"Lo nggak balik lagi, Gar?" Gara yang tadinya sibuk pun, menatap sahabatnya Davion.
"Nggak, nanti gue malah bolak-balik. Lagian hari ini ada kelas pagi dan lebih deket dari apartemen lo, Dav," alibi Gara.
"Halah, ini bukan karena lo males pulang kan? atau karena lo masih penasaran kenapa Varent dan Daddy lo ada di rumah sakit secara bersamaan dengan seorang gadis?"
Saat itu Gara memang hanya melihat Varent, tapi saat pergi dan berbalik dirinya meliha sosok Daddy berada di sana dan menggendong gadis yang tadinya dipangku oleh Varent.
Apa hubungan Daddy dengan gadis itu?
Untuk apa Daddynya dan Varent berada di sana padahal tidak ada satu pun anggota keluarga yang masuk rumah sakit. Mungkin jika teman itu pasti teman Varent, tak mungkin ayahnya. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di benak Gara.
"Mungkin," keduanya, lanjutnya dalam hati.
Davion hanya mampu diam melihat sikap sahabatnya. Dia tak bisa terlalu ikut campur dalam masalah keluarga Gara, walaupun dia adalah sahabat Gara.
Namun, jika Gara butuh bantuan Davion akan senang hati membantu dan mendukung Gara. Bukankah itu tugas seorang sahabat?
"Udahlah, nasehatin lo kagak mempan!" dengus Davion dan kembali berkutat pada laptopnya. Keduanya memang sudah berada di semester terakhir.
Gara hanya menanggapinya dengan tatapan datar dan tak menoleh ke Davion. "Itulah gue," gumam Gara.
Gara pun bangkit dan membereskan tugas yang baru diselesaikannya. "Woy, mau ke mana?"
"Ke kampuslah, nggak lihat tuh sekarang jam berapa?" sahut Gara seraya berjalan keluar tanpa menunggu sahabatnya. Sedangkan Davion yang melihat jam pun segera membereskan dan berlari keluar menyusul Gara.
Saat sudah di parkiran ternyata Gara sudah tidak ada. "Sialan!!" umpat Davion dan bergegas mengambil mobilnya.
Jam kuliah Gara sudah selesai, dia hari ini memang hanya ada jam pagi. Gara pun pamit pada Davion untuk pergi dulu. "Yoi, hati-hati, bro!"
Gara melajukan mobilnya menuju kantor Aezar. Ada satu hal yang ingin ia tanyakan pada kakak tertuanya itu. Saat sampai Gara langsung masuk ke dalam tanpa memerdulikan sapaan karyawan atau yang lainnya.
Brak!!
"SIA-"
"Aku bang!!" Aezar yang tadinya ingin meledak pun mengurungkannya.
"Ada apa?"
"Apa abang tahu sesuatu tentang Daddy?" tubuh Aezar sedikit menegang, tapi ia berhasil mengendalikannya.
"Maksudnya?"
"Semacam rahasia. Oh iya, abang ingat kejadian sekitar 16 tahun lalu? aku tahu bahwa saat itu aku masih 3 tahun, tapi aku ingat bahwa keluarga kita sedang kacau saat itu."
Buyar sudah, Aezar yanh tadinya menahan agra ekspresinya tetap dikendalikan. Namun, gagal saat Gara mengatakan itu membuatnya kacau.
"Aku tahu abang tahukan? apalagu di usia itu abang pasti sudah memahami apa yang terjadi kan?" gotcha tebakan Gara sangat tepat sasaran.
Aezar pun menghela napas berat dan duduk di tempatnya. "Ya, abang tahu semuanya. Tapi, abang nggak berhak untuk cerita, Gar. Sebaiknya kamu langsung tanya ke Daddy."
"Jadi bener bahwa Daddy pernah melakukan sesuatu?" Aezar mengangguk lemas.
"Apa kamu pernah memdengat pertengkaran Mommy dan Daddy?" tebak Aezar.
"Iya, waktu itu saat malam hari. Aku mendengar anak itu dan wanita itu. Selang beberapa waktu aku bertemu gadis di pangkuan Varent dan tak lama Daddy datang. Apa Varent tahu akan hak ini?"
"Betul, itu kejadian yang tak disengaja. Bahkan mungkin Varent lebih banyak tahu dari abang. Apalagi kamu tahu kan dia adalah anak yang keingintahuannya besar." Gara menghela napas berat dan bangkit lalu duduk di sofa ruangan. Untuk pernyataan Aezar tadi memang benar.
****
Saat ini Leta dan Dena berada di sebuah restoran di mall milik keluarga mereka. Keduanya sedang berkumpuk dengan teman-teman mereka.
Sebuah perbincangan membuat Leta tak nyaman. "Jeng, memang bener ya berita tentang suami jeng yang punya anak lain itu?" Dena menatap khawatir kakak iparnya
"Bener itu, jeng?"
"Ya ampun tega banget ya!!"
"Nggak!!" bantah Leta.
"Suami saya nggak pernah begitu. Sebenarnya suami saya hanya membantu anak yang nggak punya ayah, jeng," alibi Leta.
"Owh, jadi cuma nolong ya. Maaf ya, jeng!"
"Maaf ya semua, setelah ini kita mau ke butik. Jadi kami pergi dulu ya!" pamit Dena dan menarik lembut pergelangan tangan Leta.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?" tertarik😉? bisa pesan dengan :
Form pemesanan
•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :Kirim ke no +62 857-3351-8064
Yuk buruan diorder!!😇
ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉
Judul : JENDELA KAMAR
Tertarik? pesan dengan
Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇
Format pemesanan:
Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :Kirim form di atas ke nomor +62 857-0724-8868
Yuk buruan order😇😇
👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...