Happy Reading....
.
.
.
.
Jangan lupa Vote pliss....
.
.
.
Ella duduk sambil melamun di sofa tepi Kolam. Ia sedang berjemur pagi ini, sambil menjernihkan pikirannya. Sejak semalam, Ella sulit sekali untuk memejamkan mata karena terus teringat kejadian kemarin.Ella menempatkan dirinya dalam bahaya, tapi Ella tak boleh takut. Jika ia lemah, maka Ferry justru akan menyerang Ella. Ella tak takut jika harus kehilangan nyawanya, lelaki seperti Ferry, harus mendapatkan pelajaran atas semua yang ia perbuat.
Ella menatap layar ponselnya. Sejak kemarin ia terus mengurungkan niatnya untuk memberitahu Angkasa perihal Ferry yang sudah tau kalau Ella mengetahui rahasia itu. Tapi Ella takut kalau itu justru akan membuat Angkasa ataupun Luna khawatir.
Ella meletakkan ponsel itu lagi. sudah kesekian kalinya, mengangkat ponselnya lalu meletakannya kembali. Entahlah. Perasaan Ella sedang kalut saat ini.
"Hei aku bawain kamu sarapan"
Suara itu berhasil membuyarkan lamunan Ella. Ia menoleh ke samping dan melihat suaminya sedang berjalan sambil membawa nampan ke arahmya.
Ella tak berselera makan. Tapi, Ella harus berpura-pura baik-baik saja karena tidak mau membuat Sean bertanya-tanya.
"Besok aku udah mulai kerja. Kamu nggak keberatan kan?"
"Kenapa aku harus keberatan. Kamu kan kerja buat aku juga" jawab Ella sambil mengambil Jus jeruk yang tadi dibawa oleh Sean dan meneguknya secara perlahan.
"Oke. Kapan jadwal kamu ketemu lagi sama dokter?" Tanya Sean kemudian.
"Besok siang. Dokternya nggak bisa kesini, jadi aku yang harus kesana" jawab Ella.
Sean menghela napas. Ia bahkan hampir tak pernah mengantarkan Ella periksa ke dokter. Pernah tapi seingatnya hanya dua kali saja.
"Jam berapa? Aku usahain pulang waktu jam makan siang besok"
"Ck. Nggak usah. Cuma periksa sebentar doang kok. Lagian jarak kantor sama rumah kan sekarang makin jauh. Buang-buang waktu kalau kamu harus pulang ke sini" elak Ella.
Sean menempelkan tangan Ella di pipinya. "Aku pengen banget temenin kamu. Tapi waktunya selalu nggak pas" ucap Sean dengan nada lesu.
"Aku emang Papa yang buruk" gumam Sean.
"Kamu yang harus berhenti berkata buruk" bantah Ella.
Sean tertawa, lelaki itu mengelus perut Ella dan menciuminya berkali-kali.
Benar juga. Besok adalah jadwalnya pergi ke dokter. Ella mempunyai kesempatan untuk menemui Angkasa. Tentunya tanpa sepengetahuan Sean. Lebih baik Ella bertemu diam-diam. Memberitahu semuanya lewat telefon justru akan membuat Angkasa semakin khawatir.
"Sayang.." panggil Ella.
"Hmmm?"
Ella mendadak terdiam. Entah apa yang ingin ia katakan, tetapi tiba-tiba lidahnya terasa kelu.
"Ada apa? Kok mukanya tegang begitu"
"Aku cuma..."
Saat Ella hendak berbicara, tiba-tiba ponselnya berdering. Jantung Ella perpacu cepat karena Angkasa lah yang menelepon. Sean tentu saja bisa membaca karena ponsel itu ada di atas meja.
Ella langsung mengambil ponselnya dan mematikan panggilan itu.
"Angkasa? Kenapa dia hubungin kamu?"
"Aku nggak tau"
"Kenapa nggak di angkat. Atau kamu mau aku aja yang angkat?" Ucap Sean dingin.
"Nggak penting Kak. Aku mau makan"
![](https://img.wattpad.com/cover/259695932-288-k280946.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You #Seri 1 (END)
RomanceElena atau biasa dipanggil Ella, gadis yang cantik berusia 19 tahun. Ia sudah menjadi yatim piatu saat ia masih duduk di kelas 1 SMA. Yang mengharuskan ia tinggal bersama Kakaknya yang sudah menikah. Awalnya biasa saja. Tapi semakin hari, Kakak ipar...