Setelah bosan menunggu akhirnya hal yang ditunggu Senja tiba juga. Sekarang dia sedang menunggu Hayden menyimpan jas Dokternya.
"Senja!"
Hayden masuk dengan kemeja yang lengannya digulung. "Abang lupa bawa baju lain tadi. Oh iya, kamu udah bawa inhaler?"
Senja mengangguk sebagai jawaban. Dia memang selalu membawa barang wajib baginya itu. Karena Senja tak pernah tahu kapan sesak napas kambuh.
"Ya udah yuk, berangkat!"
Keduanya berjalan beriringan menuju tempat parkir. "Kak, kita mau ke mana?"
"Pertama kita ke toko baju dulu," jawab Hayden membuat Senja mengernyit bingung.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Hayden memilih mencari toko pakaian yang memang searah dengan tujuan utamanya.
"Sekarang, kamu pilih bajunya, Kakak juga mau pilih baju di sana!" ucap Hayden menunjuk tempat pakaian pria.
"Iya, Kak."
Setelah memilah baju cukup lama, akhirnya pilihan Senja jatuh pada kaos berwarna merah marun dan celana jeans putih.
Bersamaan dengan itu Hayden datang membawa dua kaos berwarna hitam, satu celana pendek, dan celana jeans berwarna hitam.
"Udah? nggak mau ambil lagi?" tawar Hayden yang mendapat gelengan dari Senja.
"Beneran?"
"Iya, Kak," jawab Senja untuk menyakinkan Hayden.
"Ya udah, bayar dulu!"
Setelah membayar, Hayden izin berganti pakaian. Senja pun menunggu di depan toko. Tak lama Hayden keluar dengan pakaian santai membuatnya terlihat seumuran dengan Senja.
"Kak!"
"Iya?" sahut Hayden sambil terus fokus menyetir.
"Sebenarnya kita mau ke mana sih?" tanya Senja penasaran.
"Nanti kamu juga tahu."
Dengusan kesal terdengar oleh Hayden. Ia pun hanya bisa mengulum senyum, melihat adiknya yang sangat imut sekarang.
Sebelum Hayden sempat menjawab, sebuah pemandangan indah di depan menjawab semua rasa penasaran Senja.
"PANTAI!" teriak Senja spontan membuat Hayden terlonjak kaget.
"Senja!"
"Maaf Kak, terlalu semangat. Hehehe," ringis malu Senja karena terlalu bersemangat.
Hamparan laut semakin terlihat jelas, binar mata Senja semakin terang. Hayden senang jika Senja pun senang.
Sepertinya keputusan membawa Senja kemari itu tepat. Terbukti dengan reaksi dari wajah dan gerak badannya.
Setelah menemukan tempat parkir Hayden dan Senja turun dari mobil. Dengan tidak sabaran Senja terus menarik-narik tangan Hayden.
"Iya-iya, sabar Senja."
Hayden paham Senja sedang senang. Apalagi setelah pindah ke mansion Senja jarang keluar rumah kecuali bersama Varent.
Tak heran kemarin Senja memintanya untuk pergi berdua menghabiskan waktu. Senja ingin dekat dengan semua Kakaknya, Hayden yang memang memiliki waktu pun mengiyakan. Lagi pula ia tak menolak kehadiran Senja.
Hayden memilih duduk agak jauh dari bibir pantai seraya memantau Senja yang sedang asik bermain air. Ia hanya ingin memberi waktu bagi Senja untuk bersenang-senang sendiri sebelum bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...