49-Gagal ke Taman

1.2K 92 4
                                    

Paginya demam Senja sudah turun. Ia sangat bersemangat karena akan keluar rumah, walau itu hanya di taman kompleks.

Namun, bagi Senja itu cukup untuk mengurangi kebosanannya selama seminggu belakangan. Ini juga akan menjadi penghilang kepenatannya.

Saat ini Senja sedang menunggu Abangnya untuk bersiap-siap. Dia sendiri sudah mengenakan baju olahraga, walau bisa dibilang sangat tertutup.

Tadinya Senja sudah mengenakan pakaian yang benar. Tapi, Varent memerintahkannya untuk berganti pakaian.

Bahkan Varent sendiri yang memilih pakaian yang Senja kenakan saat ini, karena tak ingin melihat Senja memakai pakaian terbuka.

Ya ... itulah Varent yang sebenarnya.

"Duh, kok kaya ada yang keluar," ucap cemas Senja.

Dia pun bergegas menuju kamarnya kembali untuk pergi ke kamar mandi.

"Yah, kok hari ini," desah kecewa Senja.

Dengan lesu Senja mengambil barang yang penting bagi perempuan itu.

"Ssh," ringis Senja setelah berganti.

Inilah yang membuat Senja kesal, jika ia sedang datang bulan pasti akan ada rasa nyeri. Bukan rasa sakit biasa, ini seperti lebih, bahkan terkadang Senja merasa lelah dan seperti hampir kehilangan kesadaran hanya karena nyeri datang bulan.

Secara perlahan Senja berjalan menuju tempat tidurnya. Ia membaringkan tubuhnya sebelum mengambil minyak angin.

"Senja!" seru Varent dari luar.

"Masuk, Bang!" jawab Senja.

Varent masuk dengan pakaian olahraganya. "Loh, kok tiduran?"

Varent mendekati Senja dan memegang keningnya untuk memastikan apakah adiknya itu demam lagi.

"Aku bukan demam Kak, tapi perut aku sakit," jawab Senja sambil menahan sakit.

"Kamu habis makan pedes ya?"

Senja menggeleng tegas. "Bukan Kak, aku lagi haid."

"Kok sampe gini sih," ucap Varent khawatir, karena sedari tadi Senja meremas perut bawahnya.

"Kalau perempuan haid memang kaya gini, Kak dan Senja udah sering sakit pas haid, akhh," rintih Senja tertahan ketika rasa sakitnya bertambah.

Varent yang melihatnya pun semakin panik. "Senja, jangan diremas. Sebentar Abang mau tanya Bibik atau Mami."

Dengan tergesa-gesa ia keluar kamar. "Bik! Bik!"

"Iya Den, ada apa?"

"Biasanya kalau nyeri haid obatnya apa?" tanya Varent dengan nada khawatir.

"Buat Non Senja, Den?" Varent menggangguk cepat.

"Sebentar Bibik mau ambilin air anget dulu."

Varent mengernyit bingung saat pembantunya mengatanya air hangat. Buat apa coba? dan apa hubungannya dengan nyeri haid.

Namun, Varent mencoba menepis semua yang penting Senja tidak kesakitan. Tak lama Bibik datang dengan sebotol air.

"Ini Den."

"Buat apa Bik?" tanya Varent bingung. Memang ia tidak tahu apa-apa tentang masalah seperti ini.

"Udah, Aden bawa aja. Bibik, yakin nanti Non Senja juga paham. Terus tanyain ya, mau Bibik buatin jamu atau mau beli aja."

Varent pun menurut dan membawa air hangat itu ke kamar Senja. Sampai di dalam, ia melihat Senja yang sudah bercucuran keringat dingin dan bibir pucat pasi.

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang