Leta menatap Senja dengan sengit seakan-seakan Senja adalah mangsanya. Sekuat tenaga Senja bersikap biasa saja dan memilih untuk tak menanggapinya.
Dia hanya tak ingin Ayahnya menjadi bertengkar dengan istrinya kembali. Sudah cukup dia menjadi pengacau di dalam keluarga ini.
Perlahan Leta mendekat ke arah pintu yang menjadi tempat berdirinya Abi dan Senja. Di sisi lain Abi juga berusaha untuk mengontrol emosinya agar tidak meluap.
"Kenapa kamu bawa dia ke sini, Mas?"
"Bukannya Aezar sudah mengatakan semuanya? apa dia lupa mengatakannya?" jawaban Abi tidak sesuai dengan harapan Leta.
"Bukan itu maksud aku, kenapa anak ja**ng ini ada di sini?" cemooh Leta dengan pandangan merendahkan.
"LETA!" teriak Abi membuat Senja dan Leta tersentak kaget.
"KENAPA? kamu mau bela dia lagi yang jelas-jelas anak ha**m ini!!" hardik Leta dengan jari telunjuk menunjuk ke wajah Senja.
"LETA CUKUP!! aku nggak habis pikir dengan kelakuan kamu. Apa kamu nggak bisa sehari aja bersikap dewasa?" cecar Abi, sedangkan Senja menatap keduanua takut.
Semua yang Senja takutkan terjadi. Bagaimana ini? dia harus bisa melerai keduanya sebelum menjadi lebih buruk.
"Dewasa kamu bilang!! AKU KAYA GINI KARNA KAMU, MAS!!"
"MOMMY CUKUP!" sebuah suara membuat ketiganya menatap seorang pria ber jas, dan beberapa orang lainnya.
Ternyata keluarga lain melihat pertengkaran antara Abi dan Leta tanpa ketiganya sadari.
"Asal Mommy tahu, saya berbicara kemarin bukam meminta izin. Tapi, saya hanya ingin menyampaikan info. Saya tak perduli apa tanggapan kalian semua, karena saya bisa melakukan apapun tanpa seizin kalian semua!"
"AEZAR!! aku itu Mommy kamu!"
Bukan tatapan lembut, justru tatapan dingin dan datar yang Leta dapatkan dari putra sulungnya. "Sekalipun itu Mommy, aku tak perduli. Lagi pun aku sudah bisa menghasilkan uang sendiri."
Katakanlah Aezar durhaka pada Ibu kandungnya sendiri. Namun, menurutnya Leta sudah di luar batas wajar, membuatnya harus memperingatkan Ibunya itu.
Aezar meraih pergelangan tangan Senja dan membawanya ke atas tanpa berbicara apapun lagi, sedangkan yang laim masih terdiam.
"Rent, yang tadi itu adikku?"
"Iya Bang, bukannya lo pernah ketemu pas waktu itu?"
"Lo udah pernah ketemu, Bang? asal lo tahu Senja adalah calon pacar Gara!" sontak mendapatkan pukulan tak main-main dari Varent adiknya.
"Nggak usah dengerin orang stress ini. Abang gimana, apa Bang Hayden nerima Senja?" tanya Varent dengan serius.
"Entahlah." Jika begini ia menjadi teringat bagaimana pertemuannya dengan Senja.
Sore itu Hayden memberanikan diri untuk mencari rumah milik Felyasia Inez alias Ibu dari putri Ayahnya. Entahlah ia merasa harus mencarinya.
Akhirnya dia sampai di salah satu komplek yang tak terlalu besar, hingga ia sampai di blok yang diperkirakan. Hayden menatap setiap rumah dan sesekali melihat foto yang diberikan oleh bawahannya.
Tiba-tiba saja terdengar sebuah suara yang memanggilnya. Anda mencari siapa?" tanya seorang gadis berseragam sekolah.
Pria tadi pun berjalan menuju gadis itu dan menatap lekat wajah gadis yang menurutnya tak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...