Setelah mendapat telpon dari ayahnya Senja bergegas menuju ruang BK. Yap, dia berniat meminta izin dengan alasan kepentingan keluarga. Kalau guru itu berkelit Senja akan menambahkan sedikit drama di sana.
Ternyata dugaan Senja salah, guru itu langsung mengangguk dan menandatangani surat izin dari Senja. Walau sebenarnya dalam hati Senja ingin membuat drama sebentar, tapi ternyata kemauannya tidak terwujud.
Saat menuju gerbang Senja bertemu dengan Varent yang ternyata sedang olahraga. "Mau ke mana?" tanya Varent mencegah tangan Senja.
"Aku izin ke rumah sakit, bang," jawab Senja membuat Varent mengangguk paham.
"Mau abang anter?"
"Nanti abang gimana?"
"Santai!" Varent pun menengok dan mencari keberadaan sahabatnya.
"THA! IZININ GUE!!" seru Varent dan menarik Senja tanpa mengganti pakaiannya.
Sebenarnya apa yang Daddy kabarin ke Senja? batin Varent penasaran dan khawatir.
Varent pun melajukan mobilnya lumayan cepat, karena ia pun tahu bahwa Senja sedang terburu-buru. Senja pun tak protes pada Varent karena sekarang perasaanya juga sedang kacau.
"Kamu masuk dulu, Ja. Nanti abang nyusul!" tanpa basa-basi Senja langsung meninggalkan Varent.
Saking terburu-burunya Senja sampai menabrak seseorang. "Aduhh!!"
"Maaf bu!" ucap Senja sesal. Setelah memastikan tak ada yang serius Senja menjauh tanpa melihat wajah yang ditabraknya.
Wanita yang ditabrak masih shok melihat wajah dari Senja. Wajah tak asing baginya. "Kenapa wajah dia!!!"
****
Varent bergegas menyusul Senja setelah memarkirkan mobilnya. Namun, dia justru melihat perawakan seseorang yang sangat ia kenali.
"Kenapa Mommy di sini?" gumam Varent bersembunyi. Dia mengambil jalan lain agar tidak berpas-pas an dengan Mommynya.
Sekarang Varent cemas. Apa Mommynya melihat Senja? ia tahu bahwa mungkin ini tak akan berlangsung lama lagi. Apalagi wajah Senja yang mirip dengan Daddynya membuat Varent semakin tak karuan.
Kini dia berada di depan kamar milik ibu Senja. Terdengar gelakan tawa yang menenangkan hati. Hal itu membuat Varent tenang, karena berarti ibu Senja sudah siuman.
Perlahan ia mengetuk pintunya. "Assalamualaikum!!"
"Waalaikumsalam!" sahut kompak orang yang berada di dalam.
"Siapa itu, sayang?"
"Dia kakak kelas aku, Bu," jawab Senja tenang.
"Iya tante, perkenalkan nama saya Varent Xiever, Bu. Saya yang mengantar Senja ke sini tadi, karena khawatir jika dia pergi sendiri," ucap Varent dengan senyum menyenangkan.
"Terima kasih ya, Nak Varent."
"Oh iya, Senja ibu bisa minta tolong?"
"Apa bu?"
"Belikan minuman ya di kantin, bisa sendiri kan?" Senja mengangguk dan menerima uang yang diberikan okeh ibunya.
Setelah memastikan Senja keluar, entah kenapa Varent merasakan bahwa suasana ruangan ini perlahan menegang dan memcekam. Raut dari Inez pun berubah.
"Kamu anak dari Adena Adipramana kan? adik ipar dari mas Abi?" terlihat bahwa Varent menegang, tapi setelahnya dia mengangguk.
Abi yang sedari tadi diam pun mulai angkat bicara. "Dia memang keponakanku, tapi aku jamin dia tidak akan melukai Senja, Nez!"
"Aku tahu," jawab Inez singkat membuat Abi mengerutkan keningnya bingung.
"Yang aku khawatirkan adalah akan semakin banyak orang yang mengetahui kebenaran dari Senja, Mas. Saya yakin kamu tahukan bahwa siapa Senja sebenarnya?" Varent hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Aku takut mereka akan kembali melakukan berbagai hal untuk melenyapkan Senja kembali. Aku nggak sanggup, kejadian itu kembali terulang."
Abi sekarang mengerti dengan ketakutan dari Inez. "Apa maksudnya ini?"
"Huh!!"
"Kamu tahu kan tidak ada yang menerima kehadiran mereka? saat usia Senja empat tahun Inez menemui aku dan meminta untuk datang keperayaan ulang tahun Senja. Tapi, tepat hari itu Mommy kamu keguguran dan membuat Daddy tak bisa pergi. Di saat bersama tepat setelah acara Senja diculik dan dibiarkan di hutan dengan beberapa hewan buas yang sengaja dibebaskan," ucap Abi menjelaskan. Varent yang mendengarkan terkejut bukan main.
"Kamu mau tahu siapa yang melakukannya?" Varent mengangguk penasaran.
"Kakek kamu." Tepat setelahnya Senja masuk dengan membawa kresek minuman dan beberapa camilan ringan.
"Ini kembaliannya, Bu!"
"Terima kasih, sayang." Senja mengangguk, dia pun mengambil satu minuman dan menyerahkan ke Varent.
Namun, Varent hanya diam mematung. "Bang!! Bang!! Bang Varent!!!"Varent terkesiap mendengar suara Senja.
"Abang nggak papa?"
"Nggak kok. Makasih ya," ucap Varent mengusak rambut Senja. Sedangkan Abi dan Inez tahu bahwa saat ini Varent masih terkejut dengan fakta yang baru saja ia ketahui.
"Bang Varent beneran nggak papa di sini?"
"Nggak? lagian Abang nggak bakalan tenang kalau nggak lihat kamu sampe ke sini dengan selamat. Lagian kamu juga bikin Abang panik tadi."
"Oh iya!" ucap Senja seakan kaget.
"Ishhh!!" Varent yang gemas pun menggelitiki Senja membuat suara tawa menggema di ruangan Inez. Abi dan Inez pun menatap bahagia interaksi adik-kakak itu, walaupun bukan sekandung.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
Maaf baru update🙏
Arissa sedih masa yang vote cuma sedikit😭
Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?" tertarik😉? bisa pesan dengan :
Form pemesanan
•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :Kirim ke no +62 857-3351-8064
Yuk buruan diorder!!😇
ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉
Judul : JENDELA KAMAR
Tertarik? pesan dengan
Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇
Format pemesanan:
Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :Kirim form di atas ke nomor +62 857-0724-8868
Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...