit atau membicarakan orang yang sudah meninggal. Tapi firasat Ella tentang keluarga Sean yang menyembunyikan identitas Cassandra sangat buruk.

Dan apa sebenarnya tujuan Cassandra melakukan bunuh diri? Bukan sekedar ingin tahu, tapi Ella harus mencari bukti itu.

Ella memulainya dengan menggeledah meja Sean terlebih dahulu. Ella membuka pintu rak itu lalu mulai menggeledah. 5 menit mencoba mencari apa yang ia cari ternyata tak ada.

Ella kemudian beralih ke rak lemari Sean yang terdapat map banyak sekali. Ella memulai dari atas dulu. Semuanya Ella buka satu persatu. Ternyata sama saja. Hasilnya nihil, tidak ada apa-apa.

Tak menyerah, Ella membongkar semua isi lemari kecil yang ada di ruangan itu. Dan Ella melihat sebuah brankas kecil yang tampak mencurigakan.

Ella menyentuh brankas itu, brankas Itu di gembok, dan Ella tak tahu dimana kuncinya. Sepertinya di dalam itu ada sesuatu yang penting. Oke, Ella rasa Ella harus mencari kunci itu.

"Ella..."

Duk...

"Awhhh....."

Ella mengelus dahinya yang sangat perih, Ella berdiri dan tak sengaja membenturkan kepalanya di lemari. Ella menyentuh dahinya, dan Ella membelalakkan matanya ketika melihat ada darah di tangannya.

"Astaga Ella! Kamu ngapain sih"

Ella menoleh, benar itu adalah Sean. Entah sejak kapan ada orang masuk ke dalam ruangan itu tapi Ella tak mendengarnya.

Sean menyentuh dahi Ella hingga gadis itu mengaduh. Sean berdecak.
Sean menarik tangan Ella dan membawa Ella keluar dari ruangan itu.

Sean mendudukkan Ella di Meja makan secara paksa. Sean tak berhenti mengoceh. Mengoceh karena Ella sangat ceroboh hingga membiarkan kepalanya terluka.

Sean mengambil kotak obat yang berada di laci lalu kembali. Sean menggeser kursi lalu berdiri tepat di hadapan Ella.

Ella justru takut kalau Sean akan curiga kepadanya. Kalau Sean tau, mungkin saja Sean akan menyembunyikan brankas itu dan kesempatan Ella akan hilang.

Sean mengobati dahi Ella yang berdarah itu. Pipi Ella memerah karena Sean yang saat ini bertelanjang dada. Oke, ini bukan saatnya memikirkan hal itu.

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang