39-Mulai Sekolah

1.5K 108 14
                                    

Sudah satu minggu kehidupan Senja kembali seperti semula dan mulai hari ini ia akan mulai kembali bersekolah. Untuk Abi setelah masalah terselesaikan ia kembali ke mansion untuk memberi Leta pengertian.

Lain dengan Varent dan Aezar yang memilih tinggal dan menemani Senja di rumah. Mereka tak tega meninggalkan Senja sendirian hanya bersama pembantu.

"Pagi, Bang! Kak!"

"Pagi!"

"Nanti kamu akan diantar Varent!" ucap Aezar selagi memakan sarapannya.

"Okey, kok tumben Kak Aezar masih di sini?" memang terkadang saat Senja sarapan hanya melihat Varent, setiap kali menanyakan Aezar selalu jawabannya 'sudah berangkat!'.

"Kamu nggak mau melihat Kakak di sini?" Senja yang melihat Kakak pertama tersinggung pun panik.

"Bukan gitu! kan biasanya Kakak ada rapat gitu," jawab Senja dengan perasaan cemas.

"Hahaha ... nggak hari ini jadwal Kakak memang sedikit longgar aja!" sahut Aezar membuat Senja menghela napas lega.

"Kakak!" rengek Senja merasa dijahili.

Varent yang melihat interaksi keduanya hanya mampu tertawa lepas. Walau akhirnya ia harus menghadapi sikap ketus dari Senja yang membuatnya kelimpungan.

"Udah, Bang? ini udah mau siang. Cepetan!"

Senja menarik-narik tangan Varent yang masih menggunakan sepatu itu. Sebenarnya Varent ingin membalas perkataan adiknya, tapi karena tak ingin Senja marah dengan dirinya, ia pun hanya bisa pasrah menerimanya.

"Yok, berangkat!" Varent bangkit dan menggenggam tangan Senja.

Mereka tiba di sekolah tepat saat bell berbunyi. Senja yang mendengar suara bell pun menekuk wajahnya seraya keluar dari mobil.

"Tuh kan, Abang sih!"

"Iya maaf. Abang anter deh ke kelas!" Varent menarik lembut tangan Senja menuju kelas Senja.

"Permisi Bu!"

"Iya, ada apa, nak Varent?"

"Mau mengantar adik saya, dia baru berangkat setelah sakit!" guru itu mengangguk dan membiarkan Senja masuk tanpa ada hukuman.

"Terima kasih, Bu!" ucap Varent dan Senja bersamaan.

Varent menghadapkan tubuhnya di depan Senja dan mengusak kecil rambur adiknya. "Jam istirahat, Abang bakal jemput ya," pamit Varent dan berjalan keluar kelas.

Senja menatap Varent yang menjauh dan perlahan berjalan ke kursinya dengan kaku. Dia merasa malu karena sudah lama tidak masuk sekolah. Apalagi di sini ia tak memiliki seorang teman selain teman sekelas.

Maksudnya Senja hanya menganggap mereka sebagai teman sekelas saja, hanya sampai di situ. Ia tak menganggap mereka lebih dari itu, kecuali Raina tentunya.

Senja terus diam seraya mendengarkan penjelasan dari guru di depan. Hingga bell istirahat berbunyi pun Senja masih anteng duduk untuk menunggu Varent.

Tiba-tiba saja ada yang membuka pintu dengan kasar hingga menimbulkan suara yang keras.

BRAK!

Senja terlonjak kaget dan menatap ke arah pintu kelas. Matanya membulat melihat sosok yang membuatnya terkejut.

"RAINA!"

"Hai Senja!" sapa Raina santai seraya berjalan mendekati Sahabatnya.

"Kamu kok-"

"Bisa sekolah di sini maksudnya? aku minta Papa aku pindah sekolah, ternyata dibolehin kalo tahu gitu aku udah minta dari kelas 10!"

"Kenapa nggak bilang," ucap Senja kesal.

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang