45-Penyesuaian (2)

1.2K 98 10
                                    

Kehidupan menjadi putra tugas seorang pebisnis terkenal  adalah hal sulit. Sang anak dituntut untuk patuh pada titah orang tuanya. Meski tak ingin mereka harus menerimanya, seperti Athaya Caelan Lucano.

Athaya harus terjebak dengan seorang perempuan yang sangat menyebalkan menurutnya. Bukan hanya itu menurut Athaya sikap perempuan itu sungguh menjijikan.

Jika saja bukan karena titah dari Bundanya ia akan menolaknya. Lagi pula siapa yang mau dengan perempuan berpakaian ketat dengan wajah sok cantik itu.

Menge-klaim dirinya yang tercantik saja sudaj membuat Athaya ilfeel pada perempuan itu. Lagi, penampilannya membuat Athaya tak yakin bahwa dia masih gadis. Entah bagaimana Bundanya bisa menerima gadis seperti itu.

"Athaya!" serunya dengan gaya lebay.

Athaya hanya memandang datar gadis bernama Falisha Adya Wilson. Jika tidak menjaga nama baik keluarganta Athaya tidak akan segan bersikap kasar padanya.

"Hm!"

"Ayok, kamu pilihin," rengek Falisha.

"Bisa diem nggak? lo bikin gue malu!" sentak Athaya.

"Maaf, aku cuma mau minta pendapat kamu aja. Maaf juga kalau aku salah," ucap lirih Falisha.

Athaya menghela napas gusar dan menatap malas kedua pakaian yang sedang di pegang oleh Falisha itu.

"Kanan."

"Hah?"

"Yang kanan bagus!" mendengar itu membuat senyum di bibir Falisha terukir.

"Makasih ya, Tha!"

Falisha pun mengembalikan satu baju yang tak ia pilih, dia juga memilih beberapa baju lainnya yang menurutnya lucu dan cocok untuknya.

"Tha, aku udh bayar yuk!" ucap Falisha dan menarik tangan Athaya dengan paksa.

Ingin sekali rasanya mengatakan dirinya ingin pergi. Dia sudah tak tahan lagi untuk berhadapan dengan perempuan ini. Siapapun tolong bantu dirinya.

Sepertinya Athaya memiliki ide. "Gue mau ke toilet!"

Falisha yang memang sudah kembali sibuk memilih sepatu pun hanya mengangguk tanpa tahu bahwa izin Athaya memiliki maksud.

Athaya pun akhirnya berjalan santai keluar dan berkeliling menjauh dari toko itu. "Akhirnya bisa lepas juga."

"Loh ... bukannya itu Varent!"

Dia pun memutuskan untuk menghampiri orang yang mirip sahabatnya. "Rent!"

"Tumben lo ke mall!" sindir Varent yang melihat sahabatnya pergi ke mall.

"Ya, mau gimana lagi gue dipaksa nyokap!"

"Ahh ... nanti gue ceritain!" lanjut malas Athaya yang hanya diangguki kecil oleh Varent.

"Lo ke sini sama siapa?" tanya Athaya yang melihat Varent seorang diri.

"Tuh!" tunjuk Varent pada seorang perempuan yang masih sibuk memilib hoodie.

"Senja?"

"Iya,  kemarin Senja baru aja pindah ke mansion dan karena besok dia baru masuk, jadi gue ajak pergi. Suasana rumah masih tegang dan gue nggak mai bikin Senja makin nggak nyaman," jelas Varent membuat Athaya paham.

"Memangnya Tante Leta setuju?" tanya ragu Athaya yang mendapat gelengan kecil dari Varent.

"Daddy bawa Senja ke mansion setelah Bang Aezar bilang. Jelas Mommy marah, bahkan kemarin mereka ribut, Bang Aezar yang terkenal penurut sama Mommy terus jadi berontak kaya kemarin jelas buat semua orang di mansion kaget. Apalagi mereka dalam kubu yang berbeda, lo pasti tahulah!"

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang