37-Diskusi

1.9K 113 2
                                    

Tangan Aezar terus memegang erat tubuh Senja yang berontak. Ia menulikan telinganya saat Senja mulai semakin histeris.

"KENAPA?"

"JAWAB!! LEPAS!!" rancau Senja tidak jelas.

Tidak sengaja salah satu pembantu mendengar Nona teriak, ia masuk dan melihat Aezar kuwalahan. Dia pun berinisiatif mengambil sebuah suntikan penenang yang sudah disediakan.

"Kenapa?" ucap lemah Senja hingga matanya perlahan menutup.

"Terima kasih, Bik," ucap tulus Aezar setelah membaringkan Senja.

"Bik, saya minta tolong setengah jam lagi Bibik cek keadaan Senja. Saya mau ke kamar Daddy dulu," ucap Aezar

Aezar pun melangkahkan kakinya menuju kamar Abi. Saat masuk ia melihat Abi sedang tertidur nyenyak.

Dia pun duduk di sofa sembari melihat email masuk dari ponselnya. Tak sadar ia sudah berada di sini hampir dua jam.

Aezar meregangkan badannya sebelum beranjak ke kamar Senja untuk melihat keadaanya.

Saat akan masuk dia bertemu pembantu tadi. "Gimana, Bik?"

"Non Senja, belum sadar, Den."

"Tidak apa-apa, Bik tolong siapkan makan malam!"

Pembantu itu mengangguk dan pamit undur diri. Aezar kembali melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam kamar Senja.

Ia melihat Senja yang masih damai dalam mimpinya hingga suara telepon masuk menganggunya.

"Hallo?"

"Bang!"

"Ada apa, Rent? apa terjadi sesuatu?"

"Nggak, gue mau bilanh kalau nanti malam bakal ke sana."

"Baik, malam ini juga ada yang ingin saya sampaikan."

Tut ... tut ....

Sedangkan Abi baru saja terbangun dari tidurnya. Ia menatap atap sejenak sebelum bangun dan berjalan menuju kanar mandi.

Setelah segar ia keluar kamar menuju ruang makan. "Selamat malam, Tuan. Makan malamnya hampir siap!" Abi hanya mengangguk kecil.

Tak berselang lama Aezar turun berjalan menuju ruang makan dan melihat Abi yang sudah duduk.

"Gimana perasaan Daddy?" tanya Aezar.

"Sudah lebih baik, setelah makan mungkin kita bisa bicarakan hal yang ingin kamu katakan," sahut Abi.

Aezar mengangguk seraya menerima nampan berisi makanan untuk Senja.

"Daddy, makan dulu. Aezar mau bawa ini ke atas!"

Abi hanya menatap diam putranya yang berjalan menjauh darinya. Fokusnya teralihkan saat makanannya sudah berada di atas meja makan. Abi menyantap dengan tenang sembari menunggu Aezar kembali.

15 menit kemdian ...

Aezar turun dengan nampan kosong dan membawanya ke dapur. Ternyata Abi sudah menyelesaikan makannya.

Setelah memberikan nampan pada pembantu ia duduk di meja makan dan memakan makam malamnya dengan tenang.

Tanpa kata keduanya berjalan menuju ruang kerja yan berada di rumah ini. Mereke duduk di sofa yang ada.

"Permisi!!"

"Masuk!!"

Pemilik suara pun masuk. "Gimana keadaan Daddy, sekarang?"

"Sudah lebih baik, Rent. Oh iya kondisi rumah masih aman?"

"Masih," jawab Varent.

"Baik akan saya mulai. Daddy masih ingat dengan perkataan Daddy soal kemungkinan itu?" Abi mengangguk.

"Saya ingin mendengarnya sekarang. Karena untuk kehidupan ke depannya adalah hasil dari keputusan Daddy sekarang."

"Apakah Daddy memilih menyerah atau berjuang?" Abi masih diam dan mendengarkan setiap kata yang terlontar dari mulut Aezar.

"Daddy, sudah memikirkan hal ini dan Daddy sudah bertekat membawa Senja ke mansion. Daddy tahu itu bukan hal mudah. Apalagi Leta atau mungkin Dena tidak menyetujui hal ini," ucap Abi tegas.

"Jadi, Daddy menerima apapun resikonya? termasuk Senja menerima luka kembali?" ucap Aezar telak.

Varent diam dan terus memperhatikan. "Bukankah mencapai kebahagiaan itu nggak mudah?" celetuk Varent.

"Untuk mencapai kebahagiaan kita harus merasakan sakit akan luka, bukan. Jadi, Daddy tidak perlu ragu, Varent dan Bang Aezar akan terus jaga Senja. Lagipula dia adik kita kan?" jelas panjang Varent membuat Abi tertegun.

"Ini sudah keputusan final, Daddy?" ucap Aezar meyakinkan Abi yang disambut anggukan tegas.

"Baiklah nanti Aezar akan urus surat pengambilan hak asuh pada Daddy dan lainnya."

Merasa semua sudah beres Varent meminta izin untuk melihat keadaan Senja.

"Jangan berisik ya!" peringat Aezar.

Varent sudah berada di kamar Senja dan melihat Senja yang sudah membuka matanya. Hanya menatap langit-langit atap rumah.


















Maaf masih pendek, hpnya masih ngambek.

Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.


Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?" tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇




ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang