Pagi hari Senja sudah siap dengan seragamnya, ia cukup bersemangat apalagi sahabatnya sekarang sudah satu sekolah dengannya.
"Semangat banget nih, putri Ayah!" puji Abi yang juga sudah siap dengan setelan kantornya.
"Iya dong. Sekarang kan Rai udah sekolah banget sama aku," ucap Senja semangat.
"Pagi!" sapa Varent yang baru saja turun.
"Pagi Bang!"
"Pagi!!"
"Kamu mau berangkat sama Abang?" tanya Varent seraya mengambil beberapa roti dan selai.
"Ayah yang antar," sahut Abi.
Varent hanya mengangguk dan menikmati sarapannya ditemani segelas susu hangat yang disediakan untuknya. Gerakan Varent terhenti ketika menyadari bahwa dia sudah tidak pulang ke rumah beberapa hari ini, mungkin hari ini ia akan mampir sebentar tentunya dengan izin Abi.
Setelah makan mereka bergegas menuju sekolah. Varent berangkat lebih dulu menggunakan motor sportnya, sedangkan Senja sedang menunggu Abi mengambil tas kerjanya.
"Udah nggak yang ketinggalan?" tanya Abi yang melihat Senja sedang memeriksa buku pelajarannya.
"Nggak ada kok, Yah. Yuk berangkat udah siang!"
Sesampainya di sekolah Senja pamit pada Abi sebelum keluar mobil. "Ayah, Senja sekolah dulu!"
Senja pun keluar dan berjalan santai menuju kelasnya. Saat berda di koridor ia seperti mendengar seseorang memanggil namanya.
"SENJA!!"
Panggilan itu membuat Senja menoleh dan melihat sahabatnya sedang melambaikan tangan padanya. "Hai Rai!" sapa balik Senja.
"Ja, lo hari ini ada pelajaran matematika?"
"Ada, emangnya kenapa?" tanya Senja bingung.
"Gurunya Pak Botak?"
"Iya, owh ... aku tahu mau lihat tugasnya kan?" tebak Senja membuat wajah Raina memerah.
"Ihh ... lo mah. Tapi, iya sih, boleh liat nggak?"
"Boleh sih, tapi aku pelajaran pertama," ucap Senja membuat Raina lesu seketika.
"Yah, gue pelajaran kedua lagi. Ahh ... gue foto aja, boleh kan?"
Senja hanya mampu menggelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir dengan Raina yang selalu mempunyai cara untuk mencontek tugas.
"Iya, sebentar aja ya, udah mau bell!" Raina pun mampir ke kelas Senja untuk memfoto tugas sebelum kembali ke kelasnya sendiri.
Saat Raina keluar bel masuk berbunyi. Senja segera mengeluarkan buku yang dibutuhkan sembari menunggu guru datang.
"Selamat pagi semua!"
"Pagi Pak!" jawab murid satu kelas secara serentak.
"Baik, silahkan kumpulkan tugas kalian. Hari ini Bapak akan mengadakan Ulangan harian!"
"Apa!!" seru beberapa murid yang mendengar.
"Maaf Pak, tapi sebelumnya Bapak tidak mengatakan akan Ulangan Harian."
"Memangnya kenapa? saya gurunya, jadi saya yang menentukkan!" ucap tegas Pak Botak membuat hampir satu kelas mengumpat karenanya.
"Haduh, mana gue kagak belajar!"
"Gimana dong, gue nggak paham pelajarannya!"
"Boro-boro paham nyatet aja kagak gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...