Gara diam dan menatap Aezar cukup jauh, tapi masih bisa mendengar pembicaraan mereka. "Gue bakal cari tahu apa yang buat lo sibuk, Bang. Bahkan lo sampai mengabaikan Mommy dan buat dia sedih."
"Segera cari orang yang ingin mendonorkan ginjal, kalau perlu kalian berikan uang sebagai imbalan!!"
"Baik Tuan!!"
"Pastikan besok sudah ada orangnya!!"
"Apa Bang Aezar masih sibuk cari buat pendonor, tante Inez?" Gara bergegas menuju mobilnya dan mengikuti Aezar dengan jarak yang aman.
Untuk memastikan dugaanya Gara selalu berada di belakang Aezar, hingga dia melihat Kakaknya itu memasuki sebuah ruang rawat. Gara berdiri di depan jendela dan mengintip di celah korden.
Dia melihat seorang wanita terbaring lemas di brankar dan ada seorang gadis tertidur di sofa. "Itu kan Tante Inez!! jadi, benar ya. Apa gue harus usaha kaya Bang Aezar juga? gue emang udah tanya ke temen, tapi belum ada hasil jadi gue nyerah," ucap Gara pada dirinya sendiri.
"Apa Daddy sudah temukan pendonor?"
"Sudah, tapi hasilnya negatif. Daddy akan terus mencari sampai ketemu, Daddy nggak mau Senja sedih," ucap Abi seraya mengelus rambut Senja.
"Begitu pun saya, mungkin besok sudah ada kabar!"
Setelah mendengar hal itu Gara pergi dari sana tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Ia terus merenung hingga tidak sengaja menyenggol seseorang.
"Maaf!"
"Tidak apa-apa, saya juga minta maaf, Mas," jawab Gara dan melihat pria di depannya yang terlihat putus asa.
"Mas, nggak papa?"
"Ada masalah sedikit, nggak enak cerita padahal kita baru ketemu."
Merasa kasihan Gara pun menuntun pria tadi untuk duduk di kursi. "Duduk dulu, Mas. Nggak papa kok kalau ada masalah, saya juga sedang ada masalah."
"Saya membutuhkan uang, Ibu saya harus segera operasi. Tapi, saya tidak punya uangnya," lirihnya.
"Bagaimana kalau kita membuat kesepatakan?"
"Kesepakatan?" entah kenapa sebuah ide gila tiba-tiba muncul begitu saja di dalam kepala Gara.
"Iya, saya akan membayarkan operasi Ibu Mas, jika Mas bersedia mendonorkan ginjal untuk salah satu pasien di sini, bagaimana?"
Tanpa pikir panjang, dia segera mengiyakan karena Ibunya memang sedang membutuhkan penanganan segera. "Iya, saya mau!"
"Baik, sekarang kita menuju ruangan Dokter!!"
Mereka berdua berjalan menuju ruang Dokter. "Permisi Dok!"
"Silahkan masuk, ada keperluan apa, Tuan muda?" tanya Dokter itu sopan. Dia jelas tahu siapa yang sedang berbicara di depannya sekarang ini.
"Saya ingin anda mencocokkan ginjal Mas ini dengan pasien bernama Felysia Inez dan tolong hasilnya segera keluar Dokter!"
"Baik, saya akan gunakan tesnya terlebih dulu untuk mengetahui kecocokannya, butuh waktu sekitar 1 jam hasilnya akan keluar, Tuan muda. Mari ikuti saya!"
Sudah satu jam lamanya Gara dan pria bernama Anton menunggu, akhirnya hasilnya keluar juga. "Ini Tuan muda hasilnya. Saya pamit undur diri,"ucap Dokter setelah menyerahkan surat bersegel.
"Satu lagi Dok, tolong rahasiakan ini!" pinta Gara dan diangguki oleh sang Dokter. Lagi pula ia tidak ingin mencari masalah dengan keluarga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...