21-Bujukan

2K 133 0
                                    

Abi sekarang berdiri di depan sebuah rumah yang menjadi tujuan. Ia segera masuk ke dalam rumah itu. Keheningan terjadi di setiap ruangan yang Abi lewati.

Abi segera menuju lantai atas dan melihat Inez yang baru keluar. "Bagaimana?" hanya gelengan yang Abi dapatkan.

Perlahan Abi masuk ke dalam dan melihat Senja berbaring dengan infus menggantung. Belum lagi pandangan mata yang kosong membuat batin Abi menjerit.

"Sayang," ucap lirih Abi seraya mendekati Senja.

Abi mendekap tubuh Senja ketika sudah di samping Senja. Abi memeluk dan terus mengucapkan kata 'maaf'.

"Maafin Ayah, ya. Ayah melakukan ini demi kebaikan kamu, ayah nggak mau kamu sedih," ucap lirih Abi.

"Tapi, ayah buat Senja hancur."

Kalimat yang dilontarkan Senja mampu membuat Abi menangis. Abi tak bermaksud begitu, ia hanya ingin putrinya bahagia memiliki keluarga yang lengkap, hanya itu saja.

Namun, seperti apa yang ia dan Inez lakukan tak sepenuhnya benar. Hingga membuat hati Senja sakit. "Maafkan Ayah," gumam Abi mengecup lembut pucuk kepala Senja.

Senja paham apa yang Ibu dan Ayahnya lakukan adalah untuk dirinya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa itu juga membuat hatinya sakit ketika menerima fakta itu.

Ia tak merespon perkataan Abi dan hanya memeluk Abi dengan erat. Pelukan itu berlangsung lama sampai-sampai mereka ketiduran. Suasana sore hari yang tenang mendukung mereka untuk tidur.

Saat akan makan malam Inez masuk untuk memanggil Senja dan Abi, tapi karena melihat keduanya tertidur membuat ia mengurungkan niatnya.

Ia kembali keluar dengan mendorong kursi rodanya perlahan. Ia pun meminta pembantunya untuk menyimpan makanan agar saat keduanya bangun masih ada makanan.

"Bik, saya masuk ke kamar dulu!!"

Saat sudah berada di dalam dengan tergesa-gesa Inez meminum obatnya. Sebenarnya ia sudah menahan rasa sakit di pinggangnya sejak tadi. Karena tak ingin membuat siapapun khawatir ia menahannya sampai ke kamar.

"S-sshhs," ringis Inez. Ia berusaha untuk bangun dan membaringkan diri di kasurnya.

Sungguh nyerinya sangat menyakitkan. Bahkan rasa nyeri sebelumnya tidak sampai seperti ini. Sepertinya penyakitnya sudah sangat parah.

"Hahaha ... ya ampun Nez, sepertinya hidup kamu sungguh ironi. H-hiks ... hanya Se-Senja yang membuatnya lebih b-baik hi-hiks ...."

Hanya di kamarnya Inez dapat meluapkan semua yang ia pendam. Rasa sakit yang ia terima, semua ia tumpahkan ketika berada di kamar ini. Kamarnya seperti saksi bisu kesakitan Inez.

Setelah lelah menangis, Inez mencoba memejamkan matanya. Ia ingin istirahat sejenak sebelum hari esok menanti dirinya.

Sedangkan di kamar Senja, keduanya terbangun saat tengah malam. Mereka bangun karena merasa lapar. Abi pun menggendonh Senja hingga ke dapur. Senja hanya menurut tanpa berkata apapun.

Abi ke dapur dan melihat ada beberapa lauk yang sepertinya sengaja terpisah. Ia pun kembali menghangatkannya agar lebih baik.

Saat sudah siap Abi dan Senja makan dengan tenang di meja makan tanpa ada percakapan. "Senja!!"

"Mungkin kamu masih marah dengan Ayah dan Ibu, tapi sungguh kami tak bermaksud melakukan hal itu. Ada sebuah kejadian yang mengharuskan kami melakukannya. Saat itu kamu dalam bahaya dan karena kamu tanggung jawab Ayah-"

"Jadi kalian berpura-pura menjadi pasangan suami-istri begitu?" ucap Senja memotong perkataan Abi yang hanua diangguki lemah.

"Saat itu hanya itu solusinya. Seperti yang kamu tahu bahwa Ibu kamu tak memiliki keluarga dan di sisi lain-"

"Istri Ayah nggak ngebolehin Ibu tinggal di sana kan?" tebak Senja tepat sasaran. Abi hanya diam sebagai jawaban.

"Aku benar, ya. Mungkin ini memang udah jalannya. Aku seharusnya berterima kasih karena dengan begitu aku bisa ngerasain sosok Ayah. Makasih ya, Ayah," ucap Senja tulus membuat Abi terharu. Ia mendekat dan memeluk Senja dengan bahagia.

"Terima kasih, sayang." Hanya kalimat itu yang dapat Abi ucapkan saat ini. Abi sangat bangga pada Senja yang mampu menerima semua kejadian ini dengan lapang dada, padahal ia tahu ini adalah hal sulit untuk Senja. Abi sangat bahagia memiliki putri seperti Senja.






















Jangan lupa Vote N komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Sedih nggak ke capai😭, padahal cuma minta 10😭

Tapi, Arissa tetep UP. Ayo dong ramein kolom komentarnya😢

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇

ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 857-0724-8868

Yuk buruan order😇😇

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang