6-nyaris

2.5K 181 10
                                    

Varent tengah bersiap untuk sekolah, setelah kejadian kemarin Varent lebih banyak diam dan bungkam padahal biasanya ia tidak begitu. Saat akan turun tangannya dicegat  oleh kakak tertuanya.

"Ada apa?"

"Apakah menurutmu aku tak tahu apa yang baru saja kau ketahui?" tubuh Vanrent seketika menegang mendengar perkataan kakaknya.

"Apaan sih bang maksudnya?"

"Nggak usah sok nggak ngerti. Aku tahu bahwa kau telah mengetahui rahasia Daddy, ingat bahwa mata Aezar ada di mana-mana, ucapnya sebelum pergi meninggalkan Varent yang mematung.

"Ada apa, Rent?" ucap Gara dari belakang membuat Varenr tersentak kaget.

"Nggak ada apa-apa, udahlah duluan ya bang!" Varenr turun dengan sedikit tergesa-gesa mencoba menghindarkan pertanyaan yang sensitif.

"Pagi semua!!"

"Pagi!!"

"Mau makan apa?"

"Roti aja, ma! oh iy, kayanya Varent pulang telat, ma!" ibu Varent hanya mengangguk paham mendengar ucapan putrnya. Sudah tak heran Varent pulang telat, jadi cukup tahu saja membuat hatinya tenang.

"Loh, Daddy nggak pulang?" tanya Gara yang baru saja tiba di meja makan.

"Nggak, ada urusan katanya. Dari kemarin kok!" jawab papa Gara dan Varent yang memiliki nama Dipta Adipramana.

"Sudah lanjutkan!"

Setelah sarapan mereka mulai pada kesibukan masing-masing kecuali para istri. "Mbak Leta!" Leta yang merasa terpanggil pun menoleh pada adik iparnya.

"Kenapa De?"

"Apa mbak nggak curiga kalo sebenarnya mas Abi itu ke mana?"

Mbak, udah tahu suami mbak ke mana, Dena, jawab batin Leta. Saat akan pergi suaminya memang pamit padanya, yang membuat Leta bertahan adalah karena kejujuran Abian. Jika memang ingin bertemu dia akan berterus terang kenapa ia akan ke sana. Walau tetap saja hatinya tetap hancur, namun ia juga tak boleh egois.

"Mbak tau kok. Kemarin mas Abi ada meeting mendadak makanya pergi, kalau belum pulang bilangnya mau sambung kerja. Siang nanti mbak baru mau ke kantor antar makan siang." Adik ipar Leta yang memiliki nama Dena itu hanya mengangguk paham.

"Kirain mas Abi masih berhubungan sama dia," ucap Dena membuat Leta menegang. Memang di rumah ini mengetahui semua kecuapi Dena dan anak-anak yang lain telah sepakat bahwa ini merupakan rahasia besar hingga waktunya tiba. Leta juga harus mempersiapkan mental jika sewaktu-waktu terjadi hal tak terduga, belum lagi suaminya pernah mengatakan kalau wanita itu terkena gagal ginjal.

Hal itu membuat Leta takut setengah mati. Ia takut tidak dapat berkelakuan baik nantinya atau belum ikhlas sepenuhnya. Jika boleh jujur hingga kini Leta belum sepenuhnya ikhlas suaminya memiliki yang lain walau dalam artian berbeda. Namun tetap saja itu membuat hatinya setiap hari gundah, siapa yang tenang ketika suaminya bersama yang lain? istri mana yang rela seperti itu?

Abi saat ini sedang bersiap untuk ke kantor. Setelah berpakaian rapi dirinya turun ke bawah dan melihat Inez dan Senja sudah menunggunya. "Pagi sayang!" ucap Abi dan mengecup singkat puncak kepala Senja.

"Pagi ayah!" balas Senja.

"Senja mau makan apa?" tanya Inez.

"Nasi goreng!"

"Eetss ... Senja belum boleh makan begitu, ambilkan bubur saja!" titah Abi membuat Senja cemberut.

"Ayah!!" rengek Senja. Abi hanya diam tanpa melihat ke arah Senja.

Setelah menyiapkan sarapan Senja, Inez mengambilkan sarapan untuk Abi dan yang terakhir untuknya sendiri. Mereka pun makan dengan tenang. "Ayah, Senja boleh ke kantor Ayah?"

"Emm ... maaf ya sayang, saat-saat ini ayah masih sibuk banget. Jadi kapan-kapan, yah?" ucap Abi dengan pandangan sendu.

"Okey," jawab Senja dengan nada kecewa.

"Jangan sedih, gimana setelah sembuh ayah ajak Senja pergi liburan?" tawar Abi.

"Beneran?"  raut wajahnya seketika berubah menjadi antusias.

"Iya, kalau Senja sembuh 3 hari kita akan liburan. Kamu tenang aja untuk tempat Senja pilih sendiri, tapi jangan jauh-jauh, yah. Ayah hanya punya waktu 3 hari soalnya," jelas Abi.

"Iya, 3 hari aja menurut Senja kayak sebulan kalau liburan bareng kalian," ucap Senja tetap senang.

"Ya sudah, ayah berangkat!" pamit Abi. Senja pun ikut ke depan menghantarkan ayahnya. Ia melambaikan tangannya melihat mobil ayahnya yang mulai menjauhi pekarangan rumahnya.

Senja dengan semangat masuk ke dalam rumah, perkataan ayahnya membuat suasana hatinya cepat sekali berubah. Ia akan memilihkan tempat yang indah walau tidak jauh. Senja akan menggunakan momen ini agar dirinya mempunyai kenangan bersama dengan keluarga yang utuh. Itulah impian Senja selama ini. Memang ini bukan pertama kalinya, namun liburan kali ini adalah formasi lengkapnya. Sejak dulu Senja akan berlibur dengan salah satu saja, kadang dengan ibu dan kadang dengan ayahnya. Maka dari itu mendengar perkataan ayahnya tadi membuat Senja menjadi semangat dan yang pasti bahagia.




















Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Kalau Arissa minta 7 vote baru up bisa nggak yah?🤔 bisa lah yah😊

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang