58-Cerita masa lalu (2)

1.5K 126 13
                                    

Mulailah keseharian Pram yang baru. Hubungan antara dirinya dan Darmaya semakin intens setiap harinya. Namun, Pram dan Adsila pun tidak berubah.

Hingga suatu hari diketahui bahwa Darmaya mengandung. Baik Pram maupun Adsila senang mendengarnya. Tetapi, mereka harus memikirkan cara agar kehamilan Darmaya tidak diketahui oleh Ayah mereka - Mr. Galen.

Akhirnya saat kehamilan Darmaya membesar, Pram membawa Darmaya ke rumah yang dia beli tanpa sepengetahuan Mr. Galen. Setiap sebulan sekali Pram akan mengecek keadaanya.

"Lalu, jika bayinya lahir bagaimana?" tanya penasaran Varent.

"Akan dirawat Nenek kalian Adsila dan Kakek Pram. Kalian untuk mengurangi kecurigaan Nenek Adsila berpura-pura hamil mengikuti usia kehamilan Darmaya."

"Daddy, apa janin itu adalah Daddy?" terka Aezar.

Jawaban dari Abi mengejutkan keempat Pemuda di sana. "Jadi, Daddy adalah anak dari Wanita bernama Darmaya dan Kakek?" sahut Gara mencoba memastikan.

"Iya, benar sekali. Saat masih sekolah Daddy tidak mengetahui hal ini. Bahkan Daddy sudah dekat dengan Nenek Darmaya, tetapi sebagai keponakan. Saat Daddy sudah bekerja barulah Daddy mengetahui fakta ini."

Aezar dan yang lain terdiam sesaat menerima suatu kebenaran yang bahkan tidak akan pernah terpikirkan oleh mereka.

"Lalu apakah Kakek buyut tahu hal ini?"

"Akan Daddy lanjut."

Hari-kehari sudah Darmaya lalui, perutnya pun semakin membesar seiring bertumbuhnya janin dalam kandungannya.

Ia bahagia. Sedikit pun tak pernah terbesit kata penyelasan, hanya ia merasa bersalah anaknya harus ada dalam keadaan seperti ini.

Sampai tidak terasa waktunya tiba. Hari itu bertepatan saat Pram berkunjung. Dengan tergesa-gesa mereka menuju rumah sakit seraya menelpon Adsila untuk ke rumah sakit yang sama.

Adsila yang tahu Kakaknya akan melahirkan pun berpura-pura kesakitan dan meminta bawahannya untuk membawa ke rumah sakit yang disebutkannya.

Semuanya yang sudah di setting pun berjalan dengan baik. Hanya saja setelah bayi bernama Abian Adipramana harus Darmaya serahkan kepada Adsila-Adiknya dan dirinya akan berperan sebagai Tante yang mencintai keponakannya.

Semuanya lancar, bahkan empat tahun kemudian Adsila dan Pram memiliki anak sendiri bernama Dipta Adipramana. Hal ini dilakukan agar Mr. Galen tidak mencurigai mereka.

Hingga saat Abian berada di bangku SMA ada sebuah kejadian yang membuat nyawa Darmaya terenggut. Pram jatuh ke dalam jurang kesedihan.

Bahkan selama beberapa bulan ia tidak bekerja dengan benar, perlahan Adsila menuntunnya kembali ke jalan yang benar.

"Jadi-"

"Iya, Daddy mengetahui bahwa Nenek Darmaya adalah Ibu kandung Daddy setelah beliau tidak ada. Maka dari itu kalian tidak mengenalnya," potong Abi saat Varent akan berbicara.

Mereka tahu, ini bukan hal mudah bagi Ayah mereka. Keempat Pemuda itu tidak bisa membayangkan jika mereka yang berada di posisi Abi.

"Daddy apa kecelakaan Nenek ada hubungannya dengan Kakek buyut?" terka Hayden dan Abi hanya mengangguk kecil.

Setelah Pram merasa tubuhnya sudah pulih, ia mengusut tuntas kasus kecelakaan Darmaya yang memang di tutup paksa oleh pengadilan padahal kasusnya belum menemukan titik terang.

Butuh waktu cukup lama untuk menyelidiki semua. Potongan demi potongan Pram susun bagai permainan puzzle.

"Bagaimana kamu sudah tahu?" tanya Adsila ketika Pram baru pulang.

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang