Menurut Senja liburan kali ini adalah liburan yang ia impikan dan minggu kemarin impian Senja sudah tercapai. Bahkan hingga sekarang ia terus mengingat kenangan itu dan foto yang ia dapat di sana selalu Senja lihat.
Senja sudah mulai bersekolah kembali, namun ada yang aneh. Entah kenapa kakak kelas yang sempat menyapa Senja selalu memperhatikannya. Itu diketahui saat beberapa kali Senja dan dia kontak mata.
Tentu saja Senja curiga, ada apa sebenarnya dengan pria itu? bahkan Senja berpikir bahwa pria itu memiliki niat buruk padanya. Tapi, hingga sekarang tak ada kejadian seperti apa yang ia bayangkan selama ini.
Namun, ada satu firasat yang membuatnya selalu terpikirkan. Senja berpikir bahwa ia dan kakak kelas itu nanti akan saling berhubungan. Bukan berarti menjadi kekasih, tapi dalam artian yang lain.
Seperti saat ini, Senja sedang berada di kantin dan lagi-lagi kakak kelas bernama Varent memperhatikam Senja dengan intens. Senja tidak ge-er, namun tatapannya justru membuat dirinya penasaram, kenapa ia memperhatikan Senja sampai seperti itu? apa ada yang aneh dengan dirinya, ia yang Senja pikirkan.
Sampai Varent mendekat ke arah Senja. "Apa bisa berbicara sebentar?"
"Denganku?" ucap Senja mencoba memastikan.
"Iya, sebentar." Keduanya pun berjalan beriringan menuju sebuah taman di belakang sekolah.
"Jadi, apa yang ingin kakak bicarain?"
"Apa aku bisa dekat denganmu?"
"Hah?" Senja seketika dibuat bingung dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Varent. Kenapa dia tiba-tiba mengatakan hal itu? pasti ada maksud tertentu dari perkataannya. Senja harus memastikannya hingga dia benar-benar percaya bahwa Varent tidak berbahaya.
"Maksudnya bukan seperti sepasang kekasih, tapi sebagai kakak dan adik, bagaimana?"
"Kenapa tiba-tiba?"
"Maaf aku tak dapat mengatakan maksudku," ucap lirih Varent.
Senja mempunyai firasat bahwa Varent tidak memiliki maksud buruk padanya, mungkin menerimanya dapat membuat harinya menjadi sedikit berubah. Senja akan menantikan hal itu untuk bisa terjadi. Senja sangat menginginkan teman yang setia seperti Rai.
"Aku akan coba kak, tapi bukan berarti aku telah menerima kakak sepenuhnya."
"Terima kasih dan aku minta kamu sekarang panggil aku abang. Abang minta kamu jangan menggunakan kata aku," ucap Varent.
"Lalu?"
"Pakai nama Senja."
Kenapa jadi ngatur? batin Senja agak kesal.
"Maksudnya a-Senja manggil nama sendiri? kaya gini?" ucap Senja agak kaku, Varent pun mengangguk.
"Okey, mulai sekarang abang akan antar jemput kamu," dengan begitu aku dapat melihat langsung, lanjut Varent dalam hati.
Varent merangkul Senja dan berjalan ke kelas Senja. Saat berada di depan kelas, Varent melakukan hal yang membuat semua murid terkejut. Varent mengecup pipi kanan Senja sebelum pergi, hal ini sukses membuat Senja terdiam.
"ABANG!!" jerit kesal Senja. Dirinya masuk ke dalam dengan perasaan malu dan kesal yang mencampur.
"Baik, mari kita mulai pelajarannya!" ucap guru yang baru saja masuk.
"Dari mana aja lo?" tanya Athaya melihat Varent baru saja masuk dengan wajah mengerikan, yaiti senyum.
"Kam lo bisa liat sendiri tadi gue nyamperin siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...