Suhu tubuh Senja mulai menaik saat malam semakin larut. Hayden dan Gara yang menjaga Senja pun semakin khawatir.
Ke mana Varent? ia sedang istirahat, karena ketiganya sepakat untuk berjaga secara bergantian, tapi berbeda dengan Hayden akan berjaga ketika dibutuhkan.
"Gara, cepat ambil air kompresan yang baru!" titah Hayden yang segera dikerjakan oleh Gara.
Sembari menunggu Hayden menyuntikkan vitamin pada Senja untuk memperkuat imun. "Ini Bang!"
"Oke, nanti ingetin buat kasih Senja obat. Satu jam lagi udah bisa," ucap Hayden sembari mengompres kening Senja.
"Kalo gitu, Lo tidur aja dulu. Nanti Gue bangunin," jawab Gara yang disetujui oleh Hayden.
Gara pun merawat Senja dengan telaten. Walau sebenarnya ia tak pernah merawat orang sakit sebelumnya. Tapi, demi Senja, Gara akan melakukan apapun itu.
"Cepet sembuh, Senja!"
Gara pun duduk di kursi samping tempat tidur Senja, seraya sesekali menyeka keringat di wajah Senja.
Satu jam berlalu, Gara pun membangunkan Hayden. "Bang, bangun!"
"Iya, sekarang kamu ambil roti ya di bawah!" Gara mengangguk.
"Varent!" Hayden pun menggerakkan tubuh Varent dengan pelan.
"Kenapa Bang?" sahut Varent dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Kamu gantian ya sama Gara. Oh iya, Abang mau ke kamar sebentar ambil obat, kamu bangunin Senja ya. Soal mau minum obat," ucap Hayden. Karena Varent sudah tidur sekitar empat jam.
"Okey."
Varent bangun dan perlahan mendekat ke kasur. Tangan Varent dapat merasakan suhu tubuh Senja yang sedang naik.
"Senja! Sayang!"
"Eungh, kenapa Bang?" lenguh Senja dengan tangan memegang kepala.
"Kamu minum obat ya, tubuh kamu masih panas banget kaya gini."
Senja hanya diam menurut, karena kepalanya memang terasa sangat berat dan sakit. Sesekali Senja meringis kesakitan.
"Senja, ini makan roti dulu sebagai pengganjal!" ucap Gara yang masuk membawa beberapa roti dan air minum.
"Nggak Kak, nggak enak!" tolak Senja.
"Kamu makan sesuap aja deh," ucap Gara mencoba bernegosiasi.
Akhirnya Senja mau tidak mau menuruti. Ia membuka mulut dan mengunyah roti yang terasa pahit di mulutnya itu.
"Gimana udah dimakan?" tanya Hayden yang baru saja masuk.
"Udah, tapi cuma satu suap."
"Nggak papa yang penting ada yang masuk dari pada nggak sama sekali. Nah, sekarang kamu minum obatnya." Hayden pun membuka obatnya dan membantu Senja minum obat.
"Bang, Lo tidur aja," ucap Varent pada Gara.
"Nggak papa nih?" Varent mengangguk sebagai jawaban. Lagipula sekitar tiga jam lagi sudah pagi.
"Bang, Lo juga tidur aja. Lagian udah mau pagi juga," ucap Varent kepada Hayden yang duduk di sampingnya.
"Iya udah, kalo ada apa-apa langsung bangunin ya!"
Varent pun bangkit dan memilih untuk duduk di samping Senja seraya memantaunya.
Tidak terasa matahari telah menampakkan dirinya. Pertama Varent membangunkan Para Kakaknya. "Bang, bangun udah pagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...